NovelToon NovelToon
Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dark Vanilla

"perceraian ini hanya sementara Eve?" itulah yang Mason Zanella katakan padanya untuk menjaga nama baiknya demi mencalonkan diri sebagai gubernur untuk negara bagian Penssylvania.

Everly yang memiliki ayah seorang pembunuh dan Ibu seorang pecandu obat terlarang tidak punya pilihan lain selain menyetujui ide itu.

Untuk kedua kalinya ia kembali berkorban dalam pernikahannya. Namun ditengah perpisahan sementara itu, hadir seorang pemuda yang lebih muda 7 tahun darinya bernama Christopher J.V yang mengejar dan terang-terangan menyukainya sejak cinta satu malam terjadi di antara mereka. Bahkan meski pemuda itu mengetahui Everly adalah istri orang dia tetap mengejarnya, menggodanya hingga keduanya jatuh di dalam hubungan yang lebih intim, saling mengobati kesakitannya tanpa tahu bahwa rahasia masing-masing dari mereka semakin terkuak ke permukaan. Everly mencintai Chris namun Mason adalah rumah pertama baginya. Apakah Everly akan kembali pada Mason? atau lebih memilih Christopher

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dark Vanilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibuku hanya Everly

Mason buru-buru bergerak menghampiri Lilly, “Kami tidak bertengkar, sayang. Kami hanya membicarakan sesuatu, apakah suara kami mebangunkanmu?” tanya Mason lembut pada Lilly Anne yang kemudian mengangguk. 

“Oh dia...” Lilly Anne menatap Anika, lalu kembali pada ayahnya. “Aku lupa mengatakannya pada ayah, tapi tante itu kemarin bilang padaku, bahwa dia ibuku. Nenek juga bilang begitu, Apa itu benar, yah?”

Wajah Mason memucat. Rosaline hanya berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan kekacauan yang telah ia ciptakan.

“Sayang,” Mason mulai berbicara dengan suara gemetar. “Ayah akan menjelaskan semuanya nanti. Sekarang, bisakah kamu kembali ke kamar? Nanti ayah akan menyusulmu sebentar lagi.”

Namun, sebelum Lilly Anne bisa menjawab, Anika menyela. “Aku memang ibumu, Lilly Anne,” katanya dengan lembut, matanya penuh air mata. “Aku... aku yang melahirkanmu.”

“Anika!” sergah Mason. Menatap wanita itu nyalang. 

“Ayah, jadi itu benar?” 

“Lilly, sayang. Ayah berjanji akan menceritakan tentang ini, tapi sekarang bisa kah, kau kembali ke kamar dulu? Ayah akan menyelesaikan ini dengan cepat lalu menyusulmu." Mason menatap lekat mata yang serupa dengan matanya, dan anggukan Lilly kemudian membuat pria itu lega.

"Iya, ayah." kata si kecil Lilly, kemudian kembali menaiki tangga menuju kamarnya tanpa menoleh pada Anika.

Sementara Mason kembali memalingkan wajah pada wanita berambut hitam di belakangnya. Dengan ekspresi dinginnnya, mason berkata. "Jika kau datang hanya untuk mengacau. Lebih baik kau pergi saja."

"Aku tidak berniat mengacau. Justru aku kesini untuk memperbaiki kesalahanku di masa lalu."

Mulut mason meludahkan tawa getir. memperbaiki kesalahan katanya? Setelah sekian tahun?

"Aku tidak tahu apa yang kau maksud dengan memperbaiki kesalahan, Anika,” Mason menyipitkan matanya, suaranya kini penuh ironi. “Kesalahan yang mana? Meninggalkan aku? Meninggalkan anakmu? Atau semua itu sekaligus?”

Anika menghela napas, menahan emosi yang mulai menggelegak. “Aku tahu aku salah, Mason. Aku tahu aku tidak pantas untuk memintamu memaafkanku. Tapi aku tidak datang untukmu. Aku datang untuk Lilly.”

“Kau tidak punya hak atas Lilly,” Mason memotong dengan tegas. “Aku membesarkannya. Aku yang ada di sisinya ketika dia sakit, ketika dia menangis, ketika dia tertawa. Kau tidak lebih dari seorang asing baginya.”

Anika mundur selangkah, merasakan berat kata-kata Mason menekan dadanya. Namun, ia menolak menyerah. “Aku hanya ingin menjadi bagian kecil dari hidupnya, Mason. Aku tidak akan merebutnya darimu. Aku hanya ingin dia tahu siapa ibunya.”

“Dia tidak membutuhkanmu,” Mason berkata dengan dingin, seperti bilah es yang menusuk hati Anika. “Dia baik-baik saja tanpa kau. Jangan mencoba membuat semuanya rumit.”

“Aku sudah membuat semuanya rumit sejak aku pergi,” Anika menjawab pelan, suaranya gemetar. “Aku hanya ingin kesempatan untuk memperbaikinya. Kalau kau tidak mau memaafkanku, setidaknya izinkan aku untuk menjadi sesuatu dalam hidup anakku.”

Mason tertawa getir lagi, lalu mendekatkan wajahnya pada Anika. “Kau ingin tahu apa yang benar-benar diperbaiki di sini? Tidak ada. Kau datang hanya untuk mengingatkan semua luka lama yang sudah kubuang bertahun-tahun lalu. Kau bilang ingin memperbaiki kesalahan? Caramu tidak akan berhasil.”

“Jadi, lebih baik kau pergi sekarang karena tidak ada lagi yang ingin kubicarakan denganmu.” Ujar Mason dingin sebelum berbalik menaiki tangga tanpa mendengarkan pekikan protes dari Anika yang putus asa.

Pria itu sama sekali menolak untuk menurunkan egonya. Membuat matanya kembali basah, dan hatinya kembali sesak dengan penyesalan.

Rosaline menyentuh pundak wanita berambut hitam yang sedang sesegukan. “Anika, biarkan Mason menjernihkan pikirannya terlebih dahulu. Nak. Dia mungkin masih terkejut dengan kehadiranmu yang tiba-tiba. Tapi aku berjanji akan membantumu.” hibur Rosaline

“Iya bu, terima kasih.” 

Rosaline menepuk halus punggung wanita itu untuk menenangkan nya.  Meski respon Mason  belum bagus, mereka masih memiliki banyak waktu untuk meyakinkan pria itu. Dan Anika adalah orang yang dapat membantu Mason meraih ambisinya, Rosaline telah bertekad akan membantu sang anak kali ini. Dan ia yakin dia lah yang paling tahu hal terbaik untuk anak semata wayangnya.

...****************...

Saat menyusul Lilly Anne ke kamarnya, Mason menemukan Lilly sedang duduk di ranjang, memeluk boneka kelincinya dengan ekspresi muram.

Sama halnya dengan Mason yang berwajah penat, dengan campuran rasa bersalah. Seharusnya Lilly Anne tidak perlu tahu sampai dia cukup dewasa. Ini sama sekali di luar rencananya.

Mason berjalan menghampiri Lilly, kemudian duduk di ranjang yang tertutup seprei pink motif kelinci dengan sepotong wortel di mulut. Pria itu duduk membelakangi Lilly Anne.

Lilly diam, begitu juga Mason. Meski kemudian ia perlahan angkat bicara.

"Maafkan ayah, Lilly Anne. Ayah benar-benar minta maaf," ujarnya lemah, pada akhirnya hanya itu yang mampu ia ucapkan.

Sementara Lilly Anne yang mendengar kata-kata ayahnya langsung menangis. Pada awalnya dia tidak percaya dengan ucapan sang nenek, juga wanita berambut hitam yang sempat bertemu dengannya beberapa hari lalu. Tetapi mendengar ayahnya meminta maaf begini, berarti semua itu benar.

Lilly Anne bukan menangisi ibu kandungnya yang baru muncul. Tetapi, Everly yang selama ini dia pikir adalah ibu kandungnya, pada kenyataannya bukan sama sekali. Kenyataan ini menyakitinya.

"Lalu bagaimana dengan ibuku, Everly, ayah? Apa ini berarti aku harus benar-benar berpisah dengan Everly?" air mata gadis kecil itu mulai tumpah. "Aku tidak mau ayah."

Mason tertegun mendengar tangis dan pertanyaan putrinya. Dadanya terasa sesak, seperti ada beban yang menghimpit setiap napasnya. Ia berbalik, menatap Lilly Anne yang wajah kecilnya basah oleh air mata.

“Sayang...” Mason meraih boneka kelinci yang dipeluk Lilly dan menggenggam tangan kecilnya dengan lembut. “Kamu tidak akan kehilangan Everly. Dia tetap ibumu, ibu yang merawatmu sejak kamu lahir. Ibu yang mencintaimu lebih dari apa pun.”

“Tapi... dia bukan ibu kandungku,” Lilly menyeka matanya, suara kecilnya terdengar patah. “Kalau begitu, apa dia kelak akan meninggalkanku juga, seperti wanita itu? Apakah ibu pergi karena dia tidak suka lagi padaku?”

Mason merasa hatinya hancur mendengar kata-kata putrinya. Ia menarik Lilly Anne ke dalam pelukannya, merasakan tubuh kecil itu bergetar karena isakan. Rasa bersalah memenuhi hatinya.

“Tidak, sayang. Tidak ada yang akan meninggalkanmu,” Mason berkata dengan tegas, berusaha menyembunyikan gemetar di suaranya. “Everly tetap ibumu. Dia selalu ada untukmu, dan dia akan terus ada. Ibu kandungmu, Anika, hanya ingin mengenalmu. Tapi itu tidak berarti kamu harus kehilangan ibu yang kamu kenal sekarang.”

Lilly diam beberapa detik, kemudian mengangguk pelan di pelukan ayahnya, meski masih terisak. “Aku tidak mau dia menggantikan ibu Everly, ayah. Aku tidak mau kehilangan dia.”

“Kamu tidak akan kehilangan dia, Lilly Anne,” Mason mengusap rambut putrinya dengan lembut. “ Ayah akan memastikan semua ini tidak mengubah apa pun yang penting untukmu.”

Namun di dalam hatinya, Mason tahu janji itu tidak mudah ditepati. Hubungan mereka yang selama ini damai kini berada di tepi jurang, dan semua itu karena masa lalunya yang kembali menghantui.

1
Vanilabutter
iya. makasih ya dukungannya. 🥰
Agus Tina
Thor sering2 up ya. Kutunggu .... vote untukmu. Ceritanya bagus ....
Agus Tina
Visualnya pas thor ...
Agus Tina
Awal yang bagus ... suka ...
Vanilabutter: terima kasih kak. terus baca ya /Smile/
total 1 replies
Dewi Rahmawati
ini menarik aku suka🥰
Vanilabutter: terima kasih kak, terus baca ya /Grin/
total 1 replies
Kovács Natália
Wow, luar biasa!
Nụ cười nhạt nhòa
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Mokey D.Luffy
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!