Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Weekend telah tiba, seperti rencana awal. Gevano memboyong Andin ke apartemen nya untuk sementara waktu.
"Maaf aku belum membawa mu bertemu Mama ku, dia masih berada di luar negeri untuk menjemput Grandma" ucap Gevano sembari membantu Andin membawa koper masuk ke dalam apartemen.
"Tak apa, aku masih bisa menunggu" balas Andin, dia penasaran dengan mertua nya yang sempat diceritakan oleh Gevano cerewet nya melebihi kapasitas.
Gevano mengusap rambut Andin lembut. "Habis ini kita ke supermarket dulu beli bahan makanan, aku belum siapin stok" ucap Gevano di angguki Andin.
Andin menaruh koper nya di samping lemari sembari memperhatikan kamar Gevano yang lumayan luas untuk sebuah apartemen.
"Kamu mau mandi dulu?" tanya Gevano di jawab gelengan kepala oleh Andin.
"Kalau gitu aku aja yang mandiin kamu" ucap Gevano membuat Andin bengong dan menatap Gevano dengan tatapan tak percaya.
Gevano tertawa kecil melihat raut wajah Andin yang terkejut. "Bercanda.. Ayo" ucap Gevano langsung memegang tangan Andin dan menarik nya keluar dari kamar.
"Kamu jangan sungkan, kalau nanti kamu mau sesuatu langsung bilang ke aku" ucap Gevano sembari masuk ke dalam lift bersama Andin untuk menuju basement apartemen.
"Aku mau ketemu Bapak, udah kangen aja ih sama Bapak" ujar Andin berdecak kecil.
Gevano terkekeh pelan. "Sabar, tunggu satu minggu lagi, kita ketemu Bapak" balas Gevano dengan nada lembut.
Ia harus membiasakan Andin untuk tak terlalu bergantung pada Raka, karena sudah suami yang menjadi pengganti orang tua.
Andin mengangguk pelan, dia tak bisa membantah. Dan lagi, Raka sudah tegas pada nya untuk tak bertemu selama satu minggu pertama.
Walau berat, tapi tak apa. Daripada Andin selalu menempel pada Raka yang pasti Gevano merasa gagal menjadi suami.
...----------------...
"Aku ambil troli sebentar, kamu tunggu disini" ucap Gevano di angguki patuh Andin.
Gevano bergerak mengambil troli di ujung tempat keluar masuk supermarket, sedangkan Andin benar-benar tak bergerak menunggu Gevano.
"Lucu, jadi patung penglaris supermarket" gumam Gevano memperhatikan Andin yang hanya diam menatap supermarket.
"Ayo" cetus Gevano membuat Andin menoleh dan ikut memegang troli itu agar dia tak tertinggal di belakang.
"Kita mulai dari belanja apa?" tanya Andin memperhatikan rak etalase yang berjejer menampilkan berbagai peralatan, makanan, minuman, hingga semua kebutuhan.
"Bahan dapur dulu" jawab Gevano mendorong troli lebih cepat dan menggenggam tangan Andin.
"Setelah itu kemana?" tanya Andin, padahal belum sampai rak khusus bumbu dapur.
"Setelah nya ke bagian lauk, sayur dan buah-buahan" jawab Gevano melembutkan nada bicara nya.
"Nanti aku yang pilih sayur dan buah-buahan nya ya" usul Andin di angguki Gevano.
"As you wish, babe" balas Gevano membuat pipi Andin merona.
Gevano memilih beberapa bumbu dapur yang sering dia gunakan dan jarang di gunakan.
"Kok banyak banget" ujar Andin melihat isi troli sudah mulai terisi.
Gevano menoleh. "Kamu hilang tadi buat ambil snack?" tanya Gevano menatap tak percaya Andin.
Andin menampilkan cengir kuda dan kembali berjalan mendahului Gevano menuju rak sayur dan buah-buahan.
Gevano geleng-geleng kepala tapi ia tak marah, dia malah gemas dengan tingkah Andin yang diam-diam malu, lengah dikit penuh troli.
"Kayaknya harus bawa dua troli" gumam Gevano menyusul Andin yang sudah lebih di rak sayur.
"Sayang"
Deg
Andin membeku mendengar suara yang mulai familiar di telinga nya itu memanggil nya dengan sebutan apa tadi? Sayang?
"Aku mau ambil troli lagi deh, kayak nya kalau satu aja nggak cukup" ucap Gevano tak mendapat respon dari Andin.
"Sayang?" panggil Gevano lagi sembari menepuk pelan pundak Andin.
"Hah ya? Apa nggak capek bolak-balik?" balas Andin menyembunyikan kegugupannya.
Gevano tersenyum. "Nggak kok Sayang, kamu tunggu disini ya. Jangan kemana-mana sampai aku datang" ucap Gevano langsung melenggang kembali ke area keluar masuk supermarket.
Andin menatap punggung Gevano hingga hilang di balik rak etalase.
"Mbak" panggil perempuan yang ada di sebelah Andin seketika Andin menoleh dan menyahut.
"Suami mbak romantis banget, ngebolehin jajan sampai satu troli full bahkan mau ambilin satu troli lagi" ucap perempuan itu membuat Andin tersenyum malu.
"Suami saya aja nggak mau kayak gitu, awal-awal aja sih mau semanis itu lama kelamaan enek dia nya" lanjut perempuan itu melirik suami nya yang memegang troli dengan raut terpaksa.
"Iya ya, keliatan banget muak nya" cetus Andin di angguki perempuan itu.
"Mbak nya pasutri baru ya?" tanya perempuan itu lagi. Di angguki Andin.
"Darimana mbak tau kalau aku pasutri baru?" tanya Andin balik. Perempuan itu tersenyum.
"Biasa itu mah, pasutri baru memang masih manis banget kayak gula aren di tambah gula pasir" jawab perempuan itu dengan ramah.
Andin manggut-manggut dan tersenyum malu.
"Langgeng-langgeng ya mbak, susah soalnya dapat suami paket lengkap" ucap perempuan itu sebelum pergi meninggalkan Andin.
Andin berterimakasih dan kembali memilih sayur dan buah-buahan yang menurut nya enak dan di sukai nya.
"Sayang.. Lama ya nunggu nya?" Gevano muncul membawa troli dorong.
Andin menoleh. "Nggak kok, aku masih milih-milih juga ini" balas Andin sembari meletakkan sayur dan buah-buahan di troli yang ada di samping nya.
"Ini kita pisahin aja ya, bumbu dapur disini. Makanan yang buat waktu santai di troli satu nya" usul Gevano di angguki Andin.
Kedua nya bekerjasama dan sama-sama mendorong troli dengan muatan yang sudah di bedakan.
"Kok kamu bisa bawa snack sebanyak itu tadi? Nggak kesusahan?" tanya Gevano beriringan mendorong troli.
"Nggak, aku kan emang udah ada niatan ngeborong jajanan sebelum kamu liat" jawab Andin membuat Gevano terkekeh.
"Kalau aku nggak liat, siapa yang bayar?" tanya Gevano membuat Andin berpikir.
"Ih iya juga ya, aku tadi nggak bawa dompet" jawab Andin lagi-lagi membuat Gevano tertawa diikuti Andin.