NovelToon NovelToon
Regulus

Regulus

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Barat
Popularitas:623
Nilai: 5
Nama Author: Sugito Koganei

Rojak adalah pemuda culun yang selalu menjadi bulan-bulanan akibat dirinya yang begitu lemah, miskin, dan tidak menarik untuk dipandang. Rojak selalu dipermalukan banyak orang.

Suatu hari, ia menemukan sebuah berlian yang menelan diri ke dalam tubuh Rojak. Karena itu, dirinya menjadi manusia berkepala singa berwarna putih karena sebuah penglihatan di masa lalu. Apa hubungannya dengan Rojak? Saksikan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugito Koganei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19 - Berdamai

Melanjutkan kisah sebelumnya, dimana Rojak, Angie, dan Vina mengetahui siapa sebenarnya dalang dibalik semua ini. Dalang itu tak lain adalah Mbah Rukmini yang menyamar menjadi Mbok Yani, Asisten Rumah Tangga dari Vina untuk menemani dirinya di Rumah padahal aslinya untuk semakin dekat dengan gadis itu agar semakin cepat membunuhnya.

“Wusna sangkalus ing wisa!”teriak Rojak yang kemudian berubah menjadi Regulus.

"Kau tidak akan menyentuhnya." ujar Regulus dengan suara dalam yang menggema.

Mbah Rukmini menyeringai.

"Mari kita lihat siapa yang lebih kuat, bocah Regulus."

Angin malam berembus kencang, menerpa dedaunan yang bergetar seakan menyaksikan pertarungan yang terjadi di depan rumah Vina. Regulus berdiri dengan pedang panjangnya yang bersinar dalam kegelapan, matanya menatap tajam ke arah Mbah Rukmini yang berdiri dengan tenang, jubah hitamnya berkibar ditiup angin.

Regulus hanya mengangkat pedangnya, bersiap. Angie berdiri tak jauh darinya, dan membantu Regulus dengan doa tanpa henti selama singa putih itu bertarung melawan Nenek sihir jahat itu. Vina, di sisi lain, hanya bisa menyaksikan dengan ekspresi datar. Ia merasa tak berdaya, tak bisa berbuat apa-apa seperti biasanya. Namun, sesuatu di dalam dirinya berkata lain.

Mbah Rukmini mengangkat tangannya, dan dari telapak tangannya muncul energi hitam yang berputar liar. Regulus berlari ke arahnya, mengayunkan pedangnya dengan kecepatan luar biasa. Dentuman keras terdengar saat sihir kegelapan bertabrakan dengan tebasan pedang Regulus. Percikan energi beterbangan di udara.

"Regulus, hati-hati!" seru Angie, matanya penuh kecemasan.

Namun, perhatian mereka teralihkan ketika Vina tiba-tiba berlari ke arah Mbah Rukmini. Angie berteriak, mencoba menghentikannya, tapi Vina tidak peduli. Ia mengingat apa yang dikatakan Regulus sebelumnya, bahwa kekuatan ada dalam dirinya sendiri. Dengan penuh amarah, ia mengepalkan tangannya dan memukul Mbah Rukmini tanpa peduli akibatnya.

Mbah Rukmini tertawa sinis, mengangkat tangannya untuk menyerang balik. Namun, sebelum ia sempat bergerak, tubuhnya terhuyung ke belakang. Vina menatap tangannya dengan terkejut. Ia tidak menyentuh Mbah Rukmini, tetapi ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya.

"Telekinesisku... kembali?" gumam Vina tak percaya.

Melihat itu, Regulus semakin semangat. Ia mengayunkan pedangnya dengan lebih kuat, menekan Mbah Rukmini. Sang dukun tua menyadari dirinya mulai terpojok. Dengan cepat, ia mengangkat kedua tangannya dan membaca mantra gelap. Dari bayang-bayang pekat, makhluk-makhluk iblis bermunculan, mengerikan dan ganas.

"Kalian akan mati malam ini!" teriak Mbah Rukmini, tertawa keras.

Namun sebelum ia bisa kabur, sesosok bayangan melompat turun dari atas, menghadangnya. Regulus dan Angie membelalakkan mata. Itu adalah Inazukko.

"Kau pikir bisa lari?" tanya Inazukko dengan nada menghina. Matanya bersinar tajam ke arah Mbah Rukmini.

"Kau...!" Mbah Rukmini mendesis marah.

"Aku tidak pernah tunduk padamu." lanjut Mbah Rukmini. Tanpa ragu, ia langsung menyerang. Namun, iblis-iblis yang dipanggil Mbah Rukmini segera menghadang, menciptakan pertempuran sengit.

Regulus melihat ini sebagai kesempatan. Ia menatap Inazukko sejenak dan mengangguk. Keduanya tidak perlu berbicara. Mereka kini adalah rekan untuk sementara. Dengan kekuatan mereka masing-masing, mereka bertarung melawan pasukan iblis itu.

“Terpaksa menjadi rekan ya?”komentar Regulus.

“Diam. Ini hanya karena musuh kita sama, singa rambut api.”Kesal Inazukko.

Pertarungan berlangsung sengit. Pedang Regulus menebas makhluk-makhluk kegelapan itu, sementara Inazukko dengan kecepatan luar biasa melumpuhkan mereka satu per satu. Angie dan Vina, dari kejauhan, menyaksikan dengan cemas.

Akhirnya, setelah pertempuran panjang dan melelahkan, pasukan iblis itu hancur tanpa sisa. Napas Regulus dan Inazukko terengah-engah, tapi mata mereka masih fokus pada satu musuh terakhir—Mbah Rukmini.

Wanita tua itu menggertakkan giginya. Ia tahu dirinya kini benar-benar terpojok.

"Kalian pikir ini sudah berakhir? Aku akan kembali... dan saat itu, kalian semua akan menyesal!" Dengan cepat, ia mengucapkan mantra terakhirnya, tubuhnya perlahan menghilang dalam kabut hitam yang menelan keberadaannya.

Regulus mengayunkan pedangnya ke arah kabut itu, tetapi terlambat. Mbah Rukmini sudah pergi.

"Sial!" umpatnya.

Setelah pertempuran sengit itu, Regulus dan Inazukko berubah menjadi wujud manusia mereka masing-masing.

“Oi, Rizal. Kenapa lu tiba-tiba bantuin gue?”tanya Rojak.

“Bukan urusan lo. ingat, gue tadi bukan mau bantuin lu, Jak.”Kata Rizal.

Tiba-tiba, Angie datang dan mencegahnya.

“Zal! Kamu ini tiba-tiba pergi begitu saja dan sekarang muncul dengan tanda tanya! Maumu apa sih? Sudah nyewa dukun, mau bunuh Rojak, apa mau kamu sih?”tanya Angie.

Rizal tak acuh untuk sekali lagi dan mencoba meninggalkan mereka.

Tiba-tiba, Rizal dihentikan oleh Vina dengan telekinesisnya.

“Tadi gue denger lu ada hubungannya dengan Mbah Rukmini. Apa hubungannya lu dengan dia? Apa lu juga orang suruhan dia juga?”tanya Vina.

“Siapa lu?”tanya Rizal.

“Cih. Pura-pura bego.”

Rojak mencoba menghentikan Vina.

“Vina... Vin. Semua ini ga ada hubungannya dengan lu. Biarkan dia menjelaskan. Gue baru tahu soal ini.”

Mereka pun pindah ke dalam Rumah Vina. Rizal pun kemudian menjelaskan semuanya. Rizal menjelaskan jika Mbah Rukmini adalah Dukun yang diutus untuk menyerang Rojak. Karena dengan bantuan Dukun, dia tidak perlu repot apa lagi mengotori tangannya untuk bertarung sengit dengan Rojak. Akan tetapi, Mbah Rukmini malah menyerang Vina yang tidak ada sangkut pautnya.

“Bagaimana dengan wakusei system?”tanya Rojak.

“Itu bikinan gue dan Ilmuwan gue. Dan pastinya untuk senjata mereka. Tapi sayangnya, Mbah Rukmini malah bertindak sendiri. Bahkan salah satu dari wakusei system ini malah dicuri sama si tua bangka brengsek itu.”kata Rizal.

Rizal melanjutkan kalimatnya di saat Rojak, Angie, dan Vina melihat-lihat alat itu.

“Kayaknya lu masih dendam ya, sama gue? Kejadian di tempat sampah itu yang bikin lu ga masuk selama dua hari. Lu juga, Angie. Gue ga ngirim kabar selama berhari-hari karena sibuk merancang wakusei system bareng ilmuwan dan mencari dukun sakti seperti Mbah Rukmini. Kalau memang begitu, bye. Gue akan habisin dia sendiri.”Kata Rizal kemudian berjalan pergi.

Rizal kemudian akan pergi meninggalkan Rumah Vina.

“Tunggu!”

Tiba-tiba, Rojak menghentikan Rizal.

“Ro-Rojak?”

“Sebaiknya lu bantu gue. Lagi pula, musuh kita sama. Lebih baik kita gencatan senjata. Lu ga akan bisa bertarung sendirian kayak begitu.”Kata Rojak.

Mendengar itu, Angie terkejut mendengar perkataan Rojak.

“Ro-Rojak....”

“Gue tahu lu ga belum bisa maafin dia. Tapi mau ga mau kita harus kerja sama dengan Rizal.”Kata Rojak.

“Bagus. Setelah Nenek peyot itu mati, mari kita lanjutkan pertarungan kita. Gue ga mau pertarungan kita diusik oleh siapa pun, Regulus.”Kata Rizal menatap Rojak menyeringai.

“Terserah lu. Yang penting kita selesaikan ini semua.”

Rizal kemudian beranjak pergi. Tapi, ia menghentikan langkahnya untuk memberi tahu.

“Wakusei system gue tinggalkan disitu bersama dengan mars dan jupiter. Kalau lu mau tahu cara penggunaannya, temui gue. Dan gue akan datang.”Kata Rizal.

Beberapa hari kemudian, Rojak dan Rizal mendatangi Gubuk Mbah Rukmini. Di dalam, Mbah Rukmini sudah mengetahui kedatangan Pendekar singa putih dan Pendekar harimau listrik itu.

“Hahaha... Berdua saja ya? Paling-paling, sebentar lagi, kalian akan mampus!”kata Mbah Rukmini.

Dari jauh, Vina, Poppy, dan Angie memantau mereka dari jauh.

“Semoga kalian berhasil.”Kata Angie.

Mbah Rukmini kemudian memanggil Iblis-Iblisnya dari dunia lain yang keluar dari portal ke dunia manusia. Mereka semua telah siap membunuh Rojak dan Rizal.

“Ayo kita hajar mereka semua. Setelah ini, gue akan hajar lu.”Kata Rizal.

“Kembali ke tujuan awal, Zal.”Kata Rojak.

Setelah berbasa-basi, kini Rojak dan Rizal berubah wujud menjadi wujud mereka masing-masing.

“Wusna sangkalus ing wisa!”teriak mereka berdua.

Setelah berubah, mereka memperkenalkan diri mereka masing-masing.

“Pendekar singa putih yang luar biasa, Regulus!”kata Regulus.

“Pendekar harimau petir, Inazukko!”kata Inazukko.

Mereka pun siap bertarung.

Regulus dan Inazukko, kemudian berlari ke arah mereka begitu pun dengan para iblis yang mendapat perintah untuk menyerang Regulus dan Inazukko.

Bersambung

1
Rizky Muhammad
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
PsychoJuno
Bikin baper. 😢❤️
kath_30
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!