Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 13
Keen sibuk bekerja sementara hal yang dilakukan Oliv sekarang adalah termenung menatap telivisi. Oliv memikirkan nasibnya sendiri yang bagaikan burung didalam sangkar, tidak bisa keluar sedikitpun. Meskipun dulu bersama sang Daddy Oliv selalu diperlakukan seperti ini hanya saja bersama Keen malah tidak bisa melakukan apapun jadinya.
Oliv menatap kearah pintu masuk, ia yakin pasti ada cara untuk membuka pintu yang terkunci itu. Kalau untuk menemukan kunci cadangan pasti sangat sulit untuk ditemukan, mungkin ada cara lain.
“Ayolah Olivia pikirkan sesuatu!” Oliv berusaha memaksa otak mungilnya untuk berpikir keras.
“Ha, ide bagus Olivia..” Wanita cantik itu tersenyum puas kala sudah mendapat ide yang cemerlang. “Mari beraksi! Jangan panggil aku anak Danu kalau tidak bisa membuat ulah,” ucap Oliv sambil tertawa kencang.
~
Keen sedang menunggu di lampu merah, ia menatap kesal kearah Raga yang ntah mengapa memilih jalur ini diantara banyaknya jalur menuju Apartemen.
“Raga, apa tidak ada jalan lain?” tanya Keen yang sebenarnya ntah mengapa lampu merah itu tidak berganti juga menjadi hijau.
“Kita selalu menggunakan jalan ini untuk pulang ke Apartemen, Tuan. Dan ini adalah jalan paling cepat untuk sampai, lagian baru kita tidak lama kok berhentinya.” Apa yang dikatakan Raga benar.
Dasar Keen saja yang tidak sabaran, mungkin Oliv lah yang membuatnya menjadi seperti ini. “Aku khawatir dengan Oliv, dia seharian di Apartemen sendiri. Aku takut dia melakukan hal-hal yang berbahaya, Raga.” Kekhawatiran dari Keen membuat Raga ingin tertawa sebenarnya.
“Astaga, Tuan.. Nona Oliv sudah sangat dewasa, tidak mungkin melakukan perbuatan onar karna juga_”
Ponsel Keen berdering membuat Raga menghentikan ucapannya. Kedua alis Keen mengkerut kala nomor asing menghubungi ponselnya. “Halo?”
“Maaf, apa Tuan pemilik Apartemen Sky?”
“Iya, ada apa ya, Pak?”
“Tadi tombol alarm kebakaran berbunyi berasal dari Apartemen Tuan, mengakibatkan kericuhan disekitar sini. Kami sudah memeriksa dan tidak ada apa-apa yang terjadi, kata salah satu orang disini.. Kalau ada sosok gadis yang sudah keluar dari kamar Apartemen….” Banyak sekali yang dikatakan oleh pria yang ternyata pemadam kebakaran itu.
Ekspresi wajah Keen membuat Raga semakin penasaran. “Baik, baiklah.. Saya akan ganti rugi, Pak. Asisten saya akan mengurusnya sekarang juga, terimakasih sudah memberitahu saya..” Keen mematikan panggilan itu.
Ketepatan mobil juga berhenti di basemen Apartemen. “Ada apa, Tuan?”
Keen menoleh kearah Raga. “Oliv membuat onar, aku tidak ada waktu untuk menjelaskan. Sebaiknya kau urus di dalam sana, aku harus mencari Oliv yang kabur!” perintah Keen yang mana tatapan mata pria itu sungguh tajam.
“Dia suka sekali membuatku marah,” ucap Keen yang mana beralih sekarang di bangku pengemudi.
Raga hanya menatap mobil Keen yang sudah melaju sedikit kencang, ia tidak menyangka kalau Oliv bisa melakukan hal sejauh ini untuk kabur. “Astaga, Nona Oliv benar-benar pembuat onar..” gumam Raga di dalam hati, ia harus mengurus akibat dari ulah Oliv sekarang.
~
Sementara itu Oliv sangat senang sudah bebas sekarang, ia menghirup udara yang sangat sudah lama tidak ia rasakan. Setelah lebih dua hari dikurung oleh Keen akhirnya ia bisa bebas juga.
“Tapi, mau kabur kemana ya?” Oliv bingung karna ia sendiri pun tidak tahu alamat Mansion Pamannnya.
Oliv menatap jam tangan mahal milik Keen yang sengaja ia ambil tadi. Tidak lain tidak bukan adalah sebagai penahan hidup Oliv, ia yakin jika jam tangan ini pasti harganya sangat mahal.
“Setidaknya cukup untuk biaya hidup, kalau mau beli tiket pesawat aku tidak memiliki paspor. Kan hilang diculik wanita sialan itu!” Oliv menjadi kesal sendiri mengingat semua hal yang terjadi.
Wanita cantik itu duduk di sebuah bangku taman sambil menatap orang-orang yang bermain. Bahkan Oliv tidak punya tujuan sekarang, tapi ia harus kabur dari Keen yang selalu saja mengekang dirinya itu.
“Sebaiknya aku segera pergi sebelum dia menemukan aku!” Oliv bangkit dari duduknya, tapi kala berbalik badan..
Spontan Oliv membungkam mulut sendiri kala melihat Keen yang berdiri dengan posisi tangan tersimpan di kantong celana.
“Kau selalu menguji kesabaranku, Oliv..” ucap Keen sembari melangkah pelan-pelan mendekati Oliv yang ketakutan.
Bagaimana Oliv tidak takut, tatapan dari Keen sudah sangat mematikan melebihi apapun. Sangat dingin dan akan menusuk, Oliv berteriak meminta tolong di dalam hati. “Sepertinya aku tidak akan hidup lagi setelah ini,” gumam Oliv di dalam hati.
“Ahhhhhhhhh!” Oliv sedikit menjerit kala Keen berhasil meraih tangannya, kedua mata tajam itu menatap Oliv seolah menyuruhnya untuk diam.
“Ikut aku!” Keen menarik tangan Oliv untuk terus berjalan cepat menuju mobil, Keen sampai tidak memperdulikan Oliv yang merintih kesakitan. Cekalan tangan Keen sangatlah kuat itu yang membuat Oliv kesakitan.
“Lepaskan, Kak.. Sakit!” pinta Oliv, ia malah didorong paksa oleh Keen untuk masuk kedalam mobil. “Aku tidak mau ikut denganmu, kau pria gila!” bantah Oliv akan keinginan dari Keen itu.
“Masuk, suamimu menyuruh kau masuk, Oliv!” bentak Keen hingga tubuh Oliv tersentak. “Jangan drama, cepat masuk!” perintah Keen lagi.
Oliv pun masuk ke dalam mobil dengan ekspresi menahan kesal dan amarah. Setelah merasa Oliv sudah duduk dengan aman, Keen menutup pintu dengan sangat kencang hingga membuat Oliv tersentak kaget.
“Dia marah, mati aku!” Oliv susah payah menelan salivanya kala Keen masuk kedalam mobil.
Kini Keen sudah duduk disamping Oliv, langsung terasa aura dingin yang sangat menyeramkan. Tubuh Oliv seakan merinding kala Keen sangat dekat dengannya untuk memasang seatbelt.
“Kenapa kau melakukan hal seperti itu hanya untuk kabur, Oliv?” tanya Keen sembari memasang seatbelt.
Oliv tidak menjawab, ia hanya menatap Keen yang kini juga menatapnya. Posisi mereka sangatlah dekat, bahkan herpaan aroma mint dari Keen dapat Oliv rasakan. Tatapan mata Keen beralih pada bibir ranum Oliv yang sangat manis itu.
“Aku lama-lama bisa gila karnamu, Olivia. Kau sudah membuatku menjadi tidak terkendali dalam hal apapun,” ucap Keen dengan suara beratnya.