Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 : Perpisahan
Setelah selesai makan malam Sera tak langsung masuk ke apartemennya. Dia memilih mengekori Aland untuk masuk ke dalam apartemen sang tunangan.
“Tumben banget? Udah malam ini..” ucap Aland
“Aku ingin bicara serius denganmu.” Jawab Sera langsung masuk sesaat Aland membukakan pintu untuknya.
Sera lalu duduk di sofa sambil melepaskan high heels miliknya. Aland yang melihat itu segera mengambilkan segelas air putih.
“Capek ya pake sepatunya?” Tanya Aland duduk disamping Sera.
Malam ini Sera terlihat sangat cantik. Ditambah lagi dengan dress yang membentuk tubuhnya. Ditambah Kaki jenjang milik Sera terpampang nyata didekatnya. Insting kelelakiannya cukup goyah.
‘Sabar Al.. belum saah..’ batinnya.
“Lalu apa yang jgnjn kamu bicarakan?” tanya Aland yang langsung to do point karena terlihat sepertinya Sera kelelahan.
“Aku dipindah tugaskan ke Perbatasan di Kalimantan selama 6 bulan. Keberangkatannya minggu depan.” Ucap Sera menatap Aland serius dan ingin melihat reaksi tunangannya itu.
Aland memandang wajah Sera bertanya, “Lalu?”
“Aku meminta pendapatmu. Apakah aku harus pergi?”
“Apa pilihannya?”
“Pensiun dini atau ke kalimantan..” jawab Sera
“Haruskah aku menjawabnya? Bukankah kamu sudah tau apa keinginanku?”
“Baiklah. Aku paham.”
Sera bangkit sambil menenteng tasnya. Aland segera menahan Sera.
“Apapun keputusan kamu tentu aku akan mendukung. Kalau memang perlu aku akan temani kamu selama disana.” Aland menggenggam tangan Sera yang cukup terkejut mendengar penjelasan Aland.
“Oke. Aku akan pulang. Besok tidak perlu mengantarku. Akan aku kabari setelahnya.”
Sera pun masuk ke apartemennya sendiri dan terlihat sang mama sudah duduk cantik sambil menonton tv di ruang tamu.
“Mama kira kamu akan menginap di sebelah.” Nadin menatap gemas melihat ekspresi Sera seakan ketahuan berbuat jahat.
“Ya nggaklah ma. Ngapain Sera disana. Kan belum sah..” jawab Sera lalu duduk dan merebahkan kepalanya di pangkuan Nadin.
Ibu dan anak ini hanya memiliki satu sama lain untuk saling menguatkan. Sera memandang wajah Nadin sendu. Yah keputusannya untuk keluar sudah bulat. Sera harus memiliki waktu lebih lama bersama mamanya sebelum dia menikah.
“Ma. Kok mama gak mau nikah lagi ya? Secara kan mama masih cantik kaya lagi.” Ucap Sera.
Nadin menatap anak tunggalnya itu bingung. “Kamu mau punya papa baru?”
Sera pun bangun dan duduk bersila berhadapan dengan mamanya dikursi.
“Ya kalo dia benar benar bisa jagain mama, why not?”
Nadin menatap Sera dan mengelus pipinya lembut. “Mama ingin kamu dahulu yang bisa menemukan pendamping yang bisa menjagamu. Urusan kamu mau papa baru nanti biar si kakek tua itu yang cariin..”
Sera tertawa, “Gitu gitu kan kakek adalah ayahnya mama..”
“oh ya katanya ada yang mau diomongin?”
Sera pun menceritakan semua dari awal dia terkena sanksi hingga hari ini dia akan di pindah tugaskan.
“Ya udah kamu tenang aja kan kakek sama mama ngasih warisan juga ke kamu. Mana calon mantu mama juga tajir tuh.”
“Dan Sera akan banting stir deh bantuin mama di kantor. Hitung hitung berbakti sama orang tua.”
Mereka pun melanjutkan obrolan hingga tengah malam.
*****
Sera masuk ke dalam ruangan komandan dan menyerahkan sebuah surat.
“Sudah saya duga kamu akan menolaknya dan memilih keluar dari karir militer kamu.” Ucap komandan.
Sera dengan sopan menjawab, “Mungkin takdir saya tidak disini komandan.. saya pun akan membantu mama saya di perusahaan.”
“Apa karena kamu juga akan menikah dengan anak ketua MPR?”
Sera tak terlalu terkejut jika komandan mengetahuinya. Karena dunia politik terlalu banyak mulut yang akan menyerbarluaskan berita satu ke telinga orang orang.
“Ini benar keputusan yang saya ambil sendiri komandan. Dan untuk kabar pernikahan kami masih bertunangan. Terima kasih untuk semuanya dan sekali lagi saya pamit undur diri komandan.” Ucap sera sambil hormat terakhir kalinya.
Sera menuju asramanya dimana semua barangnya akan dia siapkan. Tidak ada siapapun karena memang ada tugas yang teman temannya kerjakan.
Saat membuka lokernya Sera terkejut mendapati banyak buket bunga dan suratnya. Pasti dari tim nya. Sera menahan haru dan mulai membereskan barangnya. Semua akan dibacanya daat di rumah nanti.
Tak lama Sera akan menuju mobilnya yang dia bawa pagi tadi. Seseorang memanggilnya.
“Apakah kamu ingin kabur tanpa bertemu dengan rekan tim mu?”
“Sean..”
“Aku sedang mengambil sesuatu dan melihatmu sudah membawa barang barangmu tanpa ada ucapan perpisahan.” Terlihat raut wajah Sean yang sedih.
“Bukankah kalian sedang ada misi?”
“Tentu saja. Aku akan mengabarimu untuk melakukan pesta perpisahan.”
“Tidak perlu.”
“Hanya pesta kecil Sera.”
“Aku akan mengabarimu jika bisa.”
“Baiklah.. kalau begitu jangan sungkan utuk meminta bantuan kami Sera.”
Sera memeluk Sean erat. Bagaimana pun mereka dulu sangat dekat meskipun tak ada rasa lebih dari seorang kakak adik. Tapi dengan Sean lah akhirnya Sera bisa masuk ke dalam dunia militer.
*****
Adakah yanh masih.menunggu?"
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.