Gadis muda, bernama[resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [hari ramadhan],berusia 35 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan prontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
babb 13
Memandang yang bukan mahram itu haram hukumnya.pilihan nya hanya dua.halalkan atau tinggalkan" ucapan pria itu membuat salah tingkah sang pemuda yang bangkit dari tempat duduknya.menghampiri sang ustadz yang berdiri menatap dirinya. tangannya terulur menyalami dengan takzim.
"Maaf ustadz.saya sudah lancang.dengar dengar,gadis yang barusan lewat itu keponakan ustadz ya? Saya mengagumi salah satunya.tapi, tidak berani untuk mendekati.apalagi meminta kepada kedua orang tuanya.kegagalan di masalalu,membuat saya terlalu takut.takut untuk melangkah ke jenjang pernikahan lagi" Jelas rahmat dengan suara lirih dan tertunduk malu.
"Dekatkan diri pada allah SWT..niscaya,Allah akan memberikan petunjuk bagi umatnya yang membutuhkan pertolongan" Nasihat ustadz asep tak bermaksud menggurui, namun membuat pemuda di hadapannya mendongak dan tersenyum ramah.
"Terimakasih nasihat nya ustadz. itu yang sedang saya lakukan sekarang.kalau boleh? saya minta tolong untuk menanyakan pada gadis berkerudung ungu tadi.apakah dia sudah ada yang menghitbah apa belum tad? "
Ustadz asep tersenyum,mendengar penuturan pemuda yang berparas manis dengan lesung pipi dan jambang tipis memperlihatkan wajah tampan di usianya yang cukup matang.
" Maksud kamu resa? " tanya ustadz asep menyebutkan nama gadis yang di maksud pemuda yang bernama Rahmat itu mendongak menatap pada sang ustadz sambil menggeleng.
" Maaf ustadz,saya tidak tahu namanya" suara lembut rahmat terdengar lirih tak lupa senyum yang terukir tak lepas dari bibir tipis nya.
"makanya saya beri tahu. gadis berkerudung ungu itu namanya RESA" ucap pria paruh baya yang membuat orang di hadapannya terasa sungkan.
"Terima kasih ustadz,kalau begitu saya pamit pulang, assalamualaikum" Ucap rahmat berpamitan.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"Jawab ustadz asep, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk memasuki madrasah yang berada di belakang masjid.pemuda itu baru melangkah menuju motor yang terparkir di pelataran masjid setelah ustadz tadi tak terlihat dari pandangan nya.
" Assalamualaikum "ucap ustadz asep kakinya melangkah memasuki madrasah yang sudah penuh dengan santri yang menunggunya.
" Waalaikumsalam "jawab para santri santriwati serempak menjawab salam dari gurunya.
" Dikarenakan waktunya tidak akan cukup,hari ini hanya murojaah hapalan saja,setoran tahfiz nya di undur hari besok"perintah ustadz saat melihat jam menunjukan pukul 16:30
"Alhamdulillah,selamat juga" Ucap sebagian santri yang belum lancar menghapal tentu merasa senang karena selamat dari hukuman yang biasa di terima jika salah satu santri tak menyetorkan hapalan.
Setelah pengajian usai,sang ustadz yang ternyata adalah paman dari resa yang sempat di perbincangan dia bersama seorang pemuda di pelataran masjid tadi itu menghentikan resa yang sudah bangkit dari tempat duduknya kembali menjatuhkan bokongnya lagi.
"Resa tunggu sebentar,jangan pulang dulu, ada amanah yang ingin ua sampai kan" cegah Ustadz asep setelah menunggu murid yang lainnya pulang terlebih dulu.gadis itu mengangguk patuh.matanya melirik sang adik yang masih setia menunggu di teras madrasah.
"Res, kamu tau akhir akhir ini sering diperhatikan seseorang? " Tanya sang paman yang berhasil mengagetkan gadis lugu di hadapannya.
Deg...
Resa merasa terkejut dan bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan sang paman.
"Aduh, bagaimana ini,apa ua asep udah tahu ya, soal kang nathan yang sempat datang tempo lalu" Pikir resa menerka-nerka sambil mengangkat sebelah alisnya saat menatap pada sang adik,meminta bantuan namun tina hanya acuh pura pura tak tahu menahu.
"Memangnya kenapa wa ? " Tanya resa merasa cemas akan arah pembahasannya menjulur pada hubungan yang seharusnya tak menjadi kecemasan pada gadis itu.
"Tadi ua bertemu rahmat di depan ,dia berpesan,katanya ingin menghitbah kamu.setau ua,kamu belum terikat hitbahan seseorang.makanya ua menyampaikan niat pemuda itu sama kamu.menurut ua dia pemuda yang baik,bertanggung jawab, sudah mafan pula,kamu mau taaruf dulu? "tanya sang paman yang ternyata menyingkirkan praduga dia yang sempat melintas di pikirannya.
"sebenarnya tahun lalu di akan menikah.tetapi pernikahannya gagal.karena perempuan nya ketahuan selingkuh sama saudara pemuda itu.dan beberapa minggu yang lalu, dia melihat kamu saat mampir sholat ashar di mesjid sini.katanya setelah hari itu dia selalu memperhatikan kamu melintas di persimpangan warung depan,kalau kamu mau,ua akan menyuruh rahmat untuk datang menemui orang tua kamu, bagaimana ? "
"Aku kira ua tahu soal kang nathan, ternyata orangnya lain lagi.aku juga baru tahu kalau sering di perhatikan seseorang.tapi, aku juga tidak ingin memberikan harapan padanya dia yang wajahnya saja aku tidak tahu seperti apa" resa malah membatin, membuat pria paru baya di hadapannya melayangkan pertanyaan lagi.
"Kamu menolak? bahkan sebelum bertemu dan tahu orangnya seperti apa? memangnya kamu gak penasaran? " tanya sang paman ketika melihat gelengan kepala dari gadis di hadapannya.padahal gadis itu sedang menyingkirkan praduga yang berseliweran di pikiran nya dengan menggelengkan kepala.
"Mm..aku gak tahu ua! " resa merasa bingung harus menjawab apa.
" Ya sudah keputusan ada di kamu,ua tidak akan memaksa, nanti akan ua sampai pada rahmat kalau kamu sudah memutuskan"
"i_iya wa,terimakasih,resa pamit pulang" Ijinnya sambil mencium tangan paman sekaligus guru ngajinya,lalu menyusul tina yang mungkin dari tadi penyimak percakapan mereka. Ketika di perjalanan menuju rumah, tina melontarkan banyak pertanyaan pada kakanya,namun resa hanya diam tak menanggapi pertanyaan pertanyaan yang satupun ia tangkap.
_ _ _ _
Waktu berlalu begitu cepat tak terasa sudah satu bulan resa bekerja.hari ini hari yang selalu di tunggu tunggu oleh semua para karyawan, yaitu waktu gajihan,mereka yang menantikan hari ini tiba,pasti merasa senang,namun tidak dengan doni juga resa yang sedang dalam kegundahan. entah pikiran apa yang sedang mengganggu keduanya.
"Makin hari kamu makin menjauh sih res.memangnya kamu gak ada rasa sedikitpun untuk aku? padahal aku sudah berusaha menjadi pribadi yang kamu inginkan! tapi gak papa ko,aku tetap menyayangi kamu, meskipun tak kamu anggap perjuanganku." ucap doni yang mengutarakan keluhannya, saat waktu istirahat tiba,dia menghampiri resa yang sedang duduk termenung di kursi ruangan tempatnya bekerja.resa hanya bengong mendengarkan keluhan doni,pikirannya kalut saat ini,sungguh sangat mengganggu hingga dia merasa bingung sendiri.
"Maaf mungkin perkataan ku akan melukaimu,tapi aku tidak bisa terus memberikan harapan lebih jauh lagi, dalam beberapa mingu pendekatan kita ,perasaan ku tetap sama seperti sebelumnya, lebih baik buang jauh jauh rasa itu sebelum lebih dalam lagi" lirih resa yang membuat raut wajah pemuda yang sedang menatapnya berubah sendu.merasa kecewa,sakit hati,tak percaya akan penolakan resa,mau marah pun tak bisa merubah keadaan,dia mengusap wajahnya kasar.
"Ternya benar yang dikatakan wati,kamu itu emang suka php'in banyak pria yah?..mentang mentang punya wajah cantik,sesuka hati mainin perasaan orang" ucapan doni membuat gadis itu syok.apakah sebegitu buruk kah perlakuannya hingga membuat pemuda itu berkata seperti barusan.
"Ya allah kenapa jadi seperti ini,aku tak bermaksud mainin perasaan orang,lagian kenapa wati bisa kontekan dengan doni sih ? padahal aku gak pernah cerita tentang doni sama dia" pikir resa merasa gusar sedangkan pemuda itu sudah berlalu pergi meninggalkan resa yang masih menyelam jauh dalam pikiran yang berputar putar.
"Ya rabbku, atur saja skenario terbaikmu,aku hanya memohon,kuatkan aku dalam keadaan apapun,sabarkan aku dalam proses apa pun,dan ikhlas kan aku dalam hasil apa pun, aamiin" Batin resa menerawang pada kejadian beberapa bulan ini banyak pria yang mendatangi dirinya,namun satu pun tak ada yang membuat hatinya luluh, dia masih mengharapkan seseorang yang di sebut namanya saja sudah menggetarkan hatinya.apa lagi dulu sempat memberi komitmen untuk menghalalkan dirinya. namun sampai saat sudah tak bertukar kabar tanpa kepastian, belum lagi di tambah dengan kesalahan pahaman di rumahnya. resa selalu menjadi sasaran atas semua kesalahan yang wati perbuat.
Setelah waktu istirahat tiba,mereka berkumpul untuk makan siang seperti biasanya. di sela itu mereka berbincang,canda tawa yang mereka lontarkan menambah keriuhan di ruangan itu, namun sama sekali tidak mengganggu seseorang yang sedang patah hati di pojokan sana,sambil mengaduk ngaduk nasi di piringnya.
"Kenapa tuh anak, tumben tumbenan mojok? biasanya suka nimbrung paling heboh di qntara kita" Gumam ika saat melihat doni murung tak bersemangat, kemudian melirik pada gadis yang sama murungnya.
"Kayanya si doni lagi patah hati deh! Liat aja sama yang onoh sama murungnya" selidik andi mengamati keduanya.
"Masa sih,tapi tadi pagi saat ketemu kayanya baik baik aja.nyapa seperti biasanya,kalau si resa emang sudah dari pertama berangkat juga terlihat murung,mungkin ada masalah dirumahnya," Jelas ika menyangkal praduga temannya.
"Sok tahu kamu belum tentu juga kali,asal nembak aja " timpal kayla dengan pipi yang menggembung karena penuh dengan makanan yang sedang di kunyahnya.
"Hadeh, kaya yang gak pernah muda aja,kalau bukan masalah hati ya apa lagi" Ucap fahru ikut menimfali kegaduhan yang tercipta di ruangan itu.
"Ck, kalian itu yah,gak percayaan banget, orang aku denger perselisihan dari dalam rumahnya.terus liat mata si resa berkaca kaca,soalnya kebetulan aku nyamperin dia kerumah nya,untuk berangkat bareng. " jelas ika memberitahu penglihatannya saat berafa di tempat kejadian.
"Nah, jadi tambah kepo kan? sana ika samperin .tanya mereka.mungkin butuh teman untuk bercerita,doni sama resi kan paling dekat sama kamu" Perintah bu kayla
mendorong pelan bahu temannya agar bangkit.
"Gak perlu di samperin bu,nanti juga si doni bakalan cerita sendiri dia" ika enggan beranjak dari tempat duduknya.
"Terus itu si resa mau kamu biarin juga" Tanya kayla menengok pada gadis yang masih menekuk wajahnya murung.
"Aku gak tahu kebiasaan dia kalau ada masalah suka bercerita sama orang atau enggak. soalnya aku gak begitu tahu,lagian dia pemalu, mana mau berbagi masalahnya sama orang.seperti yang kita tahu dia itu di tanya jawab,kalau enggak mah,ya diem aja dia." jelas ika yang di angguki teman temannya yang lain.
"Kasian dia ,seperti banyak tekanan" Batin kayla yang selalu memperhatikan gadis itu dari pertama kali mengenalnya.
"Mungkin dia segan sama kamu ika,karena muka kamu itu terlalu nyeremin, apa lagi bicara kamu itu terlalu blak blakan.mana mau dia curhat sama kamu, yang ada nyalinya ciut sebelum cerita sama kamu" usil kayla sambil cekikikan
"Ck,muka aku memang kaya gini bu.mau di gimanain lagi" Jawab ika kesal karena penuturan kaila menyinggung perasaannya.
"Yah gak mesti gimana gimana ka, memang begitu adanya padahal dia enjoy enjoy aja kalau aku yang ajakin ngobrol" Ledek kayla merasa dirinya paling dekat dengan resa.
ika bangkit dari duduknya meninggalkan bu kayla,lalu menghampiri doni yang sudah tak terlihat di temannya duduk tadi.
"Kamu lagi ngapain berdiam diri di balkon don,di tengah terik matahari pula, nanti kulitmu tambah exotic loh" usil ika dari balik jendela yang mengarah pada tempat doni berdiri.
"Biarin bi,aku lagi ngebakar perasaan yang tak terbalas lewat matahari ini.siapa tahu bisa lebur tersengat panasnya matahari" ucapan nya dramatis.
"Ck, kamu ini.sini masuk,mau cerita gak" ajakn ika yang berhasil menarik doni dari tempat yang tersorot matahari.
"Nanti aja bi, aku belum siap cerita.lagi pengen menyendiri dulu" Pinta doni melenggang dengan malas.akhirnya ika mengalah dan membiarkan pemuda itu sendirian.