NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:486
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Sea melangkah masuk ke perpustakaan, berharap menemukan ketenangan di antara rak-rak buku. Namun, pikirannya tetap dipenuhi oleh Aldo.

Sikap pria itu semakin aneh. Kadang dingin, kadang perhatian, lalu kembali menjadi sosok yang sulit ditebak. Apa yang sebenarnya ia inginkan?

Sea menghela napas panjang dan berjalan menuju sudut perpustakaan yang sepi. Ia menarik sebuah buku secara acak, lalu duduk di kursi dekat jendela. Tapi bukannya membaca, ia malah melamun.

“Sea?”

Sebuah suara familiar membuatnya menoleh.

Riko.

Laki-laki itu berdiri di hadapannya, membawa beberapa buku di tangannya. Senyum hangat menghiasi wajahnya.

“Kamu suka datang ke perpustakaan juga?” tanya Riko sambil duduk di kursi di depannya.

Sea tersenyum kecil. “Aku butuh tempat tenang.”

Riko menatapnya lekat. “Sea, aku masih ingat caramu bicara kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Mau cerita?”

Sea terdiam. Ia ragu.

Riko masih sama seperti dulu—seseorang yang selalu membuatnya nyaman. Tapi situasinya kini berbeda.

“Aku…” Sea menelan ludah. “Aku hanya bingung dengan banyak hal.”

Riko mengangguk seakan mengerti. “Kalau kamu butuh seseorang untuk mendengarkan, aku selalu ada.”

Sea menatapnya sejenak. “Terima kasih, Riko.”

Mereka berbincang cukup lama, membicarakan banyak hal, mulai dari masa lalu hingga hal-hal kecil yang tidak penting. Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu terakhir, Sea merasa sedikit lebih ringan.

Namun, rasa nyaman itu buyar ketika ia melihat sosok Aldo berdiri di luar perpustakaan, menatapnya dari balik kaca jendela.

Tatapan pria itu tajam, seperti badai yang siap menghancurkan.

***

Sea masuk ke dalam mobil dengan perasaan tidak enak. Aldo diam sepanjang perjalanan.

“Aldo…” Sea akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.

“Teman lamamu?” Aldo bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

Sea menelan ludah. “Ya.”

Aldo mencibir. “Kelihatannya kalian cukup akrab.”

“Dia memang teman baikku sejak dulu.”

Aldo tidak menjawab. Suasana menjadi semakin dingin.

“Kenapa kamu bersikap seperti ini?” tanya Sea akhirnya.

Aldo menghentikan mobil di lampu merah, lalu menoleh padanya. Tatapan matanya begitu dalam dan tajam.

“Kamu istriku, Sea,” ucapnya pelan, tetapi penuh tekanan. “Dan aku tidak suka melihat istriku terlalu dekat dengan pria lain.”

Sea terkejut. “Pernikahan kita hanya kontrak, Aldo. Kamu tidak berhak mengatur hidupku.”

Aldo tersenyum tipis, tetapi senyumnya terasa berbahaya. “Kontrak atau tidak, aku tetap suamimu.”

Sea merasa napasnya tertahan. Ada sesuatu dalam cara Aldo mengatakannya yang membuat dadanya bergetar hebat.

Mobil kembali melaju, meninggalkan keheningan yang menggantung di antara mereka.

BAB 24 – API KECEMBURUAN

Sea menatap punggung Aldo saat pria itu membuka pintu apartemen dengan gerakan kasar.

"Masuk," perintahnya singkat.

Sea melangkah masuk dengan hati-hati, merasa ada badai yang siap meledak kapan saja. Begitu pintu tertutup, Aldo langsung melempar kunci mobilnya ke meja dan berbalik menatap Sea.

“Kamu semakin berani sekarang, ya?” suaranya terdengar dingin.

Sea mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”

Aldo melangkah mendekat. “Kamu menghindariku, tapi dengan pria itu kamu bisa tertawa dan berbicara tanpa beban.”

Sea menghela napas, mencoba tetap tenang. “Riko hanya teman lama. Kamu tidak perlu bersikap seperti ini.”

Aldo terkekeh, tetapi tidak ada kebahagiaan dalam suaranya. “Teman lama? Aku tidak bodoh, Sea. Aku melihat bagaimana dia memandangmu.”

“Dan kalaupun benar? Itu bukan urusanmu,” balas Sea, mulai kesal. “Aku tidak melakukan sesuatu yang salah.”

Aldo mendekat lebih jauh, membuat Sea mundur hingga punggungnya menyentuh dinding. Jarak mereka begitu dekat sekarang.

“Sea,” suaranya lebih dalam dan berat. “Aku mungkin mengatakan pernikahan ini hanyalah formalitas, tapi aku tidak akan membiarkan siapa pun mengusik apa yang sudah menjadi milikku.”

Sea menegang. “Aku bukan milikmu, Aldo.”

Mata Aldo semakin gelap, ekspresinya sulit ditebak. Ia mengangkat tangannya, menyentuh dagu Sea dengan lembut, tetapi ada ketegangan yang jelas terasa.

“Kamu istriku,” katanya pelan, tetapi penuh penekanan. “Dan aku tidak suka berbagi.”

Jantung Sea berdebar keras. Ia bisa merasakan ketulusan dalam kata-kata Aldo, tetapi juga bahaya. Aldo adalah seseorang yang tidak suka kehilangan kontrol.

Sea mengalihkan wajahnya, melepaskan diri dari sentuhan Aldo. “Aku lelah, aku mau tidur.”

Aldo menatapnya lama sebelum akhirnya mundur. “Baik. Tidurlah.”

Sea segera melangkah pergi, tetapi ia tahu ini belum selesai.

Aldo mulai cemburu. Dan itu artinya, masalah baru akan segera datang.

***

Sea mengunci diri di kamar begitu ia melangkah masuk. Tangannya masih gemetar sedikit, bukan karena takut, tetapi lebih kepada kebingungan yang bercampur dengan emosi lain yang sulit ia jelaskan.

Aldo cemburu. Itu jelas.

Tapi kenapa? Bukankah sejak awal mereka sepakat bahwa pernikahan ini hanyalah formalitas?

Sea membenamkan wajahnya ke bantal, mencoba menenangkan pikirannya. Ia ingin meyakinkan dirinya bahwa perasaan Aldo hanyalah sebatas rasa kepemilikan, bukan sesuatu yang lebih dari itu. Tapi...

"Sea."

Suara berat Aldo terdengar dari balik pintu. Sea menegang.

"Aku tidak akan memaksa, tapi kita harus bicara," lanjutnya.

Sea menghela napas, bangkit perlahan, dan membuka pintu. Aldo berdiri di sana dengan ekspresi yang lebih tenang, meski masih terlihat ada kilatan emosional di matanya.

"Ada apa?" tanya Sea, mencoba menjaga nada suaranya tetap netral.

Aldo mengamati wajahnya beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Besok aku akan mengajakmu ke acara makan malam dengan keluargaku."

Sea terkejut. "Apa?"

"Ayahku ingin bertemu denganmu. Mereka sudah lama menunggu."

Sea menelan ludah. Sejak menikah, ia memang belum pernah bertemu keluarga Aldo secara langsung.

"Apa aku harus datang?" tanyanya pelan.

Aldo menyandarkan bahu ke dinding. "Kamu istriku, Sea. Mereka ingin mengenalmu. Aku tidak bisa menolak permintaan ini."

Sea menggigit bibirnya, mencoba mencari alasan untuk menghindar. Tapi tatapan Aldo terlalu tajam untuk dibantah.

"Baiklah," ucapnya akhirnya.

Aldo menatapnya sesaat sebelum berkata, "Dan satu hal lagi."

Sea mengangkat alis. "Apa?"

Aldo mendekat sedikit, cukup dekat hingga Sea bisa merasakan kehangatan tubuhnya.

"Jangan temui pria itu lagi."

Sea mengepalkan tangannya, menatap Aldo dengan pandangan tajam. "Kamu tidak bisa mengatur hidupku."

Aldo tersenyum kecil, tapi ada ketegangan di balik ekspresinya. "Aku tidak mengatur, aku hanya memperingatkan. Aku tidak suka berbagi, Sea."

Sea terdiam. Jantungnya berdebar lebih cepat.

Batasan di antara mereka semakin kabur.

Dan ia tidak tahu apakah itu sesuatu yang seharusnya ia takuti—atau ia inginkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!