NovelToon NovelToon
Melawan Takdir: Dari Mortal Menuju Primordial

Melawan Takdir: Dari Mortal Menuju Primordial

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:25.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tian Xuan

Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.

Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Perjalanan ke Hutan Malapetaka

Setelah meninggalkan reruntuhan, Xiao Tian dan Yan Mei berjalan menuju kota terdekat. Langit berwarna jingga saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Kota ini, yang dikenal sebagai Kota Langit Senja, adalah pusat perdagangan yang cukup ramai. Bangunan-bangunan kuno berdiri megah, lampion-lampion tergantung di sepanjang jalan, dan suara tawa serta percakapan memenuhi udara.

Begitu mereka memasuki kota, tatapan orang-orang segera tertuju pada mereka.

Tidak hanya karena aura Xiao Tian yang misterius dan berwibawa, tetapi juga karena Yan Mei yang luar biasa cantik.

Wanita itu mengenakan pakaian yang cukup terbuka, menampilkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Kulitnya putih mulus, dan setiap gerakannya memancarkan pesona alami yang sulit untuk diabaikan.

Para pria yang berada di sekitar jalan segera tertarik.

"Lihat wanita itu... siapa dia?"

"Sungguh menawan... Aku harus mencoba mengajaknya minum!"

Beberapa pria mendekat, namun tatapan tajam dari Xiao Tian membuat mereka mundur dengan keringat dingin.

"T-Tunggu... Pria di sampingnya... dia tampak berbahaya."

Mereka merasakan aura mengerikan dari Xiao Tian dan memilih untuk tidak mencari masalah.

Tanpa memperdulikan mereka, Xiao Tian dan Yan Mei berjalan menuju sebuah kedai yang cukup terkenal di kota, Paviliun Angin Senja.

Begitu masuk, aroma anggur memenuhi udara. Tempat ini dipenuhi oleh berbagai kelompok—pedagang, petualang, bahkan beberapa murid sekte yang berbincang-bincang tentang kejadian terbaru di dunia.

Xiao Tian dan Yan Mei mengambil tempat duduk di sudut, dan seorang pelayan segera menghampiri mereka.

"Apa yang ingin kalian pesan, Tuan dan Nona?"

Xiao Tian hanya melambaikan tangannya. "Anggur dan beberapa hidangan ringan."

Pelayan itu mengangguk sebelum pergi.

Sementara itu, tatapan beberapa pria di dalam kedai tertuju pada Yan Mei.

Seorang pria berotot besar dengan pakaian hitam berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati mereka dengan senyum menyeringai.

"Hei, Nona manis... Kenapa kau bersama pria seperti ini? Bagaimana kalau kau duduk bersamaku dan teman-temanku?" katanya dengan suara lantang.

Yan Mei melirik pria itu dengan ekspresi datar. "Pergi."

Pria itu sedikit terkejut, lalu tertawa. "Hahaha! Sungguh dingin! Tapi aku suka wanita yang seperti ini."

Dia mengulurkan tangannya, mencoba meraih tangan Yan Mei.

Namun—

"Kyaaa!!"

Tiba-tiba, pria itu berteriak kesakitan. Tangannya menghitam dan membusuk dalam sekejap!

Dia terjatuh ke lantai, wajahnya dipenuhi ketakutan. "A-Apa ini?! Tanganku!!"

Xiao Tian menatapnya dingin. "Aku tidak suka jika orang lain menyentuh milikku."

Suasana di kedai langsung hening.

Semua orang merasakan hawa dingin yang menusuk dari sosok pria berjubah putih keemasan itu.

Tak seorang pun berani berbicara.

Pria berotot itu menggigit bibirnya, lalu berlari keluar dengan ekspresi panik.

Yan Mei tersenyum kecil. "Tuanku, kau tidak perlu repot-repot turun tangan untuk hal seperti ini."

Xiao Tian hanya mengambil cangkir anggur dan menyesapnya perlahan. "Aku hanya tidak suka melihat serangga berisik."

Setelah insiden kecil itu, mereka mulai fokus pada tujuan mereka—mencari informasi tentang Batu Dewa.

Mereka mendengar beberapa percakapan dari meja lain.

"Kudengar Batu Dewa telah ditemukan di dalam Hutan Malapetaka. Namun, tidak ada yang berani mengambilnya karena tempat itu dipenuhi oleh makhluk buas dan formasi kuno yang mematikan."

"Benarkah? Bukankah Hutan Malapetaka itu tempat di mana banyak ahli besar menghilang?"

"Ya... Bahkan sekte besar pun enggan mengirim murid-murid mereka ke sana."

Xiao Tian tersenyum tipis. "Menarik."

Yan Mei menatapnya. "Tuanku, apakah kita akan pergi ke sana?"

Xiao Tian berdiri. "Tentu saja. Kita akan segera berangkat."

Mereka meninggalkan kedai tanpa berkata apa-apa lagi.

 

Beberapa jam kemudian—

Xiao Tian dan Yan Mei telah sampai di sebuah tebing tinggi yang menghadap Hutan Malapetaka.

Dari atas sini, mereka bisa melihat pemandangan hutan yang luas dan mencekam. Pepohonan raksasa menjulang tinggi, dan kabut tebal menyelimuti tanah. Terkadang, raungan makhluk buas terdengar dari kejauhan.

Yan Mei sedikit menggigil. "Aku mendengar bahwa tempat ini telah menelan ratusan nyawa ahli. Apakah kita benar-benar akan masuk?"

Xiao Tian menyilangkan tangannya. "Kita tidak akan masuk secara langsung."

Yan Mei menatapnya bingung. "Lalu?"

Xiao Tian menatap ke bawah dengan mata tajam. "Kita akan menunggu... dan mengamati dari sini."

Sambil berdiri di atas tebing, Xiao Tian memantau pergerakan orang-orang di bawah yang juga mengincar Batu Dewa.

Dia tahu bahwa tempat berbahaya seperti ini akan menarik banyak pihak.

"Mari kita lihat siapa saja yang akan masuk ke dalam perangkap ini..." katanya sambil tersenyum dingin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!