Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Sore itu, Hanin sedang menunggu di jemput oleh Oma nya. Abian tidak sempat mengantar karena ada rapat dadakan di kantor. Ada sedikit masalah dengan para pekerja yang ada di lapangan.
Jadi, Hanin menunggu di jemput oleh Supir Oma nya. Ia duduk sendirian di teras sedangkan Bu Ambar sibuk dengan tanaman hias nya sambil sesekali bercanda dengan Hanin.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil sport berwarna merah tiba di depan rumah mereka. Seperti nya memang bukan mobil milik Oma nya. Tidak mungkin Oma nya naik mobil seperti itu.
Tidak lama kemudian, seorang Pria tampan turun dari mobil itu.
"Ibu, kok supir Oma nya Hanin ganteng ya." Ucap Hanin dan hal itu sukses membuat Pria tampan itu tersenyum.
"Hanin, dia bukan supir Oma kamu. Tapi, dia sepupu nya Abian. Jack, ngapain kamu ke sini?"
"Tante Ambar, aku di suruh Abi untuk mengantar istri nya ke rumah Oma nya. Soal nya Abian tidak sempat. Tadi ada rapat dadakan." Ucap Pria yang bernama Jack.
"Tidak boleh. Kalian bukan muhrim. Dilarang berduaan di dalam mobil." Ucap BU Ambar tidak setuju jika Hanin pergi dengan sepupu nya Abian.
Lagi pun, sejak kapan Pria itu mau dan dekat dengan Abian. Bahkan mereka adalah saingan dalam bisnis.
"Tante ini apaan sih. Nggak mungkin juga aku dan Hanin macam-macam di dalam mobil. Aku kan sepupu nya Abian yang paling tampan. Sedangkan Hanin,, dia istri nya Abian yang cantik." Ucap Jack sambil melirik ke arah Hanin.
Ia mengira, Hanin akan tersipu saat Pria tampan seperti nya mengatakan hal itu. Tapi ternyata, Hanin malah biasa saja. Ia tetap diam tanpa ekspresi.
" Kalau gitu, kamu duduk di belakang saja Hanin. Jangan mau kalau di suruh duduk di depan." Ucap Bu Ambar.
"Tapi Tante, itu mobil nya nggak ada untuk penumpang yang di belakang."
"Yaudah, pake mobil Tante aja."
Bu Ambar pun masuk ke dalam dan mengambil kunci mobil nya. Hari ini supir nya tidak ada. Maka dari itu beliau juga tidak bisa mengantar Hanin.
Di usia yang sudah tak lagi muda, beliau tidak di izinkan untuk berkendara sendirian oleh anak-anak nya.
" Yah Tante,, mana asyik pake mobil butut."
"Yaudah kalau nggak mau. Hanin, Ibu telpon Oma mu dulu."
"Eh, nggak usah Tante. Iya. Aku antar deh sekarang."
"Iya. Cukup antar Hanin. Nggak perlu di tungguin. Nanti, biar Oma nya yang mengantar kan nya ke sini."
"Iya. Iya. Yuk Hanin cantik."
Bukan nya membalas perkataan sepupu nya Abian, Hanin malah melipir ke arah Ibu mertua nya.
"Ibu, Hanin pamit ya. Ibu hati hati di rumah. Habis ini masuk ke dalam dan istirahat. Nanti Hanin pulang nya cepat kok."
"Ya Hanin. Nggak apa kalau kamu mau di sana lebih lama. Kan itu Oma mu sayang. Ibu nggak mau membatasi hubungan kamu dengan Oma mu."
"Iya. Tapi, kasihan Ibu sendirian di rumah."
"Siapa bilang? Kan masih ada bibik."
"Oh iya. Hanin lupa. Kalau begitu, Hanin lega. Hanin pergi Ibu."
Setelah mencium tangan Ibu mertua nya, Hanin pun pergi. Hanin duduk di belakang sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh Ibu mertua nya.
Bu Ambar jadi tidak yakin dan menghubungi Abian saat itu juga setelah mobil yang di kendarai Jack sepupu nya Abian, pergi.
"Halo Abi."
"Iya, Bu. Ada apa?"
"Abi, kamu nyuruh si Jack untuk mengantar Hanin ke rumah Oma nya?"
"Jack? Untuk apa? Ibu kan tahu, sejak dulu Abi dan Jack itu saingan. Jadi, sekarang dimana Hanin?"
"Udah pergi sama Jack naik mobil Ibu."
"Kok naik mobil Ibu?"
"Ya dia bawa mobil orang pelit. Kalau naik mobil Ibu kan Hanin bisa duduk di belakang. Biar dia jadi supir nya Hanin." Ucap Bu Ambar sambil tertawa.
Akan tetapi, Abian malah memikirkan hal lain. Ia jadi tidak konsentrasi saat ini. Padahal, ia sedang rapat dan kebetulan ada waktu luang untuk mengangkat ponsel nya.
" Baik lah, Bu. Abi tutup ya. "
" Iya, Abi. "
Abian pun mematikan ponsel nya. Bayangan Hanin pergi dengan sepupu nya membuat ia kesal bukan main. Ia jadi tidak fokus dalam bekerja.
Sementara itu Hanin dan Jack sudah beberapa waktu yang lalu ada di jalanan. Jack sengaja mencari jalan jauh supaya bisa berbincang lama dengan Hanin.
Namun, Hanin tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Hanin hanya diam dan melihat sesuatu di ponsel nya.
Ponsel yang dibelikan Bu Ambar beberapa hari sebelum ia menikah dengan Abian. Ia sudah sedikit lebih pintar dalam menggunakan nya.
"Hanin, kok diam aja." Tanya Jack saat Hanin sama sekali tidak bersuara.
"Terus, Hanin harus apa Bang Jack? Jack kan nama Abang?"
"Eh, iya. Ganteng kan nama Abang? Nggak kayak nama Abian."
"Hanin nggak ngerti."
"Apa nya yang nggak ngerti." Tanya Jack pada Hanin.
"Itu. Masa nama bisa ganteng. Di mana kita lihat nya."
"Ya darimana ya. Hmmm,,, ya ganteng aja."
"Ah, nggak jelas Bang Jack ini."Ucap Hanin sambil geleng-geleng kepala.
Jack pun bingung mau bicara apa lagi. Baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang tidak memulai pembicaraan lebih awal dengan nya.
" Hanin dulu kenal Abian dimana?"
" Hanin lupa. "
" Loh, kok lupa?"
" Loh, kok bisa lupa?"
"Ya lupa aja. Ini emang nya Hanin nggak boleh lupa?"
"Eh,,, hmmm.."
Lagi, pembicaraan itu pun terputus. Apaan si Hanin. Jack setampan itu pun di cuekin. Dan tiba-tiba saja, dering ponsel nya berbunyi. Dengan senyum sumringah, Hanin mengangkat ponsel nya.
"Assalamualaikum Bang Abi."
"Waalaikumsalam. Kamu di mana?"
"Hanin nggak tahu ada dimana. Dari tadi nggak sampe-sampe rumah Oma. Ni, Bang Abi lihat aja ada dimana."
Hanin pun memperlihatkan mereka sedang ada dimana. Saat itu, Abian sengaja menghubungi Hanin dengan telepon video.
"Breng-sek kau Jack. Kau bawa kemana Hanin. Itu jalan terjauh untuk pergi ke rumah Oma nya. Hanin, turun saja di situ. Nggak lama lagi abang akan jemput dan antar Hanin ke rumah Oma. Jangan kemana-mana lagi."
Setelah bicara, Abian langsung mematikan ponselnya.
" Bang Jack. Bang Abi bilang kalau kita berhenti di sini saja. Sebentar lagi, Bang Abi akan jemput Hanin."
"Iya. Aku dengar kok. Tapi, kita mau nyampe ini."
"Tapi, Hanin mau turun. Hanin mau turun sebentar."
"Untuk apa turun di sini kita udah mau sampe, Hanin. Tanggung ni."
"Tapi, Hanin."
Uwekkkk
Uwekkkk.
Hanin pun muntah dan muntahan nya mengenai Jack yang ada di depan. Udah di bilang sih. Hanin minta turun, bukan nya di turuti.
Sekarang, rasakan akibat nya kan Jack.
ya allah ngakak bener deh masa iya si kancil kek motor pink.. ada2 aja
dan yg terjatuh td kok bisa... kk klo di daerah q mah motor yg bising itu buat ngarit namanya motor grandong.. karna udh di protolin
kok jd segetunya ya allah kasihan rahmat