Kedatangan seorang wanita sebagai manager baru grup Maverick membuat para member terkejut. Terlebih lagi tidak adanya alasan yang tepat untuk menerima manager baru saat ini. Lantas mengapa perusahaan harus merekrut orang di saat mereka sama sekali tidak memerlukan tenaga tambahan?
Namun karena petinggi perusahaan yang memberi keputusan semua hanya bisa diam dan menerima. Awalnya tidak ada yang salah, semua berjalan sesuai rencana, jadwal dan member semua dalam keadaan baik. Sampai bulan demi bulan terlewati dan masalah pun mulai bermunculan. Mulai dari peristiwa penggelapan dana, pergantian CEO hingga penculikan yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa masalah datang silih berganti bersamaan dengan kehadiran sang manager baru? Apakah ada rahasia di balik ini semua atau memang semua ini adalah rencananya? Lantas bagaimana nasib para member setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achazia_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Keheningan yang terus menyelimuti area dalam restoran membuat pria berjas yang tadi melepaskan tembakan geram. Ia berjalan ke arah bar dan menarik salah satu kerah seragam pelayan pria yang bertanggung jawab di sana. “Sekali lagi aku bertanya padamu, dimana Kang Im Soo?! Serah dia sekarang!”
“Sa-saya rasa dia berada di restroom, Tuan.” Pelayan itu menjawab dengan tubuh bergetar. Mengingat kondisinya yang cukup dekat dengan kematian, pria berjas itu tidak hanya menarik kerah seragamnya tapi juga menodongkan moncong pistol ke kepalanya. “Antar aku ke sana!”
“Kode merah, musuh sudah mulai bergerak. Evelyn apa kau sudah membawa Kang Im Soo keluar?” Alexa berbisik pelan sambil menekan kepalanya di meja.
“Shit! Aku bahkan belum menemukannya saat ini, dia tidak ada di restroom.”
“Aku akan menahannya, coba cari di bagian dapur atau tempat lainnya!” Percakapan singkat keduanya berakhir. Alexa kembali melirik ke belakang tubuhnya, rupanya pria berjas itu sekarang sedang menyeret sang pelayan pria untuk menunjukkan jalan ke restroom. Kini pandangannya berubah, ia melirik ke depan tepat dimana satu orang pria berjas lain terlihat duduk tenang sambil meminum segelas wine.
“Daniel, apa kau melihat ada gerakan musuh di luar?” Masih dengan posisi menunduk, Alexa kini mencoba berkomunikasi dengan Daniel.
“Clear, aku tidak melihat apapun.”
Jawaban singkat Daniel berhasil menerbitkan senyum Alexa, “singkirkan satu, bereskan yang lain,” ucapnya sebelum ia dengan cepat melepas tusuk rambut yang menahan rambut kepangnya yang digulung ke atas. Kemudian dalam sekali gerakan melemparnya ke arah pria berjas yang berjarak beberapa langkah di belakangnya. Sayang gerakan gesit pria itu membuat tusuk rambut yang awalnya mengarah ke jantung, meleset dan menancap di bahu kanan pria tersebut. Akan tetapi hal itu cukup berhasil membuatnya kesakitan sehingga melepaskan pelayan pria yang tadi diseretnya.
“Berani sekali kau‒” Belum sempat pria itu menyelesaikan kalimatnya, bunyi ledakan tiba-tiba terdengar. Ledakan itu berskala kecil sehingga tak menciptakan kerusakan di area sekitarnya, tapi tubuh lelaki berjas itu terpental beberapa meter dengan kondisi lengan terpotong dan mata melotot. Senyum miring Alexa terbit, yang ia lemparkan tadi memang bukan tusuk rambut biasa. Di dalam tusuk rambut tersebut ada uranium yang bisa diaktifkan kapan pun ia mau, sistemnya seperti granat tapi lebih fleksibel dan rapi.
“Sialan!” Seakan tersadar pria yang awalnya duduk santai sambil meminum wine membanting gelas yang tadi dia bawa. Ia segera mengarahkan pistol yang sedari tadi ia genggam pada Alexa, memulai tembakan. Sayangnya, gerakan Alexa lebih cepat. Ia sudah lebih dulu menarik meja yang tadi ia gunakan, menggulingkannya ke lantai dan menjadikannya sebagai pelindung dari tembakan. Peluru yang tadi di arahkan kepadanya bergerak tak tentu arah, kepanikan jelas terdengar di mana-mana, ia bahkan juga mendengar erangan sakit beberapa orang.
Alexa menghela napas, “Kau harus bergerak cepat, Evelyn.”
Di sisi lain Evelyn sedang berusaha membuka pintu dapur restoran, setelah tadi mendengar saran Alexa ia segera berlari ke dapur, tapi sayang pintu dapur diblokir dari dalam sehingga ia tidak bisa masuk.
“Sial! Kenapa orang-orang bodoh itu malah memblokir pintu ini?! Apa aku harus meledakkannya?!” bimbang Evelyn, “Ah, persetan!” Tak ingin semakin membuang waktu, Evelyn melepas jepit rambut berbentuk bunga yang tadi menghiasi kepalanya. Ia menekan bagian tengah jepitan, membuat jepitan itu menyala sebentar, kemudian ia mundur beberapa langkah. Lantas tak sampai lima detik, pintu besi yang membatasi area dapur terbuka paksa.
Evelyn segera menerobos masuk ke dalam. Namun baru selangkah ia masuk, dirinya sudah ditodong pisau daging oleh seorang pria yang ia yakini sebagai kepala koki di sana. Juga tak hanya pria itu saja, hampir semua orang di sana bersiaga, pasti ledakan pintu itu membuat mereka berpikir jika ia juga seorang ‘penjahat’. “Tolong turunkan pisau Anda, Tuan. Saya di sini tidak bermaksud jahat sama sekali. Saya hanya ingin mencari Kang Im Soo-ssi.”
Si kepala koki sedikit terkesiap begitu mendengar nama Kang Im Soo disebut, “Kenapa kau mencarinya?! Ada masalah apa kau dengannya, hah?!”
“Kenapa tidak Anda tanyakan sendiri padanya? Kenapa banyak orang yang mencarinya malam ini?” tanya Evelyn sambil menarik salah satu sudut bibirnya. Hal ini membawa keterkejutan kembali hadir di raut wajah si kepala koki, “memangnya Anda pikir orang-orang yang di bawah mencari siapa? Bukankah aku benar, Kang Im Soo-ssi? Kenapa kau bersembunyi terus dibalik orang-orang ini? Apa kau ingin mengorbankan mereka demi kepentinganmu?”
“Kenapa kau mencariku, Nona?” Ternyata pertanyaan sarkas Evelyn berhasil memancing Kang Im Soo keluar. Buktinya, wanita berusia sekitar empat puluh tahunan itu berjalan mendekatinya.
“Apa kau ingin membicarakannya di sini agar semua orang tau siapa kau sebenarnya atau ingin membicarakannya di tempat lain?”
Kang Im Soo nampak kesulitan menelan ludah sebelum akhirnya berkata, “ayo kita bicara di luar,” Kang Im Soo memandang si kepala koki dan mengangguk samar, “tolong biarkan di pergi, Tuan Min.”
“Im Soo-ssi, apa kau yakin? Wanita ini bisa saja berbahaya,” ucap si kepala koki. Jelas sekali ia curiga pada Evelyn, bagaimana tidak? Seorang wanita datang dengan menjebol pintu besi dan langsung mengatakan hal-hal gila tentang identitas asli rekan kerjamu? Siapa yang akan percaya begitu saja?
“Saya akan baik-baik saja. Jangan khawatir, Tuan Min,” balas Kang Im Soo meyakinkan. Dengan berat hati si kepala koki akhirnya membiarkan Evelyn dan Kang Im Soo keluar dari area dapur.
Akan tetapi baru beberapa langkah Kang Im Soo berjalan, gerakannya terhenti saat ia merasakan dinginnya besi menusuk punggungnya.
“Sebaiknya kau patuh dan ikut denganku, Kang Im Soo-ssi atau kau akan melihat semua orang yang berkunjung ke restoran ini terkubur dalam tanah.”
“Benda yang kalian cari tidak ada padaku, percuma saja kau menangkapku sekarang,” balas Kang Im Soo, ia masih mencoba untuk bernegosiasi agar bisa dilepaskan.
Evelyn tersenyum miring, “sayang sekali, tapi orang yang memutuskan nasibmu bukan aku. Cepat jalan!”
Dorongan kuat dari Evelyn membuat Kang Im Soo kembali melanjutkan langkahnya keluar dari area dapur. Awalnya Kang Im Soo kira ia akan dibawa masuk ke area dalam restoran, tapi ternyata tebakannya salah. Saat ini mereka malah ada di belakang restoran, bersembunyi di balik bak sampah. “Kenapa aku dibawa ke sini? Apa ada anggota lain yang menunggu di belakang? Tapi kenapa harus mengendap-ngendap seperti ini.”
“Target sudah keluar! Aku berada di belakang restoran, menuju ke zero zone segera.” Evelyn memberi tau Alexa lewat alat komunikasi di telinganya sambil melirik area sekitar dengan hati-hati. Setelah dirasa aman ia menarik Kang Im Soo untuk ikut dengannya. Namun, baru saja ia hendak menuju ke area parkir di depan restoran seorang pria berdiri di hadapannya.
Baru saja Evelyn hendak menusuknya dengan pisau yang ia bawa, orang itu sudah lebih dulu bicara. “Hey apa kau ingin membunuhku?”
“Daniel?”
Dengan wajah kesal dan nada malas Daniel menjawab, “ya, kembalilah ke mobil dan tetap waspada. Area parkir clear, tapi pastikan musuh tidak melihat pergerakan kalian. Aku akan membantu Alexa di dalam.”
mampir balike ke ceritaku juga "30 hari"
semoga semakin rame yaaa
Trimakasih kak sudah berkunjung 💜