Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kebahagiaan Di atas Luka
Mencoba untuk membereskan semua pekerjaan di gallery, Beril Destia akhirnya menyadari bahwa langit cerah yang semula menghiasi lingkungan area gedung Levusc'o miliknya telah berubah menjadi gelap.
Bastian Devald, dia sama sekali tak menghubungi ku? apa mungkin mereka masih sangat sibuk?
Beril membuka pintu kendaraan, ia mendudukkan diri di hadapan stir kemudi sembari memeriksa gawai dalam genggaman.
"Kenapa rasanya waktu cepat sekali berlalu? bagaimana hasil pemeriksaan dari Jessica?" Beril bergumam seraya menyibak lengan kemeja berwarna putih demi memperhatikan detik pada arloji yang melingkar pada pergelangan tangan.
Lebih baik kita segera pulang ke rumah! aku tak sabar untuk mendengar berita baik dari mereka,
Tak lebih dari 25 menit,
Kendaraan Beril akhirnya memasuki pintu gerbang yang menjulang tinggi dari kediaman nya sendiri.
Apa ayah juga ibu tengah berkunjung kemari?
Langkah kaki Beril pun memburu tatkala ia mendapati kendaraan dari sang ayah mertua, wanita itu bahkan sengaja meninggalkan tas jinjing nya di dalam kendaraan.
****
Diriku ... benar-benar akan menjadi seorang ayah? apa ini mimpi? tak bisa ku pungkiri, hatiku memang merasakan sedikit kebahagiaan atas anugerah ini, Tuhan! Beril ....
Pikiran Bastian melayang! namun pergerakan telapak tangannya dalam mengupas buah tak kunjung terhenti.
"Bastian Devald!!! lekas kemari Nak!! istrimu telah menunggu, ibu tak ingin jika calon cucu ibu terus meneteskan air liur karena daddy nya tak kunjung memenuhi apa yang diinginkan oleh mommy nya!!"
Suara melengking yang terlontar dari lisan Nyonya Mina dari ruang tengah seketika membuat Bastian memacu langkah dan akhirnya muncul serta mendudukkan diri di samping Jessica.
"Makan lah dengan hati-hati! rasanya tidak terlalu asam dan ada sedikit manis! aku telah mencobanya!" Bastian tersenyum lembut saat menyodorkan satu piring buah otaheite apple dihadapan Jessica.
Tuan Devald? bahkan hanya dengan suaranya saja telah bisa membuat hatiku terasa nyaman! dia sungguh pria yang sempurna!
"Kau ini!! sebagai calon ayah yang baik!! seharusnya kau menyuapi istri mu Bastian!!! Jessica-, dia benar-benar akan mewujudkan mimpi kita!! ibu sungguh bahagia!! akhirnya kehidupan ibu tak akan sunyi lagi!!" Nyonya Mina berceletuk dengan telapak tangan yang mengayun hingga membentur pelan pundak sang putra.
"A-apa? kau ingin aku menyuapi mu?"
"Kenapa harus bertanya? Bastian!!! ibu tak ingin kau pilih kasih! kau harus membagi perasaan mu secara merata pada kedua istrimu Nak!!"
"Ayo Jessica duduklah lebih dekat dengan suami mu! calon anak kalian pasti akan merasa bahagia jika kedua orang tuanya saling menyayangi satu sama lain! dan kau Bastian! segera suapkan buah itu pada istrimu!"
Dengan canggung Bastian Devald akhirnya menuruti perkataan Nyonya Mina, sementara Tuan Dimitri, lelaki paruh baya itu sama sekali tak bergeming dan terus fokus pada majalah yang ia bentangkan.
"Bagaimana rasanya Nak? apa kau menyukainya?"
"Ini sungguh sesuai dengan keinginan ku, ibu!"
"Syukur lah!! mulai sekarang! jangan ragu-ragu untuk meminta apapun pada suami mu, kau mengerti Jessica?? dan jika Bastian tak ingin mewujudkannya, maka kau bisa menghubungi Ibu!!"
Jessica mengangguk santun dengan senyum yang terlampir indah di bibir, perlahan mulutnya kembali terbuka saat Bastian mengarahkan garpu tepat didepan dihadapan nya.
"Selamat malam! ayah, ibu? kalian datang berkunjung??" suara lembut yang terucap dari lisan Beril seketika mengalihkan perhatian semua penghuni ruang tengah.
Beril?? kau kembali? selarut ini? aku-, kenapa diriku jadi melupakan nya?
"Beril!! akhirnya kau kembali nak!? ayah baru ingin menghubungi mu,"
"Maaf jika membuat ayah khawatir! ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan, jadi-, aku terpaksa pulang sedikit terlambat!" Beril tersenyum saat menyalami juga menanggapi kalimat sang ayah mertua.
"Ibu, bagaimana kabar ibu?"
"Ibu sangat baik Nak! mmmm-, apa kau telah mengetahui perihal kehamilan madu mu?"
"A-apa? jadi, Jessica benar-benar hamil??"
"Kau benar Beril! dirimu memang tak salah pilih! ibu sungguh bahagia!! begitu pun dengan Bastian juga Jessica! kalian akan memiliki bayi mungil tak lama lagi!" Nyonya Mina menggenggam jemari sang menantu dengan senyum lebar.
"Aku ..., sungguh bahagia!"
Beril turut menorehkan senyum meski ada perasaan sesak dalam hati, ia menghampiri Jessica yang terduduk dengan wajah muram di samping Bastian.
"Kak-,"
"Selamat atas kehamilan mu Jessica! ku harap! janin di dalam sini bisa terus berkembang dengan sehat! bolehkah aku menyentuh perutmu?"
"Tentu saja kak!"
"Hai ..., ini aku! sampai tiba saatnya kita untuk bertemu nanti, ku harap kau juga akan mengenali suara serta menerima ku sebagai ibu asuh bagimu,"
Beril berlutut, ia membelai lembut perut Jessica dengan perasaan yang campur aduk.
"Honey!! kita harus bicara!!" Bastian terperanjat, ia meraih pergelangan tangan Beril dan memaksa wanita itu untuk mengikuti langkah kakinya.
Apa dia marah padaku? cengkeraman ini bahkan terlalu kuat!
Beril membeku, tatapan nya nampak kosong tatkala langkah Bastian terhenti tepat di depan ruang kamar mereka.
"Kau pulang seorang diri?"
"Eehemmm!!"
"Kenapa tak menghubungi ku? kenapa tak merecoki diriku seperti biasanya??" rahang Bastian menegang dengan tatapan yang cukup dalam.
"Aku ..., ingin mencoba untuk mandiri mulai saat ini Tuan Devald!"
"Apa maksud perkataan mu, honey??"
"Dirimu-, aku tahu kau akan sangat sibuk mulai sekarang! jadi-, aku tak ingin membuat dirimu merasa terbebani, my pookie!" Beril terkekeh, ia melingkarkan lengan pada pundak Bastian dengan tatapan penuh arti.
"Honey!! aku-, aku lalai! aku sama sekali tak menghubungi mu hari ini! aku sungguh minta maaf! diriku telah berjanji untuk tak berubah! tapi-,"
"Ssssssttt!!! tak apa! aku tahu, hatimu pasti tengah merasakan euphoria yang luar biasa karena kehamilan Jessica, aku sungguh memahami hal ini, Tuan Devald! jangan merasa tak enak hati padaku! karena aku, juga merasakan hal yang sama dengan mu! aku bahagia, sungguh!"
Kalimat tulus dengan tatapan hangat yang terus ditampilkan oleh Beril justru membuat Bastian terisak semakin dalam.
****
Denting jam menunjukkan pukul 01.20,
Netra Beril yang tak kunjung terpejam akhirnya membuat ia memutuskan untuk melangkah menuju perpustakaan pribadi di lantai bawah dalam ruangan kamar, kegelisahan dalam hatinya seketika tumpah saat jemari lentik itu meraba setiap sudut perpustakaan.
Mereka? berbahagia? bukankah seharusnya diriku juga berbahagia? inilah yang kau harapkan sebelumnya bukan? lalu kenapa kau menangis?
"Kita sering menghabiskan waktu untuk membahas perihal buku-buku yang terpajang di tempat ini Bastian! dirimu begitu pandai dalam mengalihkan perhatian ku saat diriku tengah kecewa! tapi sekarang, aku akan mencoba untuk tak bersandar terlalu lama padamu! aku ..., aku pasti bisa berdiri diatas kaki ku sendiri bukan?? jika suatu saat perasaan mu pada Jessica benar-benar tumbuh subur, maka aku akan mundur secara perlahan! kau berhak bahagia dengan ibu juga anak-anak mu, Bastian Devald!"