Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19. RENCANA BERHASIL
Di sepanjang perjalanan, di dalam taksi Evi tertawa ngakak menyaksikan pertengkaran suami istri manusia durjana itu, yang telah tega menghancurkan perasaan Tamara sang kakak angkat.
Evi wanita yang diangkat oleh Tamara dari pekerja kebersihan keliling, menjadi bekerja di perusahaan ALC COMPANY menaruh empati kepada Tamara, atas penghianatan suaminya terhadap sang kakak.
Hal itulah yang membuat Evi emosi melihat Alven dan Soraya tertawa di atas penderitaan Tamara, yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Sehingga Ia memutuskan untuk membuat hubungan keduanya menjadi retak.
Terkesan jahat, tapi itulah Evi. Ia ingin membalaskan Bagaimana sakit hati Tamara, "Aku senang melihat kalian bertengkar seperti itu. Ha....ha...ha." tawa Evi di dalam taksi.
"Maaf Nona, kita ke mana ya?" Tanya sopir taksi itu kepada Evi yang saat ini tertawa bahagia.
"Kita ke kantor ALC COMPANY ya, pak." ujar Evi yang dibalas anggukan dari sopir taksi itu.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih sepuluh menit, akhirnya taksi yang ditumpangi Evi tiba di depan kantor ALC COMPANY. Evi turun dengan senyum bahagia masuk ke dalam kantor.
Seperti biasa Evi melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawati di perusahaan ALC COMPANY. Tampak Ia begitu riang mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Januar yang melihat raut wajah bahagia dari Evi mengerutkan keningnya. "Evi kamu pulang-pulang dari makan siang wajah kamu berbinar seperti itu, ada apa?Apakah ada sesuatu yang membuatmu bahagia." tanya Januar penuh selidik.
"Iya Pak Januar, Evi lagi bahagia. menyaksikan pertengkaran manusia durjana karena ulahku." ucap Evi memberitahu kepada Pak Januar yang mampu membuat Pak Januar mengerutkan keningnya, bingung apa maksud perkataan dari Evi.
"Maksud kamu apa sih? Saya benar-benar tidak paham maksud kamu." ucap Januar kepada Evi yang saat ini tersenyum bahagia.
"Nanti juga bapak akan tahu, sekarang aku masih ingin melaksanakan tugas dan tanggung jawabku sebagai karyawati Yang Budiman." sahutnya Sambil tertawa ngakak
membuat Januar semakin penasaran, lalu Januar menarik tangan Evi masuk ke ruang kerjanya.
"Ayo ikut aku, aku masih penasaran Apa yang membuat kamu bahagia dan tertawa lepas seperti ini. Tidak biasanya aku melihat tertawamu sampai seperti ini." Ucap pak Januar yang tidak sabaran mendengar alasan Evi Mengapa tersenyum bahagia.
"Kasih tahu nggak ya? ucap Evi membuat Pak Januar mengeram kesal
"Ayo dong Evi jangan membuatku mati penasaran seperti ini."
Evi lagi-lagi tertawa, membuat pria yang ada di hadapannya semakin kesal terhadapnya.
"Kamu mau aku kasih hukuman bekerja lembur, atau kamu memberitahu Apa alasan di balik tawak lepas mu itu?" ucap Januar sedikit mengancam membuat Evi membulatkan matanya.
"Ups Jangan galak-galak dong Pak Januar, nanti cepat tua. Kasihan belum laku-laku." ucap Evi yang mampu membuat Januar menggelengkan kepala melihat wanita muda yang ada di hadapannya.
"Aku serius Evi, mau lembur atau mau ngasih tahu apa di balik tertawa lepas mu itu?"
"Ups takut." canda Evi sambil menutup mulutnya. Tetapi akhirnya epi pun memberitahu hal yang sebenarnya. Evi memberitahu rencananya dari awal, hingga membuat Soraya dan Alven bertengkar hebat. membuat Januar menggelengkan kepalanya.
"Kamu benar-benar wanita yang sangat licik, tapi sesekali tidak apa-apalah dikasih pelajaran kepada lelaki dan perempuan seperti mereka. Aku juga setuju dengan apa yang kamu lakukan. Aku ingin menyaksikan kehancuran rumah tangga mereka. Aku tidak tega melihat Tamara yang ditinggal begitu saja. Habis manis sepah dibuang." sahut Januar mendukung Apa yang dilakukan Evi.
"Tapi bagaimana jika Alven mengetahui rencana kamu yang sebenarnya?" tanya Januar mengkhawatirkan Evi.
"Pak Januar tenang saja, aku sudah memiliki strategi untuk mengatasinya. Tidak mungkin dong aku menikah dengan lelaki durjana seperti dia. Sedangkan Mbak Tamara wanita salehah, baik, penurut, Bahkan dia rela mengundurkan diri dari jabatannya dari kantor ini, hanya untuk menuruti perintah suaminya saja dia tega menghianati cintanya. Apalagi seperti diriku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan ka Tamara,"
" Sungguh tidak mungkin Aku mau menikah dengan lelaki durjana seperti Pak Alven. Pak Januar ada-ada saja. Lebih baik aku menikah dengan Pak Januar saja dibandingkan Pak Alven." ucap Evi Sambil tertawa ngakak membuat Januar pun langsung mencubit pipi tembem Evi.
"Kamu ini ya, bisa saja bercandanya. Nanti benar-benar aku nikahin kamu baru tahu rasa.
"Ampun DJ! teriak Evi sambil terkekeh mendengar ucapan Januar yang ingin menikahinya. Padahal Evi tadinya hanya bercanda, mengatakan Lebih baik menikah dengan Januar daripada Alven.
Tapi memang benar adanya, lebih Januar lah jauh dibandingkan Alven.
"Sudahlah Pak, nanti pekerjaanku jadi terganggu ujung-ujungnya aku jadi lembur karena terus bicara dengan bapak." ucap Evi sambil meninggalkan Januar begitu saja di ruang kerjanya.
Januar hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita muda itu, yang saat ini benar-benar melaksanakan misinya untuk membalaskan dendam Tamara terhadap Alven dan Soraya. Padahal Tamara sama sekali tidak mengetahui rencana wanita itu.
Ada kebahagiaan tersendiri di hati Evi, saat sudah berhasil membuat pertengkaran antara Soraya dengan Alven. Sore ini rencananya Evi ingin mengunjungi Tamara di rumah yang selama ini ditempatin Tamara bersama Cia. dia sudah tidak sabar ingin menceritakan segalanya.
Evi melirik jarum jam yang ada di pergelangan tangannya, Jam sudah menunjukkan jam Ema sore. Cepat-cepat Evi mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan atasan terhadapnya. Agar setelah jam pulang kerja, ia dapat pulang langsung ke rumah Tamara. Malam ini ia berniat untuk menginap di sana, karena ia sangat merindukan sosok Tamara dan juga Cia.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂