pendaki yang sudah pensiun (gantung carrier) harus kembali dikarenakan adik kandung dari seangkatan komunitasnya tersesat di gunung ketika melakukan pendakian.
Dia harus kembali ikut pencarian demi sesuatu yang satu orang pun tidak tahu, di dalam pencarian dia menemukan arti dari sebuah kehidupan dan cinta yang selama ini dia cari.
Pencarian dihentikan karena sudah melewati ambang batas yang ditentukan. Tetapi demi orang yang dia sayangi balon dan beberapa temannya melanggar peraturan yang sudah ditentukan, karena adik sahabatnya belum juga ketemu, sedangkan rekan-rekan sudah ditemukan.
Pertukaran terjadi antara yang dicari dengan yang mencari. Akhirnya pencarian di tambah waktu nya dengan pergantian foto di papan pencarian. “Foto balon di letak di papan pencarian” sampai ambang batas yang ditentukan untuk pencarian balon juga belum ditemukan, dia kekal hidup di alam lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 : Pencarian Di Hutan Lumut
Setelah menulis puisi tentang Hutan Lumut, balon merasakan ada sesuatu yang memperhatikan dirinya yang sedang duduk,
sambil melihat jam tangannya “hmmm, sudah jam satu pagi, sebaiknya aku istirahat, besok aku butuh tenaga yang banyak” ucap balon sambil beranjak dari tempat duduknya
sambil berjalan menuju tenda ‘ada apa kalian memperhatikan ku terus’ ucap dalam hatinya balon
‘sudahlah, beri aku izin masuk, agar aku bisa menemukan yang kucari, walau persyaratannya cukup berat, aku akan memenuhinya’ balon mencoba berkomunikasi dengan hati
baru saja balon mau masuk ke dalam tenda nya, ada bayangan yang sangat cepat lewat di belakangnya
‘sudahlah, jangan seperti ini, ayo muncul biar aku bisa bernegosiasi dengan kalian’ ucap balon dalam hati sambil membuka tenda untuk masuk kedalam
‘jika belum saatnya, lebih baik aku tidur, tetapi kalian jangan pernah menggangguku istirahat’ balon yang sedikit emosi.
Akhirnya balon masuk ke dalam tenda, dan merebahkan tubuhnya yang lelah, tidak berselang lama balon merebahkan tubuhnya suara indah dari kalem terdengar
sambil menelan nafas “hmmm, dasar ini anak, ini lah malasnya aku kalau satu tenda sama dia, gak bakalan bisa istirahat, lebih baik aku dulu yang tidur ketimbang dia” ucap balon sambil garuk-garuk kepala
“kalau tidak ada misi, sudah aku sepak ini anak biar bangun”
balon bangun mengambil hp dan headset untuk menyetel lagu yang ada di hpnya, agar balon bisa tidur “gini kan gak dengar dengkuran ini anak” sambil mendengarkan lagu dari hp nya, tidak butuh waktu yang lama balon langsung terlelap, karena memang tubuhnya cukup lalah.
Jam enam lewat tiga puluh menit balon sudah terbangun,”hmmm, tubuhku terasa sedikit pegal-pegal, wajar sudah lama aku tidak melakukan kegiatan seperti ini” ucap balon sambil merenggangkan tubuhnya
balon langsung duduk, dan membereskan sleeping bet bekas tidurnya, lalu dia mengambil buku dan pena dan membuka tendanya separuh, agar sedikit udara dingin masuk.
“Segarnya udara di hutan lumut ini, udara ini tidak bisa aku dapatkan di kota” ucap balon
terdengar suara kicauan burung yang merdu, inspirasi balon mulai bergejolak di kepalanya, balon langsung keluar mencari tempat yang nyaman untuk duduk, dan menuangkan inspirasi di dalam otaknya ke dalam buku yang dia bawa.
Kicauan Burung di Hutan Lumut
Di hutan sunyi berselimut lumut,
angin berbisik dalam lirih lembut.
Embun menari di ujung dedaunan,
menyambut mentari perlahan datang.
Kicauan burung bangunkan pagi,
senandung alam penuh harmoni.
Sayapnya menari, bebas melayang,
meniti ranting dalam bayang-bayang.
Di balik rimbun pohon menjulang,
suara mereka nyaring bergema.
Bagai syair alam yang menenangkan,
melodi rimba nan abadi sentosa.
Oh, burung kecil di hutan lumut,
bawa pesan di angin lembut.
Nyanyikan damai pada dunia,
tentang sunyi yang tetap setia.
Tidak berselang lama balon menulis puisi di bukunya, balon dikejutkan oleh ticong
“Lon, lagi ngapain”
dengan ekspresi terkejut “eh kamu Cong, gak ada cuma nulis aja”
“emang nulis apa sih Lon?” tanya ticong
“menulis puisi sekalian lanjutin menulis novel Cong” jawab balon
“boleh aku duduk di sini”
“boleh,”
ticong duduk di sebelah balon, mereka berdua berbincang-bincang
“berarti lima tahun kamu menghilang tanpa ada kabar, kamu sibuk nulis ya Lon?”
“iya Cong”
“sudah banyak lah tulisan kamu Lon?”
“hmmm, lumayan lah Cong”
“cie pagi-pagi sudah mesra-mesraan kalian berdua” sahut kalem dari tenda yang hanya keluar kepalanya saja
“diam kau” ucap ticong sambil melempar ranting kayu ke arah tenda
“alamak, untung aja gak kena”
“bangun kau, buatkan kami teh atau kopi”
sambil menelan nafas “hmmm, sial kali aku, emak maung ngamuk”
“apa kau bilang, mau aku tambah pakai yang besar, cepat buruan”
“iya-iya”
“nah biar kau buatnya cepat” ucap ticong sambil melemparkan satu bungkus rokok yang balon kasi semalam
“nah kalau gini kan lancar jaya, hehehe”
kalem langsung bergerak memasak air, untuk menyeduh kopi dan teh, tidak berselang lama kalem memasak air cermai bangi
“pagi” ucap cermai, sambil keluar dari tendanya
“pagi peri hutan lumut” ucap kalem sambil bercanda
“pagi juga lumut busuk,”
“idih kejam kali kau mei, ganteng gini dibilang lumut busuk” ucap kalem sambil melihat air yang mau menggelegak
“kau bilang aku peri hutan lumut, yah aku bilang kau lumut busuk lah, untung aku cuma bilang lumut busuk, timbang aku lempar pake sendal ini mau”
“iya-iya”
ticong menyahut “kalau aku udah jadi kau mei, langsung aku tampol pake senja itu aja”
“iya-iya, gak bisa bercanda lagi ya, kalian berdua kayak lagi M”
“apa kau bilang Lem, mau kami berdua buat kaj jadi sate”
“alamak, jadi sate ngeri kali, iya-iya bercanda” ucap kalem
bang soram dan bang bolang pun keluar dari tendanya “kalian ini kalau sudah jumpa ribut saja” ucap bang bolang
sambil menggelengkan kepalanya “biasalah Lang, tapi kalau gak ada mereka sunyi”
“iya juga bang”
“Lem, sekalian ya buatkan kopi” ucap bang soram
“siap bang,”
“jadi tumbal aku bah, Lon bantu aku lah” ucap kalem
“males, aku lagi sibuk hehehe” ucap balon
“alamak, satupun gak ada yang bela aku bah” ucap kalem
“idih merajuk” ucap balon sambil bergerak menuju kalem.
Karen balon kasihan dengan kalem, akhirnya balon membatu kalem menyeduh kopi dan teh untuk bang soram, bolang, cermai dan ticong dan untuk mereka berdua.
Setelah selesai mereka menyeduh kalem dan balon membawakan kopi dan teh ke tempat bang soram dan kawan-kawan duduk, sedangkan tim logistik mulai menjalankan tugasnya memasak untuk para team yang ada, setelah selesai team logistik memasak, seluruh team makan bersama.
“Lon nanti kamu yang ambil alih lagi seperti semalam ya” ucap bang soran
“siap bang.”
Setelah seluruh team siap sarapan pagi, seluruh team bergegas membereskan peralatan mereka masing-masing, di tengah-tengah melakukan kegiatan
“Lon, aku merasa pencarian kali ini cukup sulit, aku rasa pencarian kali ini ada berbau yang mistis Lon” ucap kalem dengan nada yang rendah
“husss, kalau sudah tahu diam aja Lem”
“tapi kau merasakannya kan”
“hmmm, sudah lah kita fokus saja”
“iya Lon” ucap kalem.
Setelah semua team selesai, sesuai rencana briefing tadi malam, team logistik dan team peralatan yang sudah di tunjuk naik duluan ke puncak sekalian mancari, sedangkan dua team yang di ketuai bang soram dan bang bolang mulai bergerak menyusuri hutan lumut untuk mencari korban, sebelum mereka mulai pencarian bang soram membuka diskusi kecil.
sambil membuka peta “team satu mengarah kemari sebelah selatan” ucap bang soram sambil menunjuk peta
“dan team dua mengarah kemari sebelah barat”
“siap bang” ucap bang bolang
“paling lama jam dua belas lewat tiga puluh kita sudah kumpul di sini lagi, lalu kita menuju puncak sama-sama”
“siap bang” ucap seluruh team
team mulai berpencar sesuai yang di diskusikan, semua tema mencari dengan radius yang sudah di tentukan.