NovelToon NovelToon
Dosa Dibalik Kebangkitan

Dosa Dibalik Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kutukan / Fantasi Wanita / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wati Atmaja

Di sebuah negeri yang dilupakan waktu, seorang jenderal perang legendaris bernama Kaelan dikutuk untuk tidur abadi di bawah reruntuhan kerajaannya. Kutukan itu adalah hukuman atas dosa-dosa yang dilakukannya selama perang berdarah yang menghancurkan negeri tersebut. Hanya seorang gadis dengan hati yang murni dan jiwa yang tak ternoda yang dapat membangkitkannya, tetapi kebangkitannya membawa konsekuensi yang belum pernah terbayangkan.
Rhea, seorang gadis desa yang sederhana, hidup tenang di pinggiran hutan hingga ia menemukan sebuah gua misterius saat mencari obat-obatan herbal. Tanpa sengaja, ia membangunkan roh Kaelan dengan darahnya yang murni.
Di antara mereka terjalin hubungan kompleks—antara rasa takut, rasa bersalah, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan. Rhea harus memutuskan apakah ia akan membantu atau tidak.
"Dalam perjuangan antara dosa dan penebusan, mungkinkah cinta menjadi penyelamat atau justru penghancur segalanya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wati Atmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pohon Aneh

Di dalam goa yang lembap dan gelap, aku duduk di atas batu kasar. Cahaya api unggun yang kecil di dekatnya memantulkan bayangan di dinding batu yang melingkar. Di tangannya, sepotong ikan panggang yang mengepulkan aroma gurih. Suara air yang menetes dari stalaktit menggema lembut di sekelilingnya. Ia memakan ikan dengan tergesa, tampak waspada.

Tiba-tiba, langkah berat terdengar dari mulut goa. Suara perintah dari prajurit itu menggema dan memecah keheningan di dalam goa. Aku pun tersentak karena terkejut. Serta mataku membelalak. Akupun ingin bangkit untuk berlari, seorang prajurit muncul dari kegelapan dengan pedang terhunus.

“Hentikan di situ! Jangan bergerak!” bentak prajurit itu.

Akupun langsung membeku,tubuhku terasa kaku tidak bisa digerakkan . Sedangkan napasnya terengah-engah.

 “Aku tidak melakukan apa-apa! Kumohon, biarkan aku pergi!” katanya dengan nada memohon.

Prajurit menatapnya tajam kepadaku dengan pedangnya tetap teracung. “Kau melarikan diri dari desa. Apa yang kau sembunyikan di sini? Mayat hidup” kata prajurit dengan sombongnya sambil mengambil buku pemberian ibuku.

“Aku hanya mencoba bertahan hidup! Aku tidak punya tempat lain untuk pergi,” jawab aku dengan suara yang bergetar. Sambil berusaha mengambil buku pemberian ibuku.

“Bertahan hidup? Mayat hidup?Sangat lucu, kamu itu mayat hidup pembangkit roh jahat.Kau tahu hukumanmu!” kata Prajurit itu menyeringai mengejek dengan tangannya bergerak seperti memotong lehernya.

“Apakah hukumanku itu tidak cukup dengan di buang! Apa ayahku sekarang peduli pada aku dan ibuku yang terlupakan? Salah apa aku?” kataku sambil menatap para prajurit dengan penuh amarah.

“Itu bukan urusanku. Kau mati dan menghadapi hukumannya dari kami,” jawab prajurit dengan nada yang dingin.

Wanita menggertakkan giginya, menatap prajurit itu dengan mata penuh perlawanan. “Kau pikir aku akan menyerah begitu saja?”

Tanpa pikir panjang aku melemparkan ikan panggang yang digenggamnya ke arah prajurit, membuat pria itu terkejut sesaat. Wanita itu memanfaatkan momen aku mengambil buku yang dipegang oleh prajurit dan aku berlari ke dalam goa, menyusuri lorong-lorong sempit yang gelap dan berliku.

“Dia lari ke dalam! Kejar dia! Jangan biarkan dia kabur!” seru prajurit kepada rekannya.

Nafasku terasa berat ketika saat suara langkah para prajurit semakin mendekat. Aku terus berlari hingga mencapai sebuah sungai bawah tanah yang deras dan dingin. Di tepi sungai, ia berhenti sejenak, menatap arus yang berkilauan dalam gelap.

Namun, prajurit itu kembali muncul di belakangnya, obor di tangannya menyinari wajahku yang pucat. “Ini akhir pelarianmu. Kau tak punya jalan keluar lagi!” serunya.

Aku itu menoleh dan bernapas berat. “Kalau aku mati di sini, setidaknya aku mati bebas, bukan di bawah belenggu kalian!”

Dengan keberanian terakhirnya, aku melompat ke dalam air dingin, berusaha menyeberangi arus yang kuat. Namun, sebuah batu tajam di dasar sungai menggores kakinya, membuatnya terjatuh dalam arus. Darah mengalir, tubuhnya mulai melemah.

Setelah berjuang, ia berhasil mencapai tepian di sisi lain, tubuhnya menggigil hebat. Namun, rasa sakit di kakinya terlalu parah, membuatnya kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh di atas tanah yang basah, napasnya melemah. Perlahan, pandangannya mengabur, dan ia kehilangan kesadaran, sementara suara langkah prajurit masih terdengar samar di kejauhan.

Aku tergeletak di tanah lembap, tubuhku lemah dan penuh luka. Prajurit-prajurit yang mengejarnya kini berdiri melingkar di sekitarnya, wajah mereka tanpa belas kasihan. Salah seorang prajurit maju dan mengangkat tongkat kayu dan pedang.

"Ini akibat dari pembangkanganmu," katanya dingin sebelum menghantamkan tongkat itu ke punggung wanita tersebut.

Akupun menggigit bibir untuk menahan jeritan kesakitan. Pukulan demi pukulan serta sayatan mendarat di tubuhnya. Setiap hantaman membuat tanah di bawahnya bergetar halus, dan darah mulai merembes keluar dari luka-lukanya. Darah segar itu mengalir perlahan, meresap ke dalam tanah yang gelap dan dingin.

Di sekitar mereka, suasana menjadi aneh. Udara yang awalnya dingin berubah menjadi pengap, dan suara angin melolong samar dari celah-celah goa. Pohon angker besar yang tumbuh di tengah goa-rantingnya kering dan bengkok seperti tangan yang mencakar-tiba-tiba bergetar seolah hidup. Daun-daun hitam yang jarang berguguran tanpa sebab.

Darah yang meresap ke akar pohon mulai memancarkan sinar merah samar. Akar-akar pohon itu bergerak, seperti ular yang terbangun dari tidur panjang. Sebuah simbol misterius- berbentuk lingkaran dengan garis-garis aneh-terukir perlahan di batang pohon, bercahaya merah darah.

"Ap-apaan ini?" salah satu praiurit bergumam, suaranya terguncang.

Tanah di sekitar pohon bergetar hebat, dan suara retakan terdengar dari dalam batangnya. Cahaya merah menjadi semakin terang, menyinari wajah-wajah ketakutan para prajurit. Dari dalam pohon, suara erangan berat terdengar, seperti makhluk yang lama terkurung dan kini bebas.

Sebuah tangan hitam besar, bercakar tajam, keluar perlahan dari celah pohon. Diikuti oleh sosok raksasa yang tubuhnya terselubung kabut gelap. Matanya merah menyala, menatap dengan haus ke arah manusia di sekitarnya.

Wanita yang tergeletak di tanah membuka matanya samar-samar, menatap makhluk itu dengan sisa-sisa kesadarannya. "

Apa... ini?" kataku sebelum kembali pingsan.

Makhluk itu mengaum, menggema di seluruh goa, dan prajurit-prajurit yang tadi begitu percaya diri kini berlari dalam ketakutan, meninggalkan wanita itu sendirian bersama makhluk yang baru bangkit dari pohon angker.

Setelah makluk itu mengaum dan mengamuk. Makluk itu berlahan berlahan berubah menjadi seorang pria yang tampan.Pria ini memiliki penampilan yang gagah dan berwibawa. Rambutnya berwarna terang, disisir rapi ke belakang, memberikan kesan aristokrat. Wajahnya tegas dengan sorot mata tajam yang mencerminkan kekuatan dan kepemimpinan. Ia mengenakan seragam militer bergaya klasik, lengkap dengan ornamen emas yang berkilauan di bahunya dan hiasan kancing yang elegan.

Posturnya tegap dan angkuh, mencerminkan seseorang dengan posisi tinggi dalam militer. Ia tampak sebagai sosok yang penuh tanggung jawab, mungkin seorang komandan atau pemimpin pasukan dalam era peperangan besar. Kehadirannya mendominasi, mengesankan kepercayaan diri sekaligus karisma yang sulit diabaikan. Setelah perubahannya selesai menjadi manusia biasa. Dia langsung menghabisi prajurit itu. Setelah prajurit itu, dia melihat seorang wanita.

Pria itu berdiri di tepi sungai, matanya yang tajam menangkap sosok wanita yang tergeletak lemah di sisi lain. Seragam militer yang ia kenakan sedikit ternoda debu, tetapi tidak mengurangi wibawa yang terpancar darinya. Sekilas, raut wajahnya terlihat keras, seperti seseorang yang terbiasa memimpin dengan tangan besi. Namun, matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda, mungkin itu sebuah rasa empati yang tidak biasa ia tunjukkan di medan perang.

Ia melangkah dengan tegas, menyebrangi sungai yang dingin tanpa ragu, air mengalir hingga ke lututnya. Setiap gerakannya penuh kehati-hatian, seolah takut wanita itu akan kehilangan nyawanya sebelum ia sempat membantu. Saat ia mendekati tubuh wanita tersebut, darah yang mengalir dari luka di kakinya mengingatkannya pada kengerian yang baru saja terjadi.

"Hey, bertahanlah," ucapnya dengan suara rendah tetapi penuh ketegasan, mencoba membangunkan wanita itu. Ia berlutut, menyelipkan satu lengannya di bawah tubuh wanita yang lemah, lalu mengangkatnya dengan hati-hati.

Wajahnya berubah serius saat melihat simbol merah bercahaya di batang pohon angker tak jauh dari sana. Cahaya itu terasa mengancam, seolah menuntut nyawa mereka. Namun, ia mengabaikannya untuk fokus pada wanita di pelukannya. Ia tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, tetapi menyelamatkan wanita ini adalah prioritasnya saat ini.

"Jangan menyerah... aku akan membawamu ke tempat aman," bisiknya, nadanya kini sedikit melunak. Dengan tubuh wanita itu yang terkulai di pelukannya, ia berjalan dengan mantap, mengabaikan suara pohon yang bergetar di belakang mereka. Bayang-bayang dari cahaya merah itu menari di dinding goa, tetapi pria itu tidak menoleh, hanya memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan wanita ini sebelum segalanya terlambat.

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku episode satu di novel ini sangat bagus aku tarik baru baca sedikit menurut aku pribadi novel ini memiliki sedikit nuansa fantasi
semangat terus yaa berkarya
oh iya jangan lupa dukung karya aku di novel istri kecil tuan mafia yaa makasih
Wati Atmaja: terima kasih ya komentarnya.Aku makin semangat.
total 1 replies
Subaru Sumeragi
Begitu terobsesi sama cerita ini, sampai lahap ngelusin buku dari layar!
Wati Atmaja: makasih kaka. tambah semangat nulis cerita ya
total 1 replies
naruto🍓
Penulis berhasil menghadirkan dunia yang hidup dan nyata.
Wati Atmaja: terima kasih atas komentarnya /Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!