NovelToon NovelToon
Brondong Gila,Bulan

Brondong Gila,Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Playboy / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:46.7k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Sang Dewi Nemesis Hukum Nolite, yang jutek harus berkelahi dengan berondong teknik yang Playboy itu. Iyuuuuh .. nggak banget!!!!!


Tapi bagaimana kalau takdir berkata lain, pertemuan dan kebersamaan keduanya yag seolah sengaja di atur oleh semesta.

"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.

Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jadi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memasang ajah polos dengn mata berkedip imut.

"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan nggak mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berebut restu

"Kak Willi?"

"Luga?"

"Kak willi ngapain ke sini?"

"Lo ngapain di sini?"

keduanya bertanya bersamaan dengan wajah yang sama-sama bingung.

"Lha lo berdua udah saling kenal? Dunia sempit banget ya?" celetuk cakra tak kalah bingung.

William berjalan cepat menghampiri Cakra lalu duduk di samping pemuda itu.

"Lo kenal sama adiknya Luna, Ka?" tanya William yang langsung membuat Cakra menyemburkan minuman isotonik yng baru masuk ke mulutnya.

"Lha cakra kenal sama kak luna?" tanya Luga dengan wajah penasaran.

"Bukan kenal lagi, Luna itu cewek yang yang bikin dia bucin mampus," tukas William.

Mata Luga membeliak lebar tak percaya dengan apa yang baru saja sahabat kakaknya itu katakan.

"Jadi Si Bulan yang sering lu ceritain sama gue itu Kakak gue sendiri Ka, Aluna Reynata? sumpah demi apa!" Luga berdiri menutup mulutnya yang mengganga dengan mata memelotot ia melangkah mundur menjauh dari Cakra dan william.

Cakra masih batuk-batuk sambil mukul-mukul dada, efek dari tersedak barusan. Minuman isotoniknya sekarang membanjiri celana jeans sobek di lutut, tapi dia tidak peduli itu, otaknya udah nge-blank.

Luga? Masih berdiri dengan ekspresi seperti habis liat pocong naik motor. Luga se-shock itu mendengar apa yang william katakan. Dan William hanya bisa menggeleng tak percaya, bagaimana Cakra bisa berteman dengan adik Aluna tapi tidak tahu sama.

"KA—KAKAK LO?! ALUNA KAKAK LO?!" Cakra nunjuk Luga, lalu nunjuk udara entah kenapa.

"IYA! ALUNA REYNATA! KAKAK KANDUNG GUE!" seru Luga sambil memelotot.

"Demi dewa dan soket-soket mobil, hidup gue bercanda banget," gumam Cakra, lemas.

"Selama ini kita berteman, tapi lo bahkan nggak ngasih tau kalau lo saudara kandung Rembulan Cantikku, tega banget lo, Ga. Kita bahkan udah kenal sejak masih embrio tapi lo setega ini sama gue, hiks." Cakra mengusap sudut matanya yang kering keronta.

"Duh najis banget gue kalau sampe punya ipar dramatis kayak lo," tukas Luga sambil mengusap lengan yang tiba-tiba merinding melihat drama Cakra.

William hanya bisa menyandarkan punggung ke sofa dari ban bekas sambil tertawa puas.

"Astaga puas banget gue ketawa!" serunya sambil memegang perut.

"Lo kok bisa nggak tau sih Ka, kalau si Luga ini adeknya Luna, emang lo nggak pernah main ke rumahnya Luga? kalian nggak saling cerita kehidupan gitu?" tanya William yang penasaran setelah puas tertawa.

Cakra dan Luga kompak menggeleng.

"Kita cerita sih tapi ya seputar kita-kita aja, dan dia selalu cerita soal si bulan cantik, bukan Aluna Reynata. ya mana gue tau kalau yang dia suka sampe bela-belain ikut ujian akselerasi pas SMA itu kakak gue. Dan lagi kita juga cuma ketemu pas main basket aja, jadi ya nggak gitu banyak waktu buat cerita," tutur Luga panjang lebar.

"Soalnya kalau gue sebutin nama aslinya pas cerita, takut kalian pada suka sama Kakak cantik," lirih Cakra sambil mempertemukan ujung telunjuknya.

William dan Luga memutar matanya jengah mendengar ucapan Cakra.

"Gue yang lebih sering main ke Flashline, kalau Cakra mah mana pernah ada waktu main ke rumah gue. Dia kan super sibuk," sahut Luga dengan nada jengkel, karena memang Cakra selalu menolak saat Luga mengajaknya mampir ke rumahnya.

Sebenarnya Cakra bukan menolak ajakan Luga, tapi memang dia sibuk di bengkel dan masih harus mengajar bimbel online. Tapi sekarang Cakra menyesal tidak pernah main ke rumah Luga.

"Emang dasar lo aja terlalu fokus sama Luna sampe nggak peka sama sekitar," Kelakar William sambil memukul keras lengan Cakra.

"Sakit, bego! Nih, nih—dengerin dulu!" Cakra berdiri, narik napas, lalu pasang tampang polos ala kucing kehujanan.

"Luga... Lo sahabat gue dari zaman dinosaurus masih pakai sandal swallow sampe jadi fosil. Lo udah kayak adik gue sendiri...—eh salah, lo malah adik cewek yang gue cinta sepenih jiwa raga gue."

"Muntah gue, asli," ketus Luga

"Serius, bro! Dengerin gue dong please." Cakra mengatupkan kedua tangan, menatap luga dengan tatapan memohon.

"Restuin gue sama Kakak cantik please!" seru Cakra dramatis, langsung berlutut kayak lamaran.

"Apa-apan si lo, Ka?!" Luga melangkah mundur menatap Cakra dengan jijik, tapi Cakra malah maju dengan berjalan mengunakan lututnya.

"Restuin gue Luga, plwease! Lo bantuin gue deketin Luna! Lo jembatan gue! Mahluk perantara cinta gue! Love Bridge dua mahluk Tuhan yang sedang saling jatuh cinta, hanya saja yang satu lagu ngambek. Jadi kalau lo bantuin gue Tuhan bakal kasih lo pahala gede," rayu Cakra sepenuh hati, persetan dengan harga diri yang penting dia bisa bersatu lagi dengan kesayangannya.

"LO NGERACUN APA SIH KA, SERIUS DEH!" Luga tepok jidat sambil menggeleng.

Kak William nggak tahan lagi. Dia ketawa ngakak sampai hampir jatuh dari sofa.

"Kasih aja restu lo Ga, kalau nggak lo bakal di kejar sampe ke lubang semut juga," celetuk William sambil tertawa.

Luga menghela nafas, meski bukan teman deket banget tapi Luga cukup tahu bagaimana keras kepala Cakra.

"Eh, tapi Ka, gue juga mau restu."

"Restu apaan?" Cakra melotot.

"Gue mau ngedate sama Arumi."

"YAAAAH BELOM SELESAI MASALAH, TAMBAH LAGI!" Cakra menjerit sambil bangun dari jongkok, kayak Power Ranger yang baru transform.

"Ya kan sekalian, momennya udah pas ini. Kita saling meminta restu," ujar William dengan senyum pasta gigi.

"Nggak ada, lo belum lulus tes jadi calon sepupu ipar! Awas aja lo deketin Arumi tanpa restu gue," sarkas Cakra dengan sorot tajam.

"Buset, lo aja ngejar kakaknya Luga, berani-beraninya larang gue ngejar Arumi? Double standard bego!"

"TAPI ARUMI ITU KAYAK ADEK GUE SENDIRI, BRO!"

"Lha Aluna juga sama. GUE JUGA UDAH ANGGAP DIA ADEK GUE SENDIRI!" balas william tidak mau kalah.

"BEDA!"

"SAMA!"

"BEDA!"

"INI KENAPA JADI KALIAN YANG BERTENGKAR,

ALUNA ITU KAKAK GUE!" teriak Naluga tidak percaya dengan dua orang yang umurnya lebih tua tapi kelakuan jauh dibawahnya.

Cakra dan william diam dan saling menandang.

"Ayolah Ka, please restuin gue, pertemukan gue dengan bidadari gue."

Grep

"Apa-apain sih lo, lepasin. Alergi gue di peluk mahluk berbatang!"pekik cakra berusaha melepaskan pelukan William yang sangat erat.

Bukannya melepas sekarang justru wiliam nemplok seperti koala tubuh Cakra.

"Luga, tolong lepasin mahluk ini!"

Luga bukannya menolong tapi malah tertawa dan langsung lompat ikut berduel aneh dengan Cakra, mereka guling-guling di lantai beton lapangan basket sambil saling teriak-teriak tidak jelas.

"OM HAIL TOLONG, ANAK GANTENG OM DIANIAYA!" teriak Cakra dramatis.

"Ada apa?!"

Suara Om Hail nyaut dari jauh wajahnya yang tadi tegang dan panik mendengar teriakan Cakra, seketika mengendur dan ketawa.

"Ada-ada aja kalian ini," ucap Om hail lalu berjalan masuk kembali, tidak berniat sama sekali membantu keponakannya dari dua bekatan itu.

"Cakranya ada Om?" tanya dua orang pemuda yang memakai kaos basket saat Hail sudah sampai di teras bengkelnya.

"Ada di belakang langsung ke sana aja, kalian juga mau ikut gulat sama Cakra kan?"

Rey dan Eric saling menatap bingung. Mereka ke sini untuk main basket bareng bukan mau gulat. Hail tertawa melihat dua pemuda yang kebingungan itu.

"Lupakan, cepet ke belakang gih."

Keduanya mengangguk lalu berjalan ke lapangan basket kecil di belakang bengkel.

1
Lilis Ika
Baru juga william dn willona kluar,,,, eh udh ada lg aja penganggu
selingkuhan cakra
ininyg dibutuhkan cakra.. kehangatan keluarga. untung ayah epan dgn tangan terbuka menerima cakra dlm kekyrganya. btw kalau smp epan tau cakra pernah nyakitin luna gmna nasibnya ya
liska Supriatna
Aku berharap ayah Evan dn ibu Calista merestui hubungan Cakra dn Luna,,, meski Luna msh menolak Cakra setidaknya Cakra sudah mendapatkan restu dari org tua nya Luna
Nesines
iya. pasti mau lah ya di ajakin balik
liska Supriatna
hufhh gereget bgt deh aku rasanya ingin aku triak,,,, siapa LG itu yg dtng ganggu aja 😔😒😩
Didim 😍
Oalah ternyata om Evan toh yang datang kirain siapa. Alhamdulillah Cakra di ajak ikut pulang asama om Evan bareng Aluna juga
Lilis Ika Supriatna
Ya Allah hampir aja Cakra 😔
tp syukurlah ayah Evan memperlakukan Cakra dgn baik.
ini kesempatan buat km Aka... ikut pulng ke rumah nya Luna dn km bisa memanfaatkan waktu sebanyak-banyaknya di rumh Luna nanti
Lilis Ika Supriatna
Haiss siapa LG sih yg dtng 😩😩
knp ssh bgt buat mreka berdua ngobrol serius selalu saja ada gangguan yg dtng,,,,
Didim 😍
haddeh nongol lagi pengganggu. kapan beresnya Luna sama Cakra masalah pertanyaan itu. William Willona pergi nongol yang lain benar benar nyebelin 🙄🙄
Nesines
hadeuh bikin geregetttt ya kannnn mau ngobrol celius kok masih aja ada gangguan nya
selingkuhan cakra
ngakak pas mau serius ada aja yg gangguin mereka...
kapan selesainya masalah mereka 😌😌😌.
ini kakak adek kaya tom jerry aja.
SWIKE BOGEL
semoga dgn kejadian ini luna akan baikan sm aka.
aka di ajak epan pulang kerumah nya, moga2 dpt restu dr epan n caca
Aulia Zahra
ya ampun bnyak banget halangan nya itu siapa lg yg datang
SWIKE BOGEL
susah banget mo ngomong selalu aja ad gangguan, kali siapa lg yg datang
Rajungan biru
sebuah pelukan itu kadang semahal itu ...
..
Rajungan biru
hadew ...
win ryry
wah kayaknya Cakra dapat lampu Hijau nih dari Evan. dan Luna sudah melunakkan hatinya
win ryry
hahahaha ada aja gangguan nya /Facepalm/
siapa nih yang datang
win ryry
Is Is Is Is ..... lagi serius mau denger obrolan Cakra dan Luna eh willona datang ambyar dah
Kodok Kejengkit
begitu hangat itu yg aka rasakan saat di pelak ayah epan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!