Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.
Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.
Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^
Jangan menilai sesuatu dari covernya!
Typo bertebaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Alfata sedari tadi sedang memikirkan sesuatu. Alfata melamun dan akhirnya kesurupan? Oh tidak! Pikirannya tidak sekosong itu. Alfata saat ini sedang memikirkan perkataan Alesha tadi ketika mereka berpapasan di lorong sekolah.
Flashback on!
Alfata sedang berjalan menuju kelasnya. Nampak dari depan, ia berpapasan dengan Alesha. Ketika sudah tiga langkah melewati Alesha, tiba-tiba gadis itu memanggilnya. Alfata pun berhenti dan berbalik menghadap gadis itu.
"Ada apa?" tanyanya.
"Lo udah sembuh?" lanjut Alfata kembali bertanya. Alesha hanya mengangguk.
"Ada yang mau aku omongin kak," ucap Alesha yang sekarang sedang gugup. Jarinya memilin lengan bajunya untuk mengatasi rasa gugupnya. Alfata hanya diam menunggu gadis itu berbicara kembali dengan melipat tangannya di dada.
"Maaf, Kak Alfa suka sama Keira ya?" tanya Alesha to the point. Alfata membeku ditempat, matanya sedikit melotot. Sedangkan Alesha, ia malah semakin gugup dan takut-takut Alfata marah. Ia memang harus memastikan langsung dari Alfata sendiri daripada hanya mendapat penjelasan tanpa bukti.
"Iya." Setelah dua menit diam, akhirnya Alfata meresponnya dengan nada tenang.
"Aku suka sama Kak Alfata," ungkap Alesha yang masih menundukkan kepalanya.
"Lalu?"
Alesha mendongak, ia melihat Alfata menatapnya santai.
"Aku akan buat Kak Al suka sama aku juga."
"Menyerahlah! Saya tidak akan suka sama kamu."
Deg!
Saya?
Alesha tersenyum miring. Sebegitu yakinnya dia tidak akan suka dengannya? Bahkan sekarang sudah pakai panggilan formal. Benar-benar asing:-)
Kemudian, Alfata pun berbalik badannya dan segera melangkah pergi dari sana.
"EMPAT HARI!" teriak Alesha, Alfata pun berhenti. Ia kembali membalikkan badannya tapi dengan jarak yang sedikit jauh dari tadi, dengan dahi yang berkerut pertanda penasaran. Apa maksudnya empat hari?
Alesha kembali mendekat. Jika diperkirakan sekarang jarak antara mereka sekitar tiga langkah. Alesha kembali mendongak menatap Alfata karena jarak tingginya dengan Alfata cukup jauh. Bahkan Alesha hanya se-bahu cowok itu.
"What does it mean?" tanya Alfata penasaran.
"Empat hari! Aku diberi tantangan sebelumnya sama teman-temanku untuk bisa mengambil hati Kak Alfata. Awalnya aku pikir, aku tidak akan pernah suka sama Kakak, mengingat Kak Alfa sering dibilang sangat dingin dan datar. Bahkan lebih dari Kak Zavian. Tapi ternyata, perasaan itu tiba-tiba muncul tanpa dicegah. Jadi, karena mulai besok waktunya tersisa empat hari. Dan, mulai besok juga aku akan manfaatkan waktu itu untuk membuat Kak Alfata luluh denganku!" ucap Alesha final. Kali ini ia yakin akan menyelesaikan misi ini dengan baik.
Alesha sudah lama memikirkan ini. Meskipun nanti hasilnya tidak sesuai ekspektasi, tidak papa. Yang penting ia sudah berusaha daripada menyesal nantinya. Mengenai perasaannya nanti tidak dibalas pun tidak papa, toh tidak ada yang melarang. Alesha pun cukup sadar diri jika bersanding dengan Alfata.
"Tapi saya tidak suka kamu, percuma."
"Tidak papa, yang penting aku akan manfaatkan sisa empat hari tantanganku untuk buat Kak Alfata jatuh."
"Terserah! Jangan terlalu berharap!" ujar Alfata dan kembali melangkah pergi dari sana. Alesha hanya menatapnya dengan sorotan mata sedih, bahkan air matanya sudah mulai mengalir. Sedari tadi, ia mencegah air matanya yang ingin keluar supaya Alfata tidak melihatnya menangis.
"Aku yakin, suatu saat nanti Kak Alfata suka sama aku!" ucap Alesha dalam hati. Ia mengusap pelan pipinya yang basah.
Flashback off !
Sedari tadi, Alfata tidak bisa berhenti memikirkan ucapan gadis bar-bar itu. Ia kemudian ia meneguk minumnya yang masih penuh itu hingga habis. Alfata mengarahkan pandangannya dan memergoki teman-temannya sedari tadi menatapnya.
"Ada apa?" Mereka hanya menggeleng, kemudian melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
...***...
To be continued!