"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Malam Pertama
Alexa masih gugup oleh sikap Nicholas sebelumnya, bertambah gugup lantaran Nicholas membuka kemejanya,membuang pakaian itu ke sembarang tempat. Pria itu bertelanjang dada yang langsung menampilkan tubuh tegap nan atletisnya, otot-otot perutnya pun terbentuk sempurna.
Jika memungkinkan Alexa ingin jungkir balik detik itu juga.
"Gue mau mandi dulu." Alexa sengaja menghindar untuk mengalihkan kegugupannya.
Tidak menunggu respon dari Nicholas, Alexa pergi ke kamar mandi. Pintu ditutup dan dikunci oleh Alexa, takut tiba-tiba pria itu masuk. Alexa berdiri di depan cermin wastafel, menatap pantulan tubuhnya selama beberapa waktu. Tanpa ia duga bayangan tubuh telanjang Nicholas tiba-tiba muncul, membuat Alexa terkejut setengah mati.
"Ya Tuhan, dia ganggu banget sih!" Alexa berbalik, berdiri membelakangi cermin.
Ingatan Alexa kembali pada malam yang pernah dihabiskan bersama Nicholas. Malam itu untuk pertama kalinya Nicholas membuatnya orgasme, juga malam itu dirinya membantu Nicholas mendapatkan pelepasannya dengan tangannya. Alexa masih mengingat dengan jelas betapa besar dan panjang junior Nicholas. Alexa tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika benda sebesar dan sepanjang itu masuk ke dalam tubuhnya. Meskipun bukan untuk pertama kalinya, tetapi tetap saja Alexa merasa takut.
"Ahaa! Apa gue tidur di kamar mandi saja?" pikir Alexa. "Ck, itu tidak mungkin juga."
Alexa mengigit bibir bawahnya, berikut kuku-kukunya agar kegugupannya teralihkan. Tetapi tidak berhasil juga. Alexa merasa frustrasi saat itu.
"Sudahlah, lebih baik gue mandi dulu. Apapun yang akan terjadi nanti biarlah terjadi," putus Alexa.
Alexa kembali berdiri di depan wastafel, membersihkan make-up di wajahnya terlebih dahulu, kemudian melepas aksesoris yang masih menempel di tubuhnya. Terakhir Alexa ingin melepas gaunnya, tetapi tangannya tidak menjangkau resleting yang ada di belakang gaun itu.
"Aduuh, siapa sih yang bikin gaun ini," gerutu Alexa. "Menyusahkan!"
Sudah berulang kali Alexa mencoba, tetapi tidak juga berhasil. Hanya ada satu jalan keluar yaitu meminta tolong pada Nicholas. Masa bodo dengan apa yang akan terjadi nanti.
"Nick!" Alexa keluar dari kamar mandi, kemudian menghampiri Nicholas.
Dilihatnya suaminya sedang merokok. Lagi-lagi Alexa dibuat terpana dengan penampilan Nicholas. Sebenarnya Alexa tidak suka Nicholas merokok, tetapi tidak dipungkiri pria itu beribu-ribu kali lebih tampan saat sedang merokok.
"Nick!" panggil Alexa kesal.
"Apa?" Nicholas menoleh ke arah Alexa, bertanya dengan nada datar.
Alexa tidak menjawab, wanita itu berbalik memunggungi Nicholas. "Gue mau buka baju, tapi tangan gue gak sampe. Gue gak bisa buka resletingnya sendiri," rengek Alexa.
Nicholas diam-diam terkekeh. Sebelum menghampiri Alexa, ia lebih dulu mematikan rokoknya.
Nicholas mengulurkan tangannya ke resleting gaun Alexa yang ada di belakang gaun wanita itu. Dengan sengaja Nicholas menurunkan resleting itu dengan gerakan lambat. Ia ingin melihat setiap inci punggung Alexa.
Resleting itu terus bergerak turun. Alexa menaruh tangannya di dada, menahan gaun itu agar tidak sampai lolos dari tubuhnya.
"Gaun ini nyusahin gue," gerutu Alexa. "Untung harganya mahal, kalau gak udah gue buang!" Alexa ingin berjalan ke kamar mandi, tetapi langkahnya terhenti karena Nicholas memeluknya dari belakang, bahkan meloloskan gaun yang masih menggantung di tubuhnya. Seketika gaun itu tergelak di lantai, tepat di bawah kaki Alexa, meninggalkan pakaian dalam Alexa saja.
"Nick … gue mau mandi," kata Alexa. Suaranya mulai gugup.
Nicholas tidak merespon, ia terlalu terlena oleh tubuh polos Alexa. Pria itu menciumi pundak polos Alexa sambil memejamkan matanya, menikmati aroma harum tubuh sang istri.
"Nick …." Alexa memejamkan matanya menikmati sentuhan Nicholas.
"Gue hampir gila nahan diri untuk gak masukin lo dari kemarin. Malam ini gue gak akan lepasin lo. Jadi jangan hentikan gue," bisik Nicholas. "Lo milik gue sekarang, Alexa Lucyana Valeria."
GLEK
Alexa menelan air ludahnya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering. Ingin kabur, tetapi tubuhnya seolah terpatri di tempat itu.
Tangan Nicholas mulai bergerak, awalnya mengusap tangan, bergerak naik ke pinggang, dan berhenti di dada Alexa. Memijat dua gundukan besar Alexa sekaligus.
"Nick … mmm!" Alexa tidak bisa menahan desahannya saat Nicholas memijat serta memainkan nippelnya.
Nicholas sendiri tidak bisa lagi menahan hasratnya, suara desahan Alexa semakin membuat hasrat Nicholas semakin memuncak. Dibukanya kaitan bra Alexa, meloloskannya dari tubuh wanita itu. Reflek Alexa menyilangkan kedua tangannya, untuk menutupi dadanya yang terekspos.
Nicholas membalikkan tubuh Alexa, kini mereka berdiri saling berhadapan. Alexa benar-benar malu saat itu.
"Gak usah ditutup!" bisik Nicholas lantas menjauhkan tangan Alexa dari dada wanita itu.
"Nick ... gue malu," cicit Alexa.
"Gue suami lo, Alexa," bisik Nicholas.
Nicholas tersenyum kemudian memiringkan kepalanya, menyatukan bibirnya dengan Alexa. Awalnya hanya kecupan, berubah menjadi lumatan kecil. Beberapa saat kemudian ciuman lembut itu berubah menjadi lebih menuntut.
Tangan Nicholas kembali memainkan salah satu gundukan besar yang ada di dada, memijat, dan juga memainkan nippel wanita itu.
Alexa ingin menolak, tetapi tubuhnya serasa berkhianat. Itulah yang sedang dirasakan oleh Alexa saat Nicholas menyentuhnya. Mulutnya mengatakan tidak mau, tetapi tidak bisa menolak sentuhan pria itu. Apalagi laki-laki itu sudah resmi menjadi suaminya, dia berhak atas tubuhnya.
Sentuhan Nicholas lagi-lagi membuat Alexa terperdaya. Tangannya bergerak naik ke atas, melingkar di leher Nicholas. Kemudian mulai membalas ciuman Nicholas.
Ciuman Nicholas turun ke leher, membuat Alexa menengadah. Tidak lagi bisa menahan hasratnya Nicholas mengangkat tubuh Alexa, membawanya ke tempat tidur lantas merebahkannya. Nicholas merangkak naik ke tempat tidur, mengungkungi wanitanya. Alexa kembali mengalungkan tangannya ke leher Nicholas.
"Siap?" bisik Nicholas.
Alexa mengangguk, "tolong masukinnya pelan-pelan," pinta Alexa membuat Nicholas berdecih.
"Ini bukan yang pertama buat lo!" sindir Nicholas.
"Iya, gue tahu. Tapi … milik lo besar terus juga panjang," cicit Alexa. Wanita itu memalingkan wajahnya, melihat ke arah lain untuk menyembunyikan rasa malunya. Bagaimana dirinya bisa bicara se-frontal itu.
Nicholas terkekeh lantas menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alexa, menciuminya hingga meninggal tanda merah keunguan di tempat itu.
"Gue bakalan bikin lo gak bisa berhenti mendesah," bisik Nicholas membuat Alexa merinding. "Gue mulai," sambung Nicholas.
Seakan terhipnotis Alexa mengangguk seperti anak yang penurut.
Nicholas kembali mencumbu Alexa, menjelajahi setiap inci tubuh wanita itu.
Alexa benar-benar dibuat seperti hilang akal oleh Nicholas. Laki-laki itu selalu tahu di bagian mana harus menyentuhnya. Alexa bahkan sampai membungkam mulutnya karena takut suara desahannya terdengar hingga ke luar kamar itu.
"Lo gak perlu nahan, kamar ini kedap suara," bisik Nicholas seakan tahu apa yang sedang Alexa lakukan.
Nicholas kembali menelusuri tubuh Alexa, mengusap paha wanita itu. Tangannya masuk ke area inti Alexa, menekannya, membuat Alexa tidak bisa menahan desahannya.
"Nick, ahh!" desah Alexa.
"Udah basah?" Nicholas menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah Alexa. "Ayo kita masuk ke intinya."
"Nick —"
"Gue janji bakalan pelan-pelan, Alexa" bisik Nicholas.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang