"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 13. Mia hilang.
Sepeninggal Gani dari rumah nya, Zoya lalu kembali masuk kedalam dan hendak bersiap untuk menyusul ke rumah sakit. Tapi lagi - lagi Zoya merasakan merinding yang teramat sangat di tengkuk leher nya ketika dia naik ke lantai dua.
"Nggak, nggak ada apa - apa, ini rumah gue, nggak lucu gue takut di rumah gue sendiri." Gumam Zoya.
Tapi baru saja dia bicara demikian, Zoya kembali mendengar suara air di kamar mandi di lantai dua yang berasal dari keran air di wastafel. Zoya pun kembali merinding, dia tidak menghampiri kamar mandi itu lagi dan langsung masuk ke dalam kamar nya, tapi..
Tiba - tiba suasana berubah, Zoya membuka pintu kamar nya tapi dia tidak masuk kedalam kamarnya sendiri, melainkan ke dalam kamar yang serba merah yang pernah ada di mimpinya.
"Kok gue di sini." Zoya panik.
Ia yakin tadi dia di rumah nya dan harusnya ruangan itu kamar nya, tapi kenapa malah jadi kamar yang serba merah menyeramkan itu??
Zoya hendak berbalik badan tapi tidak bisa, badan dan kakinya seolah tidak bisa di gerakan dan dia juga kebingungan bagaimana caranya dia kembali.
"Astagfirullah.." Zoya istigfar, sampai tiba - tiba dia mendengar suara perempuan yang bersenandung, sama seperti di mimpinya waktu ketiduran di kampus.
"Hmm.. Hmm.. Hmmm.."
Mendengar itu Zoya seketika panik, dia masih ingat bagaimana mengerikan nya mimpinya waktu itu, sebab dia melihat setan.
"Ojo wedi, ndok.." Tiba - tiba Zoya mendengar suara halus perempuan tepat di telinga nya.
Tapi bagaimana bisa Zoya tidak takut, dia tidak tahu apa yang sudah terjadi pada dirinya sampai bisa kembali masuk kedalam dimensi yang berbeda, dan dia kembali mendengar suara perempuan yang bersenandung itu, di tambah sekarang ada suara perempuan yang menyuruhnya untuk tidak takut.
"Hmm.. Hmmmm... Hhmm."
Suaranya semakin mendekat, Zoya sudah menangis di tempat karena ketakutan. Dia tidak bisa bergerak, bahkan tidak bisa mengedipkan matanya.
"Hmm.. Hmm.. Hmmm.."
Tiba - tiba pemilik suara itu lewat dari sebelah Zoya, tapi ternyata perempuan itu bukan perempuan yang mengerikan, dia menggunakan baju tidur kimono sambil membawa bayi di gendongan nya. Zoya juga mendengar suara bayi itu menggumam seolah mengoceh.
"Hng.. Nghh... Hhnggg.."
Aneh nya.. perempuan itu tidak melihat Zoya di sana, seolah Zoya justru adalah hantu yang tak terlihat. Zoya melihat perempuan itu duduk membelakanginya dan tampak nya sedang menyusui bayi itu, tapi..
"Hiks.. Hiks.. Hiks.."
Suara senandungan perempuan itu malah berubah menjadi suara tangisan lirih, Zoya pun menjadi ketakutan mendengar itu, dia sangat ingin bergerak tapi tidak bisa sampai tiba - tiba perempuan itu kembali berdiri dan berjalan menuju ke sebuah meja yang di depan nya terdapat kain merah juga, perempuan itu meletakkan bayi itu di sana dan..
"Kakak.." Zoya tertegun ketika tiba - tiba ada anak kecil perempuan yang berdiri di depan nya dan memanggil nya kakak.
Zoya sangat ketakutan sekarang dia sangat ingin kembali atau setidak nya bergerak dan lari dari sana, tapi anak kecil itu menyentuh tangan Zoya dengan lembut dan menggenggam nya. Tangan anak perempuan itu terasa sangat dingin, dan anak itu seolah menenangkan Zoya.
"Jangan!!!!"
Tiba - tiba perempuan yang sebelum nya menggendong bayi itu berteriak dengan wajah yang mengerikan nya menatap Zoya dan saat itu juga Zoya kembali kealam nyata.
"Huft.. huft.. huft..''
Zoya celingukan saat menyadari dirinya ternyata terbaring di ruang tv dan ada Gani juga Edo yag saat ini menatap dirinya sambil mengaji.
"Zoy, lu udah bangun?" Gani menghentikan lantunan ngaji nya dan memberikan Zoya minum dengan air yang sudah di doakan.
"Kalian kok kalian ada di sini?" Tanya Zoya setelah dia menghabiskan segelas air yang Gani berikan.
"Lu kerasukan tadi, lu hampir aja lompat dari jendela kamar lu." Sahut Gani.
Zoya pun terkejut tak percaya bahwa dirinya hampir saja lompat dari jendela kamar nya sendiri, padahal jelas - jelas dia hanya berdiri mematung di tempat saat dia mendengar dan memperhatikan perempuan yang bersenandung sambil menggendong bayi itu.
"Makasih, Ni, Do." Ujar Zoya, Gani dan Edo mengangguk - angguk saja mendengar itu.
"Zoy, lain kali jangan pernah bengong kalo lagi sendirian, bahaya banget tadi sumpah. Kalo aja Gani nggak ngikutin firasat nya, elu pasti udah.."
"Do.. jangan takabur begitu lah." Ujar Gani memotong apa yang akan Edo ucapkan dan Edo pun menutup mulut nya.
"Gue nggak berasa kalo gue kerasukan, yang gue tau gue cuma lagi bediri di sebuah kamar aneh, gue tadi nggak di rumah ini, tapi di sebuah kamar yang bernuansa serba merah darah. Gue berdiri aja di sono, dan gue bahkan nggak bisa bergerak sama sekali." Ujar Zoya.
"Sorry ya, udah ngerepotin kalian berdua, dan makasih udah nyelametin gue." Imbuh Zoya.
"Nggak apa - apa, namanya juga lu nggak sadar dengan pa yang terjadi sama badan lu sendiri." Ujar Gani.
Zoya masih memikirkan apa yang terjadi pada nya di ruangan itu, dia yakin mimpi atau apapun itu yang dia lihat di ruangan serba merah itu bukan sekedar mimpi, dua kali dia sudah mengalami nya, mungkinkah itu sebuah pertanda?
'Padahal gue cuma berdiri doang liat ibu - ibu lagi gendong bayi, ternyata gue di dunia nyata kerasukan.' Batin Zoya.
"Kalo lu udah nggak apa - apa, gue mau balik lu okay, kan?" Tanya Gani.
"Mm, bentar gue ambil sesuatu dulu di atas. Gue takut sendirian sekarang, bentar ya." Ujar Zoya dan gani mengangguk.
Zoya bangun dan berlarian ke atas, tak lama dia kembali turun membawa tas nya dengan buru - buru. Bisa - bisa nya dia takut di dalam rumah nya sendiri..
"Udah Ni, yuk keluar bareng aja." Ujar Zoya.
"Kalo lu ada waktu, mau nggak ruqyah?" Tawar Gani tiba - tiba.
"Ruqyah??" Zoya seperti pikir - pikir dulu.
"Gue sibuk banget, Ni. Gue free paling kalo minggu, itu pun kalo gue nggak ada acara lain." Ucap Zoya.
"Gitu?? Ya udah kalo misal lu ada waktu.. gue saranin supaya lu ruqyah aja, atau lu bisa ruqyah mandiri?" Tanya Gani dan dengan ragu Zoya menggeleng.
"Gue nggak tau caranya." Ujar Zoya.
"Ya udah, tunggu lu ada waktu aja buat ruqyah. Gue tanya ke ayah gue dulu apa yang ada di rumah ini, tar gue kabarin elu." Ujar Gani dan Zoya mengangguk.
"Makasih, Ni." Ujar Zoya.
Mereka lalu keluar bersamaan dari rumah itu, Zoya mengunci rumah itu dan akhirnya bersamaan pergi dengan Gani dan Edo. Mereka lalu berpisah setelah sudah keluar dari gang, Zoya menuju ke rumah sakit sementara Gani dan Edo pulang.
Tak lama Zoya sampai di rumah sakit sore itu, dia melihat kondisi ibunya yang masih belum juga sadar sudah beberapa hari.
"Mia mana, yah?" Tanya Zoya pada ayah nya.
"Mia? Mia nggak kesini, ayah kira kamu sama Mia." Ujar ayah nya.
Seketika Zoya tertegun, jelas - jelas Mia bilang akan ke rumah sakit tapi ternyata Mia tidak datang.
"Tadi tuh Mia bilang mau kesini, yah.. bentar Yaya telepon." Zoya lalu mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Mia.
"Nggak nyambung, yah." Ujar Zoya.
"Jangan panik, nak. Ayah cari dia kalo gitu." Ujar ayah nya, dan Zoya mengangguk.
Zoya juga mengecek aplikasi ojek online yang dia pesan untuk mengantar Mia ke rumah sakit, tapi aneh nya.. Riwayat pesanan nya tidak ada.
"Loh, kok nggak ada." Gumam Zoya.
Zoya bolak - balik masuk aplikasi untuk mencari alamat pengantaran terakhir, tapi memang tidak ada di riwayat.
"Ya Allah, Mia kemana dong??" Gumam Zoya.
Ayah nya mencari, Zoya juga akhir nya mencari, tapi tidak menemukan Mia. Bahkan di tempat biasa Mia main pun tidak ada keberadaan Mia, Mia hilang.
Sampai malam hari Zoya dan ayah nya mencari tapi tidak ketemu, Zoya sudah menangis karena merasa bersalah, sebab dia yang memesankan ojek online untuk Mia.
"Ketemu, Ya?" Tanya ayah nya.
"Nggak ada, Yah.." Sahut Zoya dengan panik.
"Kita lapor polisi kalo sampe Mia nggak pulang dalam dua puluh empat jam." Ujar ayah nya dan Zoya mengangguk.
...BERSAMBUNG.....
masih nggak bisa move on dari Jingga 🤭🤭🤭