SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gadisku!
Alfaro pun lantas mengikuti syafira dari belakang karna ia hendak minum kopi buatan syafira dan sarapan terlebih dahulu di caffe tersebut.
Syafira tak menyadari itu karna ia sangat terburu buru dan langsung berjalan ke arah ruangan belakang untuk berganti pakaian dan mulai bekerja.
Sesampainya di dalam caffe alfaro duduk di salah satu meja yang berada di pojok dekat dengan jendela. Tak lama seorang pelayan pria caffe menghampirinya .
"Permisi tuan muda, ada yang bisa saya bantu.?" ucap pelayanan pria tersebut.
"Hmm, ternyata kau kerja di sini juga" ucap alfaro setelah menoleh ke arah pelayanan tersebut.
"Bener tuan muda, saya hanya menutupi identitas saya sebagai mata mata Anda" ucap pelayan tersebut. Dia adalah Rian seorang mata-mata terbaik alfaro dan dia juga salah satu anak buah alfaro yang paling di percaya alfaro.
"Ya, itu bagus, mungkin sekarang ada tugas baru untukmu di disini" ucap alfaro.
"Tugas apa tuan muda? " ucap rian merasa penasaran.
"Nanti malam kan ku jelaskan di markas tugasmu." Ucap Alfaro menjelaskan.
"Baik tuan muda." Ucap Rian pasrah.
"Ya sudah sekarang kau panggilkan Syafira untuk ku" perintah Alfaro.
" Baik tuan muda" ucap Rian dan bergegas meninggalkan Alfaro untuk memanggil Syafira.
Sesampainya di ruang belakang, Rian meminta bantuan kepada raniya yang tengah sibuk untuk memanggilkan Syafira yang berada di ruang ganti,karena ruang ganti pria dan wanita di pisahkan jadi hanya karyawan wanita yang boleh masuk ke dalam ruang ganti wanita,maka dari itu Rian meminta bantuan kepada raniya.
Raniya yang mengetahui bahwa Alfaro mencari Syafira langsung bergegas menemuinya dan mengenyampingkan kesibukannya terlebih dulu.
"Sya ada tamu terhormat yang mau di layani sama lu" ucap raniya setelah bertemu dengan Syafira di ruang ganti.
"Siapa sih tam—" ucap Syafira yang merasa penasaran terpotong.
"Yaudah gua cuma nyampein itu aja,gua buru buru nih masih banyak kerjaan bai bai.” potong raniya dan bergegas meninggal Syafira untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Syafira pun tak mau ambil pusing dan bergegas menemui tamu terhormat yang di maksud, dia akan mencari tahu sendiri nanti siapa tamu terhormat tersebut.
Syafira pun langsung bergegas menemui tamu yang di maksud setelah Rian memberi tahu meja yang di duduki orang tersebut. Namun sesampainya di sana Syafira kembali di buat melongo karena lagi lagi Alfaro lah yang berada di sana.
" Kak Al?" Ucap Syafira merasa sedikit terkejut karena masih teringat kejadian tadi di dalam mobil.
Alfaro yang mendengar suara Safira tepat berada di belakangnya langsung membalikan badannya dan tersenyum tipis ke arah Syafira.
"Hmm, kenapa kamu ninggalin aku begitu aja,apa kamu lupa harus nyiapin apa buat aku" ucap Alfaro sambil tersenyum tipis.
"Hmm?," jawab Syafira sambil mengangkat sebelah alisnya merasa bingung.
"Kamu harus siapin aku sencangkir kopi sama sarapan buatku pagi ini" ucap Alfaro menjelaskan dengan senyum dan sebelah alis naik turun.
"Ish iya iya, sarapannya mau apa hmm?" Ucap Syafira sambil memutar bola matanya malas.
"Apa aja yang kamu siapin buat aku,aku pasti akan nemikmatinya." Ucap Alfaro dengan senyum tipis di wajahnya.
"Yasudah tunggu dulu sebentar,dan satu lagi,kakak harus jelasin sesuatu sama aku." Ucap Syafira sambil menunjuk dan meyipitkan matanya ke arah Alfaro.
Sedangkan Alfaro hanya tersenyum geli melihat tatapan Syafira yang menurutnya terkesan menggemaskan itu.
Tak butuh waktu lama untuk Syafira menyiapkan secangkir kopi dan sandwich untuk sarapan Alfaro tak lupa dia membawa segelas air putih untuk Alfaro juga, walaupun Alfaro tak memintanya tapi dia berinisiatif sendiri.
Syafira pun langsung pergi mengantarkan sarapan pagi untuk Alfaro.
"Ini sarapan paginya tuan menyebalkan" ucap Syafira setelah sampai di meja Alfaro dan meletakan secangkir kopi dan sandwich di hadapan Alfaro di susul dengan segelas air putih.
"Terimakasih nona pencuri" ucap Alfaro sambil tersenyum ke arah Syafira.
"Haish... siapa yang mencuri hah?" Ucap Syafira dengan tatapan tajamnya. Namun menurut Alfaro itu menggemaskan.
"Kamu lah," ucap Alfaro enteng sambil mengambil sandwich di hadapnya.
"Aku? Emang aku mencuri apa?" Ucap Syafira yang tak terima di panggil pencuri.
"Ya kamu, kamu sudah curi curi padaku dan kamu tertangkap basah olehku" ucap Alfaro dengan entengnya dan terus memakan sandwich ditangannya tanpa menoleh ke arah Syafira.
Sedangkan Syafira hanya bisa tersenyum kikuk mendengar jawaban Alfaro dan kembali dia teringat saat di dalam mobil tadi, seketika membuat wajah Syafira kembali hampir memerah.
"Ish udah gak usah bahas itu lagi, sekarang jelasin kenapa semua karyawan disini memanggil kakak tamu terhormat?" Ucap Syafira mengalihkan pembicaraan dan kembali menanyakan hal yang mengganjal di hatinya.
"Emm... emang harus yah..?" Ucap Alfaro malah balik bertanya.
"Ish harus tau!" Ucap Syafira yang sudah mulai kesal.
"Yaudah, sekarang kamu duduk dulu di sini" ucap Alfaro sambil menunjuk kursi yang di sampingnya.
"Mohon maaf tuan menyebalkan, tapi tidak pantas seorang pelayan duduk di samping tamu seperti tuan." Ucap Syafira menolak permintaan Alfaro dengan lembut.
"Yasudah kalo gak mau tau" ucap Alfaro sambil mengeluarkan sebatang rokok di hadapannya lalu dia membakar dan menghisapnya.
"Ish yaudah iya" ucap Syafira sedikit kesal dan pasrah mengikuti keinginan Alfaro karena dia tak mau terus terusan merasa penasaran.
Setelah Syafira duduk di kursi yang ada di sampingnya Alfaro, Alfaro pun langsung meminta salah satu pelayan untuk memanggilkan Rey untuknya.
"Lah kok kak Al malah manggil pak Rey sih? " Ucap Syafira merasa semakin bingung.
"Biar lebih jelas" ujar Alfaro singkat .
Tak lama Rey datang menghampiri mereka.
"Ada apa tuan muda, apa ada yang bisa sya bantu." Ucap Rey yang sudah berdiri di samping Alfaro .
"Ini gadisku penasaran denganku, dia ingin tau tentangku di caffe ini" ucap Alfaro datar, sedangkan Syafira hanya membulatkan mata coklatnya terkejut tak menyangka,bukan karena ucapan Rey yang memanggil Alfaro dengan sebutan tuan muda melainkan dengan ucapan Alfaro yang memanggil dirinya dengan sebutan 'gadisku'.
Setelah itu Rey pun menjelaskan semuanya kepada Syafira yang masih melongo tak percaya sekaligus terkejut dengan kebenaran yang sesungguhnya.
Setalah menjelaskan semuanya Rey pun bergegas kembali ke ruangannya setelah Alfaro mempersilahkannya. Sedangkan Syafira langsung menatap Alfaro dengan mata bulat dan ekspresi terkejutnya.
"Jadi kak–eh tuan adalah pemilik caffe besar ini" ucap Syafira sedikit canggung. Alfaro yang melihat itu terkekeh kecil saat melihat ekspresi dan tingkah Syafira.
"Kenapa tiba-tiba kamu memanggilku dengan tuan hmm?" Ucap Alfaro menatap mata Syafira yang menurutnya sangat indah.
Syafira yang mendapati dirinya tengah di tatap oleh Alfaro langsung menundukkan kepalanya merasa malu.
"Kan tuan pemilik caffe ini, jadi saya harus manggil tuan dong" ucap Syafira sambil menunduk.
"Tapi aku gak mau kamu memanggilku dengan sebutan tuan.... gimana dong." Ucap Alfaro tak mau di panggil tuan oleh Syafira.
"Yasudah aku akan tetep manggil kakak,tapi kenapa tadi kak Al panggil aku dengan gadisku hah?" Ucap Syafira sambil memicingkan mata coklatnya kearan Alfaro.
"Ya karena kamu akan jadi gadisku dan selalu jadi gadisku" ucap Alfaro sambil tersenyum menatap Syafira.
Syafira yang mendengar pernyataan Alfaro pun langsung membulatkan matanya lebar dan semakin menundukkan wajahnya karan merasa malu.
"Tapi aku gak mau wlek" ucap Syafira sambil menjulurkan lidahnya, setelah kembali menetralkan wajahnya dan berlari menjauhi Alfaro.
"Hey tapi aku tidak menerima penolakan yah, awas aja kamu! ” ucap Alfaro sedikit teriak sambil tersenyum menatap kepergian Syafira. Keadaan caffe yang masih sepi karena baru buka pun membuat Alfaro merasa bebas mengekspresikan wajahnya di tempat umum , walaupun ada beberapa Karyaman yang melihatnya tapi dia tak memperhatikan itu.