Jejak Pendakian Terakhir
Prolog : dua orang pasang pemuda mendaki gunung S, salah satu gunung tertinggi di provinsi ketiga terbesar S.U . Didalam pendakian mereka melanggar apa yang tidak boleh dilakukan ketika pendakian, empat hari berlalu mereka belum juga melapor ke pos registrasi pendakian hingga penjaga registrasi curiga dengan mereka karena sudah waktunya harus turun tetapi mereka belum juga turun.
Akhirnya penjaga registrasi menghubungi keluarganya dan memasang foto mereka di papan pencarian.
Alat-alat camping berantakan di ruangan khusus, ticong yang melihatnya menjerit “gel, Bogel. Kok berserakan seperti ini, mau kemana kau sih”
sahutan dari ruang tamu “biasa lah kak.”
Bogel langsung ke ruangan khusus alat-alat camping “biasa kak mau naik gunung S”
“sama siapa kau kesana?”
“sama Rini, Taurus, Nisa”
“berempat aja kalian kesana”
“iya Kak. si Rini ngajakin kesana, dia kepingin kesana”
“ya udah hati-hati kalian kalau kesana”
“iya. eh tunggu dulu kak, pinjam alat ko ya kak”
“ya udah pakai lah, tapi ko jaga ya. Jangan sampai rusak,”
“iya. tunggu dulu,”
“apa lagi sih, kakak mau ke sekret ini. Ada kerjaan”
“kerjaan apa sih! paling cuma nongkrong sama temen-temen kakak.”
Sambil menjewer telinga bogel “otakmu, ada berkas yang mau dikerjakan, ada kerjasama dengan LSM jerman”
“iya-iya, tapi tunggu dulu, aku nebeng ke stasiun”
“iya sudah, kakak tunggu di luar”
hampir lima belas menit ticong menunggu “gel, bogel. buruan kakak masih banyak kerjaan lo?” jeritan ticong dari luar rumah yang sedang menunggu bogel,
bogel keluar rumah membawa carrier “sabar kenapa sih, gak sabar kali.”
“bukan gitu, kakak sudah ditunggu sama teman-teman kakak,”
“iya tau loh, kayak lagi M aja kakak ini. Ngomel terus, atau karena udah gak lama punya pacar ya, hehehe”
sambil menjitak kepala bogel “jaga bicara mu, mau kakak tambah lagi pakai ini” sambil mengepalkan tangannya
“aduh sakit kak, iya-iya”
mereka berbicara didalam mobil yang mau berangkat mengantarkan bogel ke terminal. dua puluh menit mereka berjalan, mereka sampai di terminal, Rini, Taurus, dan Nisa sudah menunggu.
“makasih kak”
“iya. ada uangmu?”
“ada sih tapi kalau kakak mau nambahin buat jaga-jaga kantong boleh lah.”
“ini, tambahan buat kamu. Jangan boros-boros, terus hati-hati kalau kesana”
“iya”
“eh, satu lagi jangan buat masalah dan jangan bawa-bawa nama kakak ko ya?”
“iya-iya, cerewet kali sih.”
teman-teman bogel sudah menunggu, Taurus mendatangi mobil ticong
“eh, kak ticong. sehat kak?”
“sehat, Rus jangan macam-macam kalian ya disana?”
“jaga adik kakak”
“kayak anak kecil aja aku kak” ucap bogel
“siap kak ticong”
“ya sudah kak berangkat dulu ya Gel, Rus”
taurus sambil hormat “siap kak”
ticong langsung menginjak pedal gas mobilnya menuju ke sekret, yang tidak terlalu jauh dari terminal.
“Rus, udah ko pesan tiket kita?”
“sudah aman tu”
“minumnya juga udah kau bawa kan”
“kalau yang itu aman Gel.”
Bogel, Rini, Taurus dan Nisa berangkat menunju gunung tertinggi di S.U dengan menaiki angkutan umum. Agar lebih menghemat tenaga, karena pendakian gunung S sangat menguras tenaga, apa lagi untuk pendaki pemula seperti Rini dan Nisa.
di dalam perjalanan mereka beristirahat untuk menghemat tenaga mereka, agar lebih fit sewaktu mendaki gunung S. mereka duduk berpasangan di angkutan umum yang mereka naiki, biasa mereka anak muda yang sedang lagi kasmaran.
mobil honda jazz yang masuk di pelataran parkir sekret kalem langsung menegur ticong “dari mana aja cong, kok lama kali ko. Udah ditungguin sama bang bolang sama bang soram”
“iya tadi ngantar Bogel dulu ke terminal”
“udah buruan mereka baru mulai itu rapatnya”
“oke-oke makasih Lem”
ticong bergegas menuju ruang rapat, Ticong mengetuk pintu ruang rapat
“permisi,”
bolang menegur ticong “masuk Cong, lama kali ko dari mana saja?”
“maaf bang tadi ngantar Bogel ke terminal”
“kemana dia?”
“biasa bang, ke gunung S”
soram menyahut “sudah-sudah kita mulai saja rapatnya”
“oke bang”
mereka mulai rapat tentang kerjasama dengan LSM jerman. yang mau mendukung program mereka, tentang konservasi hutan lindung yang sudah di rusak oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.
kembali kita ke Bogel dan teman-temannya, senja di ufuk barat terlihat indah di daerah pegunungan sekitar dua puluh menit lagi mereka sampai di desa N.L . desa N.G ini adalah salah satu desa tempat masuknya para pendaki gunung S.
Ada dua desa yang bisa masuk untuk pendakian ke gunung S, tetapi desa N.L ini desa yang paling tenar untuk para pendaki.
“akhirnya kita sampai juga” sahut taurus
nisa bertanya “Yang malam ini juga kita naik gunung nya Yang?”
“gak lah Yang, besok pagi kita naiknya.”
“ohhh”
bogel langsung menyahut “yaudah kita langsung ke pos registrasi aja dulu mumpung belum gelap kali, jadi kita lebih enak pasang tendanya”
Rini menanyakan sama bogel “Yang pos registrasinya dimana?”
“di bawah kaki gunung S Yang”
“jauh dari sini Yang?”
“yah lumayan kalau kita jalan kaki paling dua puluh menit lah”
“hah…. belum juga naik gunung udah capek”
“iya sudah, kita jalan aja. kalau kita jalan sambil bicara-bicara pasti gak kerasa lo Yang.”
“ya sudah lah.”
mereka berempat berjalan dengan santai, dan mereka sambil berbincang-bincang tentang gunung S, serta tentang pendakian yang Taurus dan Bogel sudah lakukan.
Dua puluh menit berlalu mereka berempat sampai di pos registrasi, “Tus, ko jaga mereka dulu ya, aku mau lapor dulu ke pos”
“ok”
bogel menghampiri pos registrasi yang lumayan gelap karena hanya disinari oleh lampu emergensi,
“misi bang,”
“iya” petugas mengambil senternya dan menyorot ke wajah bogel!
“eh, kau nya Gel. bawa orang ko Gel?”
“gak bang, aku sama taurus, kami cuma dua pasang aja bang”
“mana dia taurus?”
“tuh, lagi jaga cewek-cewek”
“ohhh, pasti yang baru lagi kan?”
sambil memberi kode “iya bang, diam-diam aja”
sambil geleng-geleng kepala “dasar lah kalian, yang mana lagi anak orang yang kalian bawa”
“sudah aman itu bang, masih ada tempat yang mantap kan”
“ada sih itu, tempat biasa teman-teman komunitas kakakmu.”
“Tapi aman kan bang, mereka gak masuk kan?”
“kayak nya gak sih Gel, dengar kabar mereka lagi fokus sama pendanaan LSM dari luar, makanya mereka dalam minggu ini gak masuk”
“ohhh, pantas tadi kak ticong kayak orang lagi M, ngomel aja”
“hehehe, biasalah kakak mu. kalau lagi sibuk gak bisa diganggu”
“ya udah bang nanti aku sama taurus kemari, kami memasang tenda dulu biar cewek-cewek itu bisa istirahat”
“oke-oke, awas tapi jangan macam-macam kalian iya”
“iya aman itu bang, udah makan bang?”
“sudah sih, tapi kalau mau dibawakan ya mau?”
“oke aman itu, nanti kami bawakan, aku kesana dulu ya bang”
bogel segera menghampiri teman-temannya, taurus sedikit komplain “lama kali kau gel, nanti kan bisa?”
“santai lah Rus, kita lobi dulu biar dapat tempat yang enak pasang tenda”
“jadi dimana kita pasang?” tanya taurus
“biasa tempat orang kak Ticong pasang tenda?”
“nanti payah, itu kan tempat prioritas mereka gel, gak ada yang boleh pasang tenda di sana.”
“Aman itu, mereka gak ada yang naik, mereka fokus sama job mereka”
“ya udah, yang penting kau tanggung jawab kalau tiba-tiba mereka masuk”
“iya-iya aman itu, udah gak percaya lagi ko sama aku”
“iya” ucap taurus
memang komunitas ticong yang mendidik warga setempat untuk mengelola gunung S ini untuk menjadi lebih baik untuk registrasinya dan manajemennya, dan separuh dari hasil pendapatan dibagi ke desa. makanya komunitas mereka menjadi prioritas jika ada yang naik, maupun cuma nyantai di bawa kaki gunung S.
Mereka berempat membuka tenda di area khusus yang tidak pernah di tempati oleh orang umum, Bogel dan Taurus memasang tenda masing-masing dan sedangkan Rini dan Nisa mereka berdua menyiapkan makanan buat makan malam mereka.
singkat cerita kegiatan mereka berempat selesai, tak lupa mereka memberi makanan untuk penjaga Pos registrasi, lalu mereka makan bersama-sama. Setelah mereka siap makan malam, mereka pergi ke pos registrasi untuk sedikit berbincang-bincang.
“sudah siapkan?” sahut bogel
“sudah Yang.”
“ayo kita ke pos bentar, kita bincang-bincang di sana biar lebih dekat aja sama mereka”
“iya Yang”
mereka berempat pergi ke pos, dan mereka berbincang-bincang sampai hampir larut malam, dan mereka berpamitan untuk istirahat.
“bang kami ke tenda dulu ya?” taurus mengajukan pamit sama penjaga registrasi
“ya udah, kalian istirahat. abang lihat cewek-cewek kalian pun sudah pada ngantuk tuh.”
“iya bang, kami pamit ya bang”
“oke”
sebelum mereka berempat kembali ke tenda bogel ditarik, sambil berbisik di telinga bogel “jangan jadi tanda goyang ya, hehehe”
“gak lah bang, kalau jadi pun gak goyang, tenda kita kan tenda anti goyang”
“iya lah orang kau pakai punya ticong kan”
“hehehe, bang tau aja”
“udah sana kau”
“iya-iya”
biasa candaan para anak pendaki, mereka berempat beristirahat di tenda masing-masing, Bogel sama Rini sedangkan Taurus sama Nisa. Dingin malam yang menusuk ke tulang membuat tidur mereka sedikit terganggu, dan hanya mereka di tenda yang tau apa yang mereka lakukan dengan udara cukup dingin hingga menusuk ke tulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments