NovelToon NovelToon
Selepas Gulita

Selepas Gulita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: idrianiiin

Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra.

Hidup tak selalu mudah, tidak juga selamanya susah. Keduanya hadir secara bergantian, berputar, dan akan berhenti saat takdir memerintahkan.

Percayalah, selepas gulita datang akan ada setitik harapan dan sumber penerangan. Allah sudah menjanjikan, bersama kesulitan ada kemudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idrianiiin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 2

...بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم...

..."Bersyukur itu harus, agar kita tidak merasa kurang terus-menerus."...

...—🖤—...

NAYYA mengaduh kesakitan saat tubuhnya terpental, akibat ada seseorang yang menghadang jalannya. Ia tersungkur di lantai dengan kondisi yang memprihatinkan.

"Saya bantu."

Sontak kepala Nayya pun mendongak dan mendapati seorang pria tengah berdiri seraya mengulurkan tangannya, hendak membantu ia berdiri. Namun, dengan angkuh perempuan itu menganggurkan uluran tersebut. Memilih berdiri sendiri, lantas menatap sengit penuh permusuhan pada sang lawan bicara yang seperti tengah menelisik lebih detail wajahnya.

"Lo kalau jalan lihat-lihat. Jangan cuma pake kaki, tapi juga pake mata!" sembur Nayya tanpa ampun.

"Lo kan—"

"Gak usah sok kaget gitu, semua orang juga tahu gue siapa. Mau foto? Tanda tangan?" potong Nayya dengan nada angkuh.

Pria itu menggeram, tangan satunya terkepal sedangkan tangan lainnya menunjuk tepat ke wajah Nayya. "Dasar Food Vlogger gak beretika. Gara-gara review lo, gue jadi dipecat dari rumah sakit. Food Vlogger Abal-abal!"

Nayya sama sekali tak gentar, ia malah tertawa meremehkan. "Oh ini Chef yang katanya andalan, ternyata kualitas masakannya biasa saja, bahkan sangat buruk."

Rahang Zayyan mengencang hebat. Segala sumpah serapah sudah sangat siap diluncurkan. "Dasar perempuan tak berhati nurani. Seenak jidat bertindak, tanpa pernah memikirkan dampak apa yang akan diterima orang lain, atas tindakan bodoh yang telah Anda lakukan. Anda menilai makanan saya, tanpa mencobanya terlebih dahulu, kebiasaan orang-orang zaman sekarang memang selalu menilai sesuatu dari tampilan luar!"

Amarah Zayyan benar-benar tidak bisa dikendalikan. Ia begitu kesal karena dipecat secara tidak terhormat, dan parahnya hanya karena sang atasan menonton live Nayya yang tengah menghina-hina masakannya. Postingan tersebut viral di jejaring maya. Padahal selama bekerja di rumah sakit, tak pernah sekalipun ia mendapatkan komplain. Tapi, lihatlah sekarang.

Perempuan bernama Nayya Shafa Yuanita itu menghancurkan segala citra baik yang sudah susah payah ia bangun. Rasanya Zayyan tidak bisa sabar jika menghadapi spesies angkuh nan keras kepala yang kini tengah berdiri pongah di hadapannya. Ia benar-benar muak dan ingin menguliti Nayya hidup-hidup.

"Chef ada yang menunggu di lobi rumah sakit."

Penuturan seorang suster menghentikan perdebatan sengit di antara keduanya.

Zayyan mengangguk dan tersenyum ramah.

Sebelum kakinya melangkah pergi, ia menyempatkan diri untuk berseru, "Urusan kita belum selesai!"

Nayya hanya memutar bola mata malas dan tak mengindahkan peringatan tersebut. Ia sama sekali tidak peduli. "Terserah, lo!"

Setelahnya Nayya pun mengayunkan langkah dan mendahului Zayyan. Berjalan cepat untuk meninggalkan rumah sakit ini, ia harus segera pergi sebelum sang ayah menyadari.

Sesampainya di tepi jalan, sebuah mobil sudah menunggu dirinya. Tanpa banyak bersuara ia pun masuk ke dalam, dan duduk manis di samping kemudi.

"Lo buat masalah apalagi, hah?" sembur sang sahabat yang kali ini alih profesi menjadi sopir.

"Anterin gue ke Resort Bokap, yang ada di Bogor," cetus Nayya tak berniat sedikit pun untuk menjawab kalimat sarkas yang dilayangkan Syaki.

Spontan, Syaki pun menginjak pedal rem. "Gila lo. Ogah!"

"Gak usah belagak nolak. Nolongin orang yang lagi kesusahan itu berpahala, Ki," sahut Nayya.

"Gue gak mau berurusan sama Bokap lo."

Nayya berdecih pelan. "Bokap gak akan marah kalau tahu gue ke sana. Udahlah gak usah banyak ngomong, tinggal anterin doang apa susahnya."

Syaki pun akhirnya menuruti pinta Nayya. Kalau tidak ingat status persahabatan mereka yang sudah terjalin selama belasan tahun, pasti ia akan langsung menolaknya mentah-mentah. Apalagi jika berurusan dengan Hartawan Yudhistira. Bisa tamat riwayatnya.

"Lo kenapa bisa nongkrong di rumah sakit?" tanya Syaki setelah kembali menyalakan mesin mobil dan melajukan kendaraan beroda empat tersebut.

Nayya melirik sekilas lalu berucap, "Kecelakaan gue."

Syaki menatap penuh rasa tidak percaya. Orang paska mengalami kecelakaan tapi masih sehat bugar, dan sifat menyebalkannya makin menjadi-jadi. Rasanya tidak masuk akal.

"Gue ribut sama Angga, gara-gara itu kita nabrak pohon besar dan gue berujung pingsan. Tapi lo gak usah khawatir, gue baik-baik aja. Hanya sedikit pusing dan cedera ringan."

Syaki berdecak dibuatnya. Percaya diri sekali sahabatnya ini. Ia sama sekali tak merasa khawatir, sebab kini Nayya dalam keadaan sehat wal afiat.

...—🖤—...

"Permisi, Bapak mencari saya?" tanya Zayyan saat mendapati seorang pria yang sudah mulai berumur, tapi tetap gagah di usianya yang tidak lagi muda.

Hartawan yang saat itu tengah memainkan ponsel langsung menatap sang lawan bicara dan mengulurkan tangannya. "Saya Hartawan Yudhistira, dengan Chef Zayyan?"

Zayyan mengangguk dan tersenyum, ia pun menyambut hangat uluran tersebut. "Iya, dengan saya sendiri."

Saat jabatan tangan mereka terlepas, Hartawan menyerahkan sebuah kartu nama. "Jika Chef berminat, saya ingin menjadikan Chef sebagai juru masak di Resort saya."

Kesadaran Zayyan belum terkumpul sempurna. Ia masih sangat shock. Apa semudah itu ia mendapat pekerjaan, padahal dirinya baru saja dipecat dengan cara tidak terhormat.

"Saya akan berikan gaji dua kali lipat dari yang Chef terima di rumah sakit," imbuh Hartawan karena Zayyan tak kunjung buka suara.

"Bapak serius?"

Hartawan tersenyum tipis dan mengangguk mantap. "Saya tidak pernah bermain-main dengan apa yang sudah saya katakan."

"Saya bersedia, Pak," seru Zayyan antusias. Ia memang sangat memerlukan pekerjaan.

"Besok kamu bisa langsung datang ke alamat yang tertera di kartu nama. Kita bicarakan terkait kontrak kerja di sana," tutur Hartawan.

Zayyan mengangguk dengan sangat antusias.

"Sebentar," ungkapnya saat ada sebuah panggilan masuk.

"Putri saya kabur. Bagaimana bisa? Saya ke sana sekarang." Hartawan langsung memutus sambungan telepon dan bergegas pergi, tapi sebelumnya ia menyempatkan diri untuk sejenak berpamitan.

"Alhamdulillah," tutur Zayyan mengucap syukur.

Doa orang yang terdzolimi memang begitu mudah didengar Sang Illahi. Ia merasa sangat beruntung bisa dipertemukan dengan seseorang yang begitu baik hati, sudi untuk memberikan dirinya pekerjaan.

"Sebentar lagi tabungan aku cukup untuk kita nikah di Baitullah, Fa," gumamnya seraya tersenyum lebar.

Wajah yang semula muram dan suram, mendadak cerah berseri-seri. Apalagi jika mengingat dirinya bisa merealisasikan keinginan sang calon istri. Makin tidak sabar rasanya bertemu dengan Zalfa, ia ingin bercerita banyak hal, terlebih tentang kabar bahagia ini.

Zalfa tak menuntut banyak hal dari Zayyan, jika pria itu mampu mewujudkan mimpinya alhamdulilah, jika pun tidak, tak jadi masalah. Hanya sekadar menikah di KUA pun tak apa, ia cukup tahu diri akan statusnya. Hanya seorang yatim piatu yang hidup sebatang kara. Begitu beruntungnya ia bisa bertemu dengan Zayyan.

Namun, ternyata Zayyan menyambut antusias keinginannya dan pria itu meminta jangka waktu untuk mengumpulkan uang, agar mereka bisa terbang ke Baitullah. Beribadah di sana, sekaligus mengikat janji suci di tempat yang penuh berkah dan banyak dikagumi umat Islam.

"Masih gak aktif hpnya," monolog Zayyan saat kembali mencoba menghubungi nomor sang calon istri.

"Kamu baik-baik aja, kan, Fa? Jangan buat aku khawatir," imbuh Zayyan. Kecemasan kembali menyelimuti, tapi ia harap Zalfa baik-baik saja.

...🖤SEE YOU NEXT CHAPTER🖤...

1
Nur Hasanah
Biasa
Nur Hasanah
Kecewa
Sriza Juniarti
karma nanti naya..bucin abis🤣🤣
Sriza Juniarti
lanjuutt..s3mangat kk, terus berkarya
love sekebon🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!