Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 21
Hingga pada malam hari, Leandra menyelesaikan tugasnya, dia terlihat keluar dari pintu rumah itu dan menghela napas panjang sambil memakai earphone kabel di telinga kirinya.
“Ugh, dingin sekali,” dia gemetar kedinginan, tapi kebetulan menoleh ke arah depan rumah tempat dia keluar tadi yang sekarang membuat nya terdiam bingung.
Siapa sangka, itu Tora yang memakai hal yang sama ketika dia memakai helmet hitam tadi, dia tampak nya menunggu dari tadi dengan duduk di motor speed hitam nya.
Leandra terdiam sebentar, hingga ia tak mempedulikan itu dengan wajah polosnya dan berjalan ke arah kanan nya.
Tora: “Oh, ayolah,” dia tampak kesal.
Lalu menyalakan motornya dan menaikinya, berjalan mendekat perlahan dan mencabut headset kabel Leandra membuat Leandra kesal berhenti. “Hei!” dia menatap kesal.
Leandra: “Apa masalahmu, berhentilah mengikuti ku, itu sangat menganggu,”
Tora: “Ini sudah larut malam, kau tak boleh pergi sendirian, aku akan mengantar mu pulang.”
Leandra: “Tidak terima kasih, aku lebih suka jika berjalan,”
Tora: “Kau sudah sangat banyak terlibat dalam masalah akhir-akhir ini, pastinya mereka akan mengincar mu,”
Leandra: “Apa?” dia menatap bingung sambil ada uap panas dari mulutnya karena cuaca dingin.
Tora: “Lagipula suhu sekarang sudah 10 derajat kurang, aku bisa melihat kau kedinginan apalagi kau akan kedinginan dengan baju setipis itu, aku akan mengantar mu pulang,” tatap Tora.
Tapi Leandra terdiam dari tadi dengan wajah bimbang. Hingga ia mendengar kalimat memohon dari Tora.
“Kumohon…”
Hal itu membuat Leandra terkejut sebentar, lalu menghela napas panjang. “Ha... Baiklah... Dimana aku harus naik? Aku bahkan tak punya helm.”
“Di sini,” Tora menunjukan pangkuan depan nya.
Hal itu membuat Leandra terkejut tapi ia mencoba tenang dan menghela napas panjang. “Apa kau bercanda? Di depan?”
“Tidak mungkin aku membiarkan mu di belakang,” tatap Tora.
Leandra terdiam sebentar, lalu mendekat dan masuk ke sana, dia mencoba berdesakan dengan Tora. “Sial, beri aku ruang.”
“Ini jok motor tipe satu orang, jadi kita harus berdesakan,” Tora mundur sedikit.
“Omong kosong, tubuh mu saja yang terlalu besar... Mundurlah sedikit lagi Hiz...” Leandra menempelkan bagian belakang nya lalu Tora memegang perut Leandra dan menekan nya. “Bersandar lah padaku...”
Tanpa di ketahui, Leandra berwajah merah, tapi ia mencoba menahan nya. Mau bagaimana lagi, selain duduk di dekat Tora, perutnya juga di pegang Tora agar tak jatuh.
“Letakan tangan mu di sini,” Tora menepuk pelan bagian tengah kemudi motor. Lalu Leandra memegang nya tapi ia bahkan hampir tak sampai.
“Itu cukup.... Lakukan dengan cepat,” dia tampak nya tak tahan dan terus mencoba menahan wajah merah nya.
“Semua baik-baik saja kan?” tanya Tora, dia memegang setir dengan tangan kanan nya dan tangan kirinya masih memegang perut Leandra.
“Yah, dan bau mu seperti bensin…”
“Oh, hm.... Aku baru ingat, kita harus mampir pom bensin dulu karena bensin nya hampir habis,” kata Tora.
Leandra menjadi terdiam mendengar itu dan melirik dengan wajah merah nya. Dia terpaksa harus mengikuti Tora.
Sesampainya di tempat yang di sebut sebagai pom bensin di daerah sana. Begitu gelap dan sangat sepi, bahkan tak ada orang di sana.
Yang terlihat hanyalah tempat yang berbau kan bensin dan juga di samping nya ada supermarket yang masih menyala terang terbuka di sana.
Leandra terdiam sebentar melihat tempat itu. Kemudian Tora menghentikan motornya di bagian pengisian bahan bakar, dia turun dan menstandarkan motornya.
“Hei, biarkan aku turun juga,” Leandra menatap, dia masih ada di atas motor.
“Tetaplah di situ.”
“Aku tak mau, aku bosan,” Leandra menatap sangat tajam.
Tora terdengar menghela napas panjang lalu menurunkan Leandra, tapi Leandra menampar tangan nya sebelum benar-benar tersentuh. “Kau pikir aku gadis kecil, aku bisa sendiri...” Leandra menatap kesal lalu dia turun sendirian hingga menyilang tangan dengan kesal.
“Tunggulah sebentar saja, meskipun ini agak lama,” kata Tora, dia mengambil selang bensin itu dan mengisi motornya sendiri.
“Ck, aku bosan,” Leandra menatap ke sekitar hingga mendadak menemukan kucing kecil yang tampak nya sendirian di sana.
“Hei, lihat ada kucing!” dia menunjuk membuat Tora menoleh juga pada kucing kecil yang di depan supermarket.
“Biarkan saja itu, sebentar lagi juga mati,” Tora tak mempedulikan nya.
“Aku akan ke sana.”
“Tidak, tunggu,” Tora tiba-tiba menahan tangan Leandra membuat Leandra menoleh dengan kesal.
“Aku tak merasa baik di pojok sana, kau harus tetap di dekat ku ini,” tatap Tora. Layaknya dia tahu disana sangat gelap dan tak bisa memeriksa kewaspadaan untuk Leandra.
Tapi Leandra masih kesal dan melepas paksa. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan, dasar…” dia berjalan mendekat ke kucing itu.
“Ugh sial.... Kenapa pom bensin ini tak ada penjaga nya,” Tora menatap kesal, dia tak bisa mendekat ke Leandra karena dia memegangi selang bensin sendiri.
Dia memastikan Leandra baik-baik saja dan tampak senang melihat kucing kecil itu, lalu Tora mengeluarkan ponsel nya dan menatap nya. Padahal jelas sekali tidak di perbolehkan menyalakan ponsel selama pengisian bahan bakar tapi Tora benar-benar nekat dan tampak tak peduli.
Tapi di sisi Leandra, dia mendengar suara orang keluar dari supermarket dan terdengar suara orang berbicara.
“Sialan, kau gadis yang saat itu!!”
Hal itu membuat Leandra terkejut dengan suaranya dan langsung menengadah. Tapi siapa sangka, seseorang itu memegang kerah nya dan menariknya.
“Ah!!”
Teriakan itu membuat Tora menoleh dengan cepat.
Leandra benar-benar terangkat dan kerahnya tertekan. Hingga mendadak Pria itu mendorong Leandra ke bawah membuat Leandra terbaring mencoba memberontak dengan masih tertahan.
“Ugh, Sakit... Dasar Brengsek, kepala ku sakit... Lepaskan!!”
“Kau pikir kau bisa lepas setelah kau melakukan sesuatu pada ku saat itu, kau menolak mendekati ku, bawahan ku mencoba mencari mu!!” Pria itu menatap mengancam dengan tubuh gendut nya itu. Dia masih saja mengincar Leandra jika bukan karena Tora penyebabnya.
Leandra teringat ketika dia melihat Tora di cekik ke bawah oleh Pria itu dan dia di bawa Tora melarikan diri dari Pria itu. Rupanya masih mengejar Leandra dan sekarang Leandra masih mencoba memberontak.
"Hei, kau masih ingat kenapa aku tertarik padamu hm.... Aku punya uang banyak, kau hanya perlu duduk di samping ku dan biarkan aku mencium aroma mu..." dia menatap sangat dekat.
Tapi Leandra kebetulan menoleh pada kucing kecil yang mendekat padanya sambil mengeong. “Tidak, jangan kesini?”
“Kucing kecil saja kau urusin! Bentar lagi mati!!” Pria itu mendadak memegang kucing itu dan melemparnya sangat keras.
“Tidak!!!”