NovelToon NovelToon
Suamiku Om Om

Suamiku Om Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Lastari

Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Irene Diusir

Om Om tidak terlalu buruk ternyata ~Alena

🍒

•Alena sudah selesai dengan aktingnya, mereka semua lalu berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama.

Karena Alena tidak di beritahu apapun soal kesukaan seokjin, atau hal hal favoritnya. Dia sedikit melakukan kesalahan kali ini

Alena lalu dengan semangat mencicipi makanan yang ada disana tanpa memperdulikan siapapun.

Akhirnya seokjin berdekhem yang membuatnya seketika sadar, harusnya dia Melayani suaminya lebih dulu.

Mata ibu dan kakeknya melihatnya masih dengan tatapan senang pada menantu barunya ini.

"Ah iya, sayang aku paling menyukai daging pedas ini. Coba kamu cicipi." Alena mengambilkan sedikit daging untuk di cicipi ke piring seokjin

Ibunya terkejut melihat itu, karena dia tahu betul kalau anaknya tidak suka pedas.

"Eh tapi seokjin.."

Belum selesai ibunya berbicara, seokjin langsung melahap daging yang diletakan Alena agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Dan jelas, seokjin tidak bisa menutupi rasa pedasnya. Dia sedikit terbatuk dan langsung buru buru minum untuk menetralkan rasa pedasnya.

Kakek dan ibu juga sama terkejutnya. Alena merasa gugup dan tidak enak, dia lalu mendekat kearah seokjin.

"Kamu ternyata tidak suka pedas ya?.", tanya Alena setengah berbisik dengan rasa bersalah.

"A aku bisa makan kok, tadi aku hanya tidak sengaja tersedak saja. Ini enak banget." Jawab seokjin mencoba menenangkan istrinya.

"Oh kalau gitu, kamu mau makan apa lagi? Biar aku ambilkan." Tawar Alena sambil bersiap memegang sendok.

"Apapun yang kamu ambilkan, aku menyukainya." Balas seokjin sambil tersenyum manis.

*Wah, aktingnya benar benar totalitas. Bahkan lebih dari aku, orang yang gak tahu mungkin akan berfikir dia benar benar menyukaiku.* Batin Alena

Padahal memang seokjin sudah sangat lama mencintainya, hanya Alena saja yang belum sadar.

Saat Alena tersenyum dan akan mengambil mata lagi, tiba tiba pandangannya tertuju pada ibu dan kakek yang memandangnya dengan tatapan heran.

Alena baru menyadari kalau barusan dia melakukan kesalahpahaman. Diapun lalu hanya bisa menepuk jidatnya pelan.

"Ibu, kakek. Aku dan seokjin jatuh cinta saat pandangan pertama, jadi hubungan kamu berkembang terlalu cepat. Aku masih belum tau apa makanan kesukaannya. Ibu ngga marah kan sama aku?." Tanya Alena lembut

Ibunya sambil tertawa berkata

"Mana mungkin aku memarahimu, nanti kamu juga bakal tau makanan kesukaannya secara perlahan. Lagipula dia ini pria dewasa, memangnya tidak bisa ya ambil makan sendiri?.", ibunya malah menyindir seokjin

Mendengar kata kata itu seokjin langsung speechless, padahal dari dulu dia adalah putra dan cucu kesayangan satu satunya di keluarga ini.

Sekarang mereka malah lebih memihak dan menyayangi Alena.

"Kamu jangan terlalu manjain dia ya, sudahlah ayo kamu harus makan yang banyak." Sambung ibunya.

"Hihi siap ibu." Alena membalasnya senang, dia lalu melanjutkan untuk mengambil makanan.

"Nanti selesai makan, kamu pergi ke kamar ibu ya. Ada banyak barang bagus yang mau ibu kasih liat ke kamu.", ucap ibunya dengan semangat.

"Baiklah ibu." Alena benar benar senang, dia lalu melihat kearah seokjin dengan mata berbinar juga.

//

Setelah itu..

Ibunya membawa Alena kekamar tamu yang sudah dia siapkan, dia menunjukan banyak set perhiasan. Ada yang memang turun temurun dari keluarganya, ada juga yang memang sengaja dibeli untuk wanita yang nanti menjadi pasangan anaknya.

Semuanya sudah disiapkan dari lama, dan baru kali ini dia bisa menyerahkan semua perhiasan itu pada orang yang seharusnya.

"Ayok, duduk lah disini." Ibu menggenggam tangan Alena untuk memintanya duduk dikasur.

"Ini, ini semua untukku?." Mata Alena seketika terlihat cerah ketika mengenai benda berkilauan itu.

"Tentu saja, apa kamu suka?." Tanya ibunya.

"Aku sangat sukaaa, terimakasih ibu.." Alena lalu memeluk ibu mertuanya itu.

Alena lalu mencoba perhiasan itu satu persatu.

"Ibu tidak punya anak perempuan, perhiasan ini entah mau diturunkan pada siapa kalau bukan sama istrinya seokjin. Kedepannya, ibu akan sering belikan kamu perhiasan baru. " Balas ibu..

"Ibu,, mulai sekarang kamu adalah ibu kandungku. Ibuuuu...." Alena kembali memeluknya manja yang langsung disambut hangat.

"Hmm kesayanganku." Balas ibunya sambil mengusap punggung wanita itu.

"Eh iya, ngomong ngomong ibu masih ada satu hadiah buat kamu, sebentar ya." ujarnya sambil melepaskan pelukan Alena.

Alena lalu melihat ibu mertuanya itu mengambil sebuah kotak berwarna merah berukuran cukup besar dari lemari.

"Barang ini, hmm mungkin kalian masih muda, jadi sepertinya malu untuk membelinya. Kamu sekarang kan masih kecil, barang ini pasti akan sangat terpakai." Ucap ibu sambil memberikan kotak besar itu pada alena

Alena menerimanya dengan senang, dia sampai berfikir berapa banyak perhiasan yang ada di kotak itu.

*Kotak sebesar ini? Aku yakin pasti didalamnya akan banyak perhiasan berharga.* Batin Alena sambil melihat ukuran kotak itu.

Saat dia ingin membuka kotak itu, ibunya langsung melarangya untuk dibuka lebih dulu.

"Eh jangan dibuka dulu, kamu bawa ini pulang. Besok baru lihat."cegah ibunya

"Sudah malam, kalian istirahatlah lebih awal. Aku pergi dulu ya." Ucap ibunya berpamitan.

"Baiklah ibu, selamat malam." Balas Alena senang.

"Ingat ya, harus tunggu sampai besok baru dilihat ya.", ibu menepuk kotak itu pelan

Alena ikut menepuk itu dan memberikan isyarat oke pada ibunya dengan semangat.

"Selamat malam." Ibunya langsung keluar dari kamar itu..

Setelah ibunya keluar, jelas gadis bar bar ini tidak mendengarkan pesannya tadi. Dia langsung menaruh kotak itu di kasur dan bersiap akan membukanya.

Perlahan dia mengintip kedalam kotak itu, dan ketika sudah terlihat sepenuhnya. Alena shock setengah mati..

Bukan perhiasan ataupun uang yang ada di dalam kotak itu, melainkan beberapa k***m dan juga alat k*ntrasepsi lain.

Dia langsung lemas dan buru buru menutup kotak itu dengan rasa khawatir, perasaanya berkecamuk resah.

"Haduhhhh." Alena mengeluh panjang dan menepuk jidatnya, bagaimana mungkin dia akan menggunakan benda ini?

//

Keesokan harinya, seokjin dan Alena sudah kembali pulang kerumahnya. Alena terus saja terdiam sepanjang jalan seperti sedang memikirkan sesuatu.

Bahkan ketika mereka sudah sampai, Alena masih tetap diam tanpa mengarahkan satu patah kata apapun.

Dia juga terus memeluk kotak besar yang diberikan oleh ibu mertuanya semalam. Seokjin yang melihat itu tentu saja menjadi penasaran.

"Apa yang ada di dalam kotak itu, sepertinya sangat berharga?" Tanya seokjin

Alena langsung mendekap erat kotak itu takut seokjin mengambilnya.

" I ini hadiah dari ibu untukku, aku gak mau kasih tau." Balas alena, lalu dia membuka pintu mobil itu untuk keluar.

Seokjin lalu menyusul, tapi saat mereka hendak memasuki rumah. Ternyata disana sudah ada irene yang menunggunya dari lama.

"Alena, om seokjin sangat keterlaluan. Masa dia mau usir aku." Irene mengadu pada sahabatnya.

"Aku disini cuma om mu, bukan ayahmu." Jawab seokjin santai.

Irene lalu pura pura menjatuhkan diri, dan bertingkah seperti anak kecil yang tidak diberi jajan oleh orang tuanya.

"Pokoknya aku gak peduli, aku udah gak bisa bergantung sama orang tuaku. Aku ingin hidup bersama Alena, agar sama sama hidup enak." Ungkap Irene

"Alena.." Irene merengek memberi kode agar temanya itu mau membujuk om nya.

//

Alena lalu membantu Irene untuk berdiri.

" Kenapa kamu harus mengusir Irene? Dia sekarang sudah tidak punya uang. Jika tidak tinggal disini, dia mau tidur dimana?.", tanya Alena

"Haihhh sayang, bagi orang kaya seperti kamu ini. Menafkahi satu atau dua orang saja, tidak akan membuatmu kehabisan uang kan." Alena mulai merayu.

"Hm. Aku akan pertimbangkan dulu nanti." Jawab seokjin singkat

Alena lalu perlahan mendekat kearahnya, dia memegang tangan seokjin

"Sayang, lakukan lah ini demi aku. Oke?" Alena terus merayu dengan nada manjanya.

Irene terlihat bersemangat, berharap rayuan Alena bisa mempengaruhi seokjin.

"Kalau begitu dia boleh tinggal disini untuk sementara waktu, setelah dia mendapatkan pekerjaan dia harus keluar dari sini." Balasnya.

"Kenapa masih harus pindah keluar meski sudah bekerja? Om seokjin kamu benar benar jahat." Ucap Irene

"Aku tidak akan terlalu baik, karena sekarang aku sedang mendidik putri dari kakak iparku." Seokjin meledeknya.

(Author lupa, kalo gasalah nulis seokjin anak tunggal kaya raya ya😭 maappp salahh)

"Tapi.." Alena merasa tidak puas dengan keputusan seokjin

"Sudahlah Alena, setelah aku mendapatkan pekerjaan nanti, aku akan langsung pergi dari sini. Lagipula aku adalah seorang anak yang tidak disayang." Ucap Irene yang jelas berakting agar dikasihani.

"Aku akan ikut bersamamu, lagipula kita bisa menyapu jalan berdua nanti." Irene dan Alena kompak membuat ekspresi paling menyedihkan

"Hmm status seseorang itu tidak bisa di lihat dari pekerjaannya, lagipula menyapu jalanan juga bagus." Seokjin bukannya kasihan malah mendukung mereka.

"Aku dukung kalian, ngomong ngomong apa perlu aku bantu cari jalanan yang kotor dan butuh tukang sapu?." Seokjin malah semakin menjadi.

"Dasar orang kaya jahat. Setelah menaruh barangku, aku mau jalan jalan sama Irene." Tegas Alena

Seokjin lalu mengeluarkan sebuah kartu.

"Ini kartu tambahan dariku, pakai saja." Seokjin memberikan kartu itu

Wajah Alena yang tadinya muram jadi semringah lagi.

"Terimakasih sayang." Mereka saling bertatapan mesra

Irene beraksi dan mulai mengikuti Alena juga untuk meminta uang.

"Untukku mana? Apa aku tidak kebagian?." Irene mengadahkan tangannya

"Ngga ada!" Jawab seokjin singkat sambil terus menatap Alena

"Dasar pelit, tunggu saja sampai aku mendapatkan pria yang lebih kaya lagi. Agar Alena bisa mencampakkanmu!." Ancam irene

"Hmmm?." Seokjin mengangkat satu alisnya

Lalu dia tersadar dengan omongannya barusan, akhirnya Irene dan Alena langsung kabur kedalam rumah saat seokjin menatapnya tajam.

Seokjin hanya menatap dua gadis itu dengan menggelengkan kepalanya, mereka masih sangat kecil ternyata.

Hallo

Gimana, masih senyum senyum?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!