" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Keesokan harinya Neta bekerja seperti biasa, sesampainya di Lobby kantor, setiap karyawan yang berpapasan dengan Neta ada yang memberikan hormat ada juga yang melihat Neta seperti tidak suka.
" Kenapa sih orang-orang hari ini, aneh banget " batin Neta, namun ia tidak terlalu mempedulikan, ia menaiki lift menuju ruangannya.
Di ruangan, Sofia, Indri dan Ramon sudah datang, setelah istirahat hampir satu minggu Ramon sudah kembali bekerja.
" Pagi.. Kak.. Mbak.. Mon.. " Neta menyapa ketiga temannya lalu duduk di kursinya.
" Net.. apa yang kamu lakuin kemaren sama Pak Dika ? " tanya Indri langsung karena tidak sabar.
" Hah.. ? yang dilakuin sama Pak Dika ? " jawab Neta.
" Iya habis ngapain kamu di mobil ?! " susul Sofia.
" Ini jujur ya, aku seminggu gak masuk ketinggalan banget informasi nih " balas Ramon.
" Ramon, nanti aja informasinya, sekarang kita dengar penjelasan dari Neta dulu " Indri ke Ramon.
" Ya Tuhaannn... cobaan apalagi ini ? Hiksss... " Neta menelungkupkan wajah ke tangannya yang ia lipat diatas meja.
Ketiga teman Neta semakin heran mereka bertiga saling berpandangan. Disaat yang bersamaan Bu Angel manager HRD datang, langsung menghampiri meja Neta.
" Neta.. kamu ke ruangan saya sekarang ! " Bu Angel sambil berlalu berjalan ke ruangannya.
" Aduuhhh... pusing pala berbie.. pala berbie.. o..o... " Neta sambil bangun dari duduknya.
" Net, selesai dari Bu Angel, kita masih mau nagih penjelasan kamu " Indri ke Neta.
Neta menghela nafas panjang lalu menjawab " Oke "
Neta berjalan menuju ruangan Bu Angel, Bu Angel sudah menunggu duduk di kursi nya.
" Sini Net, duduk "
" I..iya Bu terima kasih " Neta langsung duduk dengan perasaan yang tidak karuan, ia sudah yakin Bu Angel memanggilnya karena kejadian kemarin.
" Net, langsung aja ya, ada hubungan apa kamu dengan Pak Dika ? " tanya Bu Angel.
Neta masih tertunduk, bukan tanpa alasan ia menunduk karena ia bingung harus menceritakan dari mana.
" Neta, saya sedang berbicara kepada kamu ! " Bu Angel menekankan.
" Hmm.. sa saya Bu.. euhh itu jadi Pak Dika itu.. euhh.. "
" Neta.. tolong jelaskan ke saya, saya atasan kamu, kamu anak buah saya, saya tidak ingin ada yang menjelekkan kamu diluaran sana, tolong jelaskan ke saya ada apa sebenarnya " Bu Angel ke Neta.
Neta menghela nafas, mungkin benar ia harus menjelaskan semuanya ke Bu Angel agar tidak terjadi salah paham dengan kejadian kemarin.
" Hmm.. begini Bu, Pak Dika adalah teman satu sekolah dulu "
" Lalu ? "
" Lalu, setelah lulus sekolah, saya belum pernah bertemu kembali dengan Pak Dika, namun saat itu, saya sempat datang ke kantor telat karena saya kena tilang, disitulah saya bertemu kembali dengan Pak Dika "
" Kamu tahu kalau Pak Dika adalah putra dari Pak Arman ? "tanya Bu Angel.
" Pada awalnya tidak Bu, saat bertemu disini pun, ia tidak mengaku jika ini adalah perusahaan Ayah nya ".
" Hmmm.. Begitu.. lantas apa yang kamu lakukan di dalam mobil kemarin ? " tanya Bu Angel lagi.
" Saya dan Pak Dika tidak melakukan apapun Bu, justru saya meminta Pak Dika untuk turun dari mobil saya "
" Dia menunggumu sampai jam pulang kantor ? " Bu Angel bergumam.
" Mungkin Bu.. "
" Hmm... semoga berita ini tidak sampai ditelinga Pak Arman, kalau pun sampai, tenang saja Net, saya yang berbicara membantu kamu, kamu anak buah saya yang terbaik saat ini Net, tolong untuk jaga sikap kamu kedepannya, kamu sudah dinobatkan sebagai Karyawan terbaik beberapa bulan lalu, jangan karena hal-hal yang belum jelas kamu lakukan reputasi kamu di perusahaan ini menjadi tidak baik, karena dengan sebegitu banyaknya karyawan di perusahaan ini, kemungkinan ada saja yang berniat tidak baik ke kita, ingin bersaing dengan kita, iya kan ? jadi pesan saya tolong jaga sikap kamu, ini di kantor, walaupun kamu sudah berteman dekat dengan Pak Dika, untuk di lingkungan kantor, lebih baik batasi terlebih dahulu, karena biasanya putra mahkota itu selalu banyak yang berminat hehehe" Bu Angel menasehati Neta.
" Terima kasih Bu Angel nasihat nya, insyaallah saya akan mengingat apa nasihat Ibu, terima kasih banyak Bu "
" Oke.. sama-sama silakan kamu kembali ke ruang kerja kamu "
" Baik, Bu permisi " Neta keluar ruangan Bu Angel ada perasaan tenang karena ia kira akan dimarahi oleh Bu Angel, namun ternyata Bu Angel menasihatinya membuat ia sedikit tenang.
Sesaat setelah keluar ruangan Bu Angel, Neta kembali ke kursi kerjanya, Indri, Sofia dan Ramon masih setia menunggu penjelasan Neta.
" Kok masih pada kumpul di meja aku sih ? " tanya Neta.
" Masih mau nunggu penjelasan kamu " Indri ke Neta.
" Sekarang udah masuk jam kerja kantor, kita kerja dulu ceritanya.... kapan-kapan aja ya " Neta tertawa.
" Netaaa..... " Ketiga temannya menyerbu Neta.