NovelToon NovelToon
The CEO’S Saturday Obsession

The CEO’S Saturday Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali / Kekasih misterius
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Diaz, CEO yang menjual bunga dan coklat setiap hari Sabtu. Dia mencari wanita yang cocok dengan sepatu kaca biru milik ibunya. Apa sebenarnya tujuan mencari wanita itu? Memangnya tidak ada wanita lain? Bukankah bagi seorang CEO sangat mudah mencari wanita mana pun yang diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Licik

Bab 34

Suasana di dalam mobil masih diliputi keheningan. Tatapan Lili melemah, hatinya berkecamuk hebat saat melihat kalung kecil yang kini ada di tangannya. Kenangan lama berputar di benaknya—kenangan yang selama ini dia coba lupakan, tapi selalu menemukan jalan untuk kembali.

Dia menatap Diaz yang tersenyum tipis, seolah menunggu sesuatu darinya.

Perlahan, Lili meraih tangan Diaz yang satunya, lalu meletakkan kalung itu di atas telapak tangan pria itu. Dengan lembut, dia menutup tangan Diaz, seolah ingin mengembalikan sesuatu yang seharusnya bukan lagi miliknya.

Diaz mengernyit, matanya menatap dalam ke arah Lili. “Kenapa, Lili?” suaranya lebih lembut dari sebelumnya, penuh kehati-hatian.

Lili menggeleng pelan, air matanya mulai menggenang. “Aku tidak tahu ini saatnya atau bukan… Maafkan aku…” suaranya bergetar, dadanya terasa sesak.

Diaz menarik napas dalam. “Baiklah, aku coba memahami.” Tatapannya sedikit melunak. “Tapi, tolong jujur. Kau adalah Leri, kan?”

Lili menutup matanya sejenak sebelum akhirnya mengangguk perlahan. “Ya, aku Leri.”

Seketika Diaz menariknya ke dalam pelukan. Semua keraguan yang selama ini menghantui pikirannya lenyap begitu saja. Gadis yang selama ini dia cari, teman kecil yang begitu berarti baginya, kini ada di hadapannya.

Diaz tidak tahu berapa lama mereka berada dalam posisi itu, tapi ketika akhirnya melepaskan pelukan, Diaz menangkup wajah Lili dan mengusap air matanya dengan lembut.

“Apa yang menjadi bebanmu? Katakan, Leri.”

Lili hanya menggeleng, matanya masih basah.

Diaz menghela napas. “Baiklah, aku tidak akan memaksa. Tapi, janji padaku, tidak akan bermain drama lagi denganku?”

Lili mengangguk pelan, tapi ekspresinya masih terlihat ragu.

Diaz menggeleng. “Tidak seperti ini. Leriku bukan seperti itu.”

Lili menatapnya bingung. “Maksudmu?”

Diaz tersenyum kecil. Dengan kedua jarinya, dia menyentuh sudut bibir Lili, sedikit menariknya ke atas hingga membentuk sebuah senyuman.

“Nah, ini baru Leriku.”

Lili yang diperlakukan seperti itu mendengkus pelan, lalu menepis tangan Diaz sambil memukulnya ringan di lengan. “Jangan seenaknya menyentuhku.”

Diaz terkekeh. “Ayo kita lanjutkan urusan kita.” Wajahnya terlihat lebih lega sekarang. “Mulai hari ini, aku akan lebih semangat. Demi masa depan kita.”

Lili tertegun. “Masa depan… kita?”

Diaz menoleh sekilas, lalu tersenyum misterius. “Sudah, tidak perlu dibahas.”

Dia melanjutkan perjalanan dengan tatapan lurus ke depan, penuh percaya diri. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, dia merasa yakin akan masa depannya—karena kini, dia tahu bahwa Leri masih ada di sisinya.

###

Sementara itu di sebuah ruang pertemuan eksklusif di lantai tertinggi sebuah gedung megah, dua pria duduk berhadapan. Tuan Gunawan, menyesap teh hangatnya dengan tenang, sementara di depannya duduk pria tua dengan wajah penuh wibawa—Kakek Guru.

“Aku harap kau tidak berubah pikiran soal kerja sama ini, Gunawan,” ujar Kakek Guru dengan nada rendah tapi penuh tekanan.

Tuan Gunawan menaruh cangkirnya dengan perlahan. “Aku tidak pernah main-main dalam bisnis, apalagi jika menyangkut ekspansi lahan dan pengembangan proyek kami.”

“Bagus,” Kakek Guru tersenyum tipis. “Tapi ada satu hal lagi yang harus kita selesaikan. Pertunangan Diaz dan Eriva harus segera diumumkan.”

Tuan Gunawan menghela napas berat. “Anda tahu sendiri anak itu keras kepala. Sejak awal dia menolak perjodohan ini.”

“Dan kau terlalu lembek padanya.” Kakek Guru bersandar ke kursinya. “Kita tidak bisa membiarkan Diaz berbuat sesuka hatinya. Jika dia menikahi Eriva, maka proyek sekolah kesehatan yang dia bangun akan mendapat investasi besar dari pihak kami. Itu berarti keuntungan besar bagi perusahaanmu.”

Tuan Gunawan menyilangkan tangan di dada. “Aku sadar akan itu. Tapi Diaz bukan anak yang mudah dikendalikan. Dia bisa saja membuat kekacauan.”

“Kita buat dia tidak punya pilihan.” Kakek Guru menyeringai. “Aku sudah menyiapkan strategi. Jika dia terus menolak, kita manfaatkan sesuatu yang bisa menyeretnya masuk ke dalam pernikahan ini.”

Tuan Gunawan menatapnya tajam. “Maksudmu?”

“Lili.” Kakek Guru menyebut nama itu dengan penuh arti. “Diaz mulai tertarik pada wanita itu, bukan? Jika kita bisa membuat situasi sulit untuknya—mungkin skandal, atau sedikit tekanan bisnis—Diaz akan dipaksa untuk memilih jalan yang kita inginkan.”

"Lili? Putri angkat Asher?" tanya Gunawan ragu.

"Ya!" Kakek Guru tertawa ringan, seakan merendahkan Gunawan yang tidak tahu apa-apa. "Kau sebagai Papanya Diaz, tidak tahu perkembangan anakmu sejauh ini. Hahah..."

"Wanita itu memang diangkat oleh keluarga setara dengan kita, tapi tidak menutup asal-usulnya yang dari kalangan bawah. Bagaimanapun bisa putraku suka padanya."

"Hahaha, lagi-lagi kau terlalu bodoh Gunawan. Tidak bisa melihat gerak gerik yang anakmu buat. Pantas kau selama ini selalu kalah dari putramu sendiri."

"Bukan begitu, aku hanya mengalah karena dia putraku. Kakek Guru, apa anda yakin rencana ini minim kegagalan?"

"Begini saja, jika kau ragu, jangan ikuti rencanaku. Biarkan pergerakanku aku lakukan demi cucuku. Tidak ada hubungannya dengan perjanjian bisnis kita."

Tuan Gunawan terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. “Baik. Aku gabung dengan rencana Anda, Kakek Guru. Aku ingin semuanya berjalan rapi. Tidak boleh ada kesalahan.”

Kakek Guru tersenyum puas. “Serahkan padaku.”

Mereka diam sejenak. Seperti sedang memikirkan rencana besar. Di dalam ruangan mewah itu, Kakek Guru menyandarkan tubuhnya dengan santai. Senyum tipis masih terukir di wajahnya, seolah sudah merencanakan sesuatu yang tak bisa ditolak oleh siapa pun.

“Aku sudah menyiapkan langkah-langkahnya,” ucapnya, menatap Tuan Gunawan dengan penuh keyakinan.

Tuan Gunawan menghela napas. “Apa Anda yakin ini akan berhasil? Diaz bukan orang yang mudah dipermainkan.”

“Justru karena itu kita harus memainkannya dengan cara yang lebih licik.” Kakek Guru tersenyum dingin. “Kita tahu betul dia keras kepala. Tapi jika kita menempatkan Lili dalam posisi sulit, Diaz pasti akan turun tangan.”

Tuan Gunawan mengernyit. “Anda ingin menekan Diaz dengan cara itu? Bukankah terlalu berisiko?”

“Risiko? Tidak ada risiko selama kita yang mengendalikan permainan.” Kakek Guru melirik asistennya yang berdiri di sudut ruangan. “Pastikan semua berjalan sesuai rencana. Aku ingin publik mengetahui sesuatu yang bisa menekan Diaz.”

Sang asisten mengangguk. “Kami sudah menyiapkan skandal bisnis yang bisa mengancam proyek Diaz. Beberapa media akan mulai memberitakan spekulasi mengenai proyeknya yang tidak stabil.”

Tuan Gunawan mengusap dagunya, masih berpikir. “Jika Diaz berpikir itu hanya masalah bisnis, dia tidak akan goyah. Dia bisa menghadapi tekanan seperti itu.”

“Tepat.” Kakek Guru menatap asistennya. “Karena itu, kita harus melibatkan Lili. Kita buat situasi di mana Lili menjadi kelemahan Diaz.”

Tuan Gunawan akhirnya tersenyum tipis. “Aku mengerti sekarang. Jika Diaz merasa Lili dalam bahaya, dia pasti akan mengambil keputusan yang kita inginkan.”

“Benar. Kita buat Lili tampak sebagai penghalang. Lalu kita siapkan keadaan di mana satu-satunya cara menyelamatkan Lili adalah dengan menerima pertunangan dengan Eriva.”

Senyap sesaat.

Tuan Gunawan akhirnya mengangguk. “Baik. Aku ingin ini berjalan lancar. Aku akan berbicara dengan Eriva agar dia bersiap.”

Kakek Guru tersenyum puas. “Bagus. Kita lihat seberapa lama Diaz bisa menolak.”

Bersambung....

1
Zainab Ddi
semoga rencana kakek guru gagal
Zainab Ddi
iya author istirahat dulu biar sehat selalu biar bisa update lg esok
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
kyky lili punya misi untuk ayahnya
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya
Zainab Ddi
semoga rencana katek guru gagal
Zainab Ddi
wow licik sekali kakek2
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya selalu 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
wah lansung beraksi sikakek2
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
kakek2 licik hati2 lili diaz
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
terima lili biar Monica dan enriva tambah panas
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻🙏🏻😍
Zainab Ddi
jangan2 Monica yg menelepon
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
ayo lili mengaku aja
reza indrayana
makin penasaran nichh. 🫰🏻🫰🏻😘😘😘
reza indrayana
Manarik nich..., mampir Thor...💙💛💙🫰🏻🫰🏻😘😘😘
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!