NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan

Akademi Kultivasi Zhenhai adalah institusi paling bergengsi di Distrik Jingfeng, tempat hanya yang terpilih diizinkan masuk. Akademi ini bukan sekadar pusat pembelajaran, tetapi medan pertarungan nyata di mana hanya yang kuat bertahan.

Reputasinya yang menakutkan lahir dari sistem pendidikan yang keras dan hierarki ketat berbasis kekuatan yang membentuk setiap aspek kehidupan di dalamnya.

Di Akademi Kultivasi Zhenhai, kekuatan adalah segalanya. Hierarki ini tidak hanya menentukan status sosial siswa, tetapi juga akses ke sumber daya penting, dari teknik kultivasi tingkat tinggi hingga perlengkapan bertarung.

Mereka yang berada di puncak hierarki menikmati hak istimewa, sementara yang lemah terpaksa bertahan hidup di bawah bayang-bayang.

Akademi ini memiliki dua divisi utama yang menjadi fondasi sistem pendidikannya: Divisi Kultivator dan Divisi Pendukung.

Divisi Kultivator: Jalan Para Pejuang

Divisi ini adalah tempat bagi mereka yang bercita-cita menjadi petarung tangguh. Murid-muridnya dilatih untuk menguasai seni bela diri, memperkuat tubuh, dan menyalurkan Qi untuk menghancurkan lawan. Pelatihan mereka brutal, melibatkan duel rutin di arena yang menjadi ajang pembuktian kekuatan. Mereka yang gagal berkembang atau kalah terlalu sering akan secara perlahan terdegradasi dalam hierarki sosial akademi.

Divisi Pendukung: Pilar Tanpa Sorotan

Di sisi lain, Divisi Pendukung melahirkan para pemikir dan inovator. Murid-murid di sini belajar menciptakan teknologi berbasis Qi, meramu obat-obatan, dan mengembangkan strategi perang yang mendukung para kultivator. Peran mereka sangat penting di dunia nyata, tetapi di dalam akademi, mereka sering dipandang sebelah mata oleh murid-murid Divisi Kultivator. Bagi sebagian besar siswa, kekuatan fisik lebih dihormati daripada kecerdasan.

Sejak awal, Mo Xie dikenal sebagai murid dengan kecerdasan luar biasa, menjadikannya kandidat sempurna untuk Divisi Pendukung. Ia dengan mudah memahami teori Qi yang rumit, mampu menciptakan alat sederhana untuk membantu kultivasi, dan bahkan menunjukkan bakat unik dalam merancang mekanisme canggih.

Para guru Divisi Pendukung sangat berharap padanya, yakin bahwa ia akan menjadi inovator besar di masa depan.

Namun, Mo Xie mengambil langkah yang mengejutkan semua orang. Ia menolak tawaran istimewa dari Divisi Pendukung dan memilih mendaftar ke Divisi Kultivator—sebuah keputusan yang tampak bertentangan dengan bakat alaminya.

Langkah ini memicu cibiran, ejekan, dan bahkan kemarahan dari beberapa guru. Namun, Mo Xie tetap teguh pada keputusannya. Baginya, ini bukan soal mengejar kemuliaan atau pujian. Ia memiliki tujuan yang jauh lebih dalam—dendam yang membara, tekad untuk membuktikan bahwa ia bukan lagi sosok lemah yang bisa diinjak-injak.

 

Mo Xie berdiri di depan gerbang besar akademi yang megah. Pintu gerbang itu terbuat dari batu hitam pekat yang diukir dengan pola-pola kuno, mencerminkan sejarah panjang tempat itu.

Di atas gerbang, sebuah plakat besar bertuliskan “Zhenhai” dengan tinta emas yang bercahaya redup saat terkena sinar matahari pagi.

Saat Mo Xie melangkah masuk, tatapan para murid yang berkerumun langsung tertuju padanya. Sebagian besar mengenakan ekspresi menghina, dan bisikan mulai terdengar di udara.

“Itu dia, si pecundang dari Kelas E,” salah satu murid berkomentar sambil tertawa kecil.

“Bagaimana dia masih punya keberanian untuk datang ke sini?” tambah yang lain.

Mo Xie mengabaikan mereka, langkahnya tetap tenang. Tatapannya lurus ke depan, tidak terganggu oleh cemoohan. Namun, di dalam dirinya, ia menyimpan catatan mental tentang wajah-wajah itu—wajah mereka yang suatu hari akan menyesal telah meremehkannya.

Kelas di akademi dibagi menjadi lima kelas utama: Kelas D, Kelas C, Kelas B, Kelas A, dan puncaknya adalah Kelas S.

Kelas D adalah tempat bagi mereka yang dianggap "pemula," para murid dengan bakat rendah atau tanpa kemampuan kultivasi yang signifikan. Mereka sering menjadi sasaran penghinaan dan perundungan.

Kelas C hingga Kelas B adalah tempat untuk para murid yang mulai menunjukkan potensi mereka dan mendapatkan pengakuan.

Kelas A diperuntukkan bagi elit sejati, mereka yang memiliki peluang untuk menjadi kultivator besar di masa depan.

Kelas S, yang hanya dihuni segelintir orang, adalah tempat di mana para murid paling berbakat dan mengerikan berkumpul—mereka dianggap sebagai calon penguasa dunia kultivasi.

Mo Xie tetap berjalan dengan tenang melewati sekelompok orang yang terus menghinanya. Meskipun kesal, tidak bisa dipungkiri bahwa dia senang dengan perlakuan orang-orang yang masih sama seperti di kehidupan sebelumnya.

"Setidaknya mereka masih sama seperti di kehidupan pertamaku, jadi aku tidak perlu merasa bersalah ketika harus menghajar mereka," pikirnya sambil terus berjalan.

Di pusat akademi terdapat Arena Utama, sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh tribun penonton. Arena ini bukan hanya tempat untuk pelatihan atau ujian, tetapi juga tempat di mana para murid menyelesaikan perselisihan mereka.

Dalam akademi ini, hukum yang sebenarnya adalah kekuatan. Jika seseorang menantangmu di arena, kau harus menerima, atau reputasimu akan hancur. Bahkan guru pun jarang ikut campur dalam pertarungan di sini.

Ketika Mo Xie melewati arena, ia melihat sekelompok murid dari Kelas C sedang bertarung. Serangan Qi mereka menyala-nyala, menciptakan ledakan kecil di udara. Para penonton bersorak-sorai, menikmati pertunjukan kekuatan itu.

Mo Xie melirik sebentar, lalu tersenyum mengejek. "Kekuatan kecil seperti itu dianggap yang terbaik? Dunia ini perlu mengkaji ulang sistem kekuatan mereka..." gumamnya.

Di tengah sorakan penonton yang menyaksikan pertarungan, terlihat Tian Lei, salah satu murid Kelas C dengan ranah kultivasi yang berada di Penyempurnaan Qi Tahap 4.

Kemampuannya cukup menonjol dalam pertarungan itu. Ia melayangkan serangan terakhirnya, sebuah hantaman Qi berwarna biru terang yang menghantam lawannya, membuat pemuda malang itu terjatuh dari arena dengan napas terengah-engah.

Sorakan semakin membahana, memuji kekuatan Tian Lei.

Tian Lei, dengan napas sedikit memburu, mengangkat dagunya dan menyapu pandangan penuh kemenangan ke arah kerumunan. Namun, ketika matanya melirik ke sisi arena, ia menangkap sosok yang sangat familiar—Mo Xie, berjalan santai dengan ekspresi yang seolah meremehkan.

Mo Xie melirik sekilas ke arah Tian Lei, lalu mengalihkan pandangannya tanpa sedikit pun minat. Senyumnya yang tipis jelas mengandung nada ejekan. Reaksi itu membuat darah Tian Lei mendidih.

Ia turun dari arena, lalu berjalan cepat ke arah Mo Xie yang hampir melewati kerumunan. Dengan suara keras yang sengaja diarahkan agar semua orang mendengar, Tian Lei berkata, “Mo Xie? Oh, aku kira kau sudah menyerah menjadi kultivator dan kembali ke tempatmu, Kelas D!”

Kerumunan langsung diam. Semua mata tertuju pada Mo Xie, menunggu reaksinya. Beberapa murid bahkan mulai berbisik, tertawa pelan di belakang tangan mereka.

Mo Xie menghentikan langkahnya. Dengan tenang, ia berbalik menghadap Tian Lei, tatapannya datar tanpa emosi. “Kelas D, ya?” ujarnya dengan nada lembut namun tajam. “Aku kira seseorang yang masih bermain-main dengan teknik Qi dasar sepertimu punya hal yang lebih baik untuk dilakukan daripada membuang waktu memikirkan kelas orang lain.”

Kerumunan meledak dengan tawa tertahan. Kata-kata Mo Xie seperti cambukan halus yang menusuk ego Tian Lei. Wajah Tian Lei langsung memerah, matanya menyala marah.

“Apa yang kau bilang, pecundang?” Tian Lei mendekat, suaranya kini lebih keras. “Beraninya kau berbicara seperti itu padaku? Kau pikir karena kau pintar, kau bisa berdiri sejajar denganku?”

Mo Xie tetap tak terpengaruh. Ia melipat tangannya di dada, menatap Tian Lei dengan pandangan tenang namun menusuk. “Berdiri sejajar denganmu? Tidak, aku hanya berbicara dari atas. Kau yang merangkak ke bawah untuk mendengarnya.”

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!