[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Kepribadian Lili
Semenjak kejadian perselisihan antara Lili dan Talita tadi membuat Lili merasa sangat tidak nyaman, jiwa sebenarnya ingin meronta menjambak dan menampar pipi Talita. Ia tak bisa melakukan itu karena takut sampai ketahuan Ibu, bisa saja Talita waktu kejadian bisa sedrama mungkin karena kecerobohan Lili. Lili sudah berada dikamarnya sambil membuka handphonenya, terlihat ada sebuah pesan dari Rama yang ingin mengajak dia makan malam nanti disebuah cafe ternama terkenal. Ia membalas bisa dan ada waktu luang.
Lili lalu mencari-cari baju dilemarinya, melihat satu persatu digantungan baju. Ia ingat ada baju pemberian mantannya dulu yang masih bagus dan menjadi favoritnya buat makan malam. Gaun itu sudah ditemukan paling ujung gantungan baju, gaun warna merah jambu dengan balutan berlian mewah, sudah dipastikan cocok buatnya karena sudah beberapa kali dipakai dalam acara penting.
Sesibuk inikah Lili dikamar hari ini menjelang malam penuh cinta, menyiapkan gaun, heels, gelang dan atribut lainnya, belum lagi make up yang super lama. Saat itulah Ibu mengetuk pintu beberapa kali untuk izin masuk ke kamar Lili.
"Li, Boleh Ibu Masuk kedalam." Tanya Ibu dibalik pintu kamarnya.
"Boleh Bu, masuk saja tidak dikunci." Jawab Lili sedikit teriak tapi tetap sopan nadanya pada orang tua.
Ibu membuka pintu, masuk kedalam dan menutupnya kembali. Ibu melihat kamar Lili berantakan oleh baju dan lainnya, melihat itu wajahnya terheran-heran sambil pikirannya menebak ada sesuatu hal yang membahagiakannya.
"Mau kemana? Nyiapin baju segala sampai berantakan." Tanya Ibu sambil masih terheran-heran. Lalu Ibu duduk dipinggir ranjang tidurnya.
Lili belum langsung menjawabnya, ia melangkah mendekati Ibunya dan duduk disampingnya. Lili menegang kedua tangan Ibunya dengan rasa penuh bahagia.
"Mama udah lihat gosip terbaru di televisi atau sosial media. Aku baru pacaran sama Rama." Ungkap Lili yang penuh antusias dan bangga. Matanya berbinar penuh harapan bahwa Ibu akan bahagia mendengar kabar baik ini.
"Lili, Ibu sudah tau. Apa kamu yakin pacaran bahkan sampai menikah dengan Rama. Kamu tahu mereka keluarga terpandang dan dari latar belakang yang bagus dan masa lalu hampir tidak ada celah. Ibu takut kamu cuma jadi bahan olok-olok mereka." Ungkap Panjang lebar Ibu sambil memegang erat tangan Lili. Matanya sayup menatap Lili.
"Ibu ngomong apa si! keluarga kita juga baik-baik saja kan. Mama punya bisnis bagus dan berkerja sama dengan keluarga Rama, punya tabungan banyak. Aku juga kerja dan berpenghasilan, jadi apa yang harus ditakutkan." Ungkap Lili dengan penuh keyakinan bahwa kali ini keluarganya setara dengan Keluarga Rama.
"Tatap mata Ibu. Kamu jangan marah ya." Ujar Ibu yang menyuruh Lili menatap lekat mata Ibu.
Lili menatap kedua mata Ibu dengan seksama. Lalu Ibu melanjutkan ucapannya.
"Ibu tadi dengar dari dalam ada suara perdebatan antara kamu dan Talita. Ibu melihat dibalik jendela kamar, kalian saling adu mulut ditaman halaman depan rumah. Kalo boleh jujur omongan Talita benar, masa lalumu bisa menghambat masa depanmu Lili. Ibu cuma ingin..." Saat akan melanjutkan perkataan, omongan Ibu dipotong oleh Lili begitu saja.
"Ibu. Masa lalu apa? Aku nggak ada masa lalu aneh-aneh ya Bu." Ucap dengan nada yang begitu meninggi dan mencoba menolak kebenaran karena Lili takut Ibu kecewa.
"Ini semua salah Ibu dan Ayahmu, gagal mendidik kamu dengan benar. Ibu tidak menyalahkan kamu Li, Ibu tau tentang bagaimana nakalnya kamu dulu adalah bagian dari karma Ibu. Maafkan Ibu ya Li." Ungkap Ibu penuh derai air mata dan merasa bersalah karena sampai Lili jadi jatuh ke dalam lubang hitam.
Lili lalu berdiri tegak dan menatap lekat wajah Ibu. "Maafkan Lili Bu. Lili sudah tidak suci lagi. Lili cuma pengen hidup lurus dan dapat orang bisa Lili cintai. Tolong bantu Lili buat bersama terus dengan Rama Buk." Ucap Lili dengan Isak tangis. Lalu ia memeluk Ibunya yang sudah ikut berdiri.
Dalam pelukan itu Ibu Berkata "Sekuat tenaga akan Ibu bantu untuk mendapatkan apa yang kamu mau Nak."
"Makasih Ma." Ungkap Lili dengan penuh rasa bahagia.
-
Malam datang dengan penuh bahagia, Rama akhirnya datang ke rumah Lili. Dia masuk lebih dulu menemui Ibu Lili diruang tamu. Sepanjang Obrolannya membahas mengenai kerjasama fashion show yang akan diadakan sebentar lagi. Sudah menunggu lumayan lama akhirnya yang ditunggu datang.
Lili keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tamu dengan gaun indahnya, membuat mata pujaan hatinya terpesona dan terus manatapnya tanpa henti.
Ibu juga terlihat sangat antusias melihat kecantikan Lili.
"Sudah siap Nak Rama mau membawa Anak Ibu ini." Ucap Ibu pada Rama, lalu tersenyum kecil.
"Siap Buk." Jawab Rama dengan tatapan bahagia pada Ibu Lili.
"Ayok berangkat." Ujar Lili. Lalu melangkah mendekati Ibu untuk pamit dan mencium tangan Ibunya.
Rama juga mencium tangan Ibu Lili.
"Rama Jaga anak Tante baik-baik ya. Jangan macam-macam." Ungkap Ibu Lili.
"Siap." Jawab Rama.
Lalu Lili dan Rama keluar dari rumah. Masuk mobil dan berangkat ke cafe.
Didalam Mobil Lili dan Rama merasa sedikit canggung karena baru kali ini mereka bersama. Rama berusaha rilek dan mencairkan suasana dengan membuka percakapan sambil fokus menyetir mobil.
"Kamu cantik pakai gaun itu. Gaun itu pasti ciptaannya Ibumu ya." Ungkap Basa-basi Rama pada Lili.
"Ia. Ibu buat ini khusus buat acara makan malam yang spesial." Jawab Lili yang aslinya berbohong, gaun itu dibelikan oleh mantannya.
"Nanti pengen makan apa?" Tanya Rama soal makanan.
"Steak setengah Mateng dengan saus jamur yang krimi, ada toping sayuran. Enak banget banget itu.". Jawab Lili sambil menelan ludahnya sendiri.
"Lapar Ya." Tebak Rama yang mulai iseng.
"Ya." Kekeh Lili sambil menatap penuh senyuman bahagia pada Rama.
Keduanya saling tertawa kecil dengan cerita random masing-masing. Sampai akhirnya Mobil sudah sampai dicafe tujuan.
*