Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7 - Pengasingan
Xu Ya benar benar serius dengan kata katanya sebelumnya dan benar benar ingin pergi menuju ke dalam pasukan militer. Mereka berdua akhirnya tiba di Kediaman Jenderal Guangxi lalu Xu Ya mengikuti Huo Xincheng seperti anak bebek yang sedang mengikuti induknya.
Huo Xincheng tiba di depan ruang kerjanya dan Xu Ya menghentikan langkahnya, memilih untuk tidak ikut masuk. Jika di masa lalu, pelayan Ayahnya tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruang kerja. Maka seharusnya disini juga berlaku hal yang sama.
"Apa yang kamu lakukan disana ? Apakah ingin menjadi patung penjaga pintu ?" Tanya Huo Xincheng dengan dingin.
"Jadi aku boleh masuk ?" Tanya Xu Ya dengan polos.
Huo Xincheng hanya menatapnya dengan tajam jadi Xu Ya segera menundukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam ruangan Huo Xincheng.
Huo Xincheng memberikannya sebuah kotak kecil yang memiliki ukiran indah yang sangat mengesankan. Xu Ya menatap Huo Xincheng lalu menatap kotak lagi dan melakukannya berulang kali yang membuat Huo Xincheng merasa tidak sabar dengan sikapnya ini.
"Cepat buka kotaknya !" Perintah Huo Xincheng.
Xu Ya segera membuka kotaknya lalu melihat bahwa disana ada sebuah pedang pendek yang sangat indah, dia merasa bahwa ini adalah pedang terbaik yang pernah dia lihat.
"Pedang ini adalah pedang peninggalan Ibuku, aku akan memberikannya padamu. Pedang ini harus kamu jaga, senjata sama dengan nyawamu. Kehilangan senjata sama seperti kehilangan nyawamu, apakah kamu mengerti ?" Tanya Huo Xincheng dengan serius.
"Aku mengerti, namun hal ini terlalu berharga dan tidak bisa ku terima. " Jawab Xu Ya merasa ragu.
"Terima saja, di kediaman ini tidak ada satupun wanita. Aku juga tidak memiliki keluarga wanita, sebaik apapun sebuah pedang jika tidak digunakan dan dibiarkan berdebu maka hanya akan menjadi sepotong besi tua. Jika kamu bisa menggunakannya dengan baik maka itu bisa dianggap sebagai bentuk penghargaan kepadan Ibuku. " Balas Huo Xincheng.
Xu Ya menatap Huo Xincheng dengan tatapan terperangah karena baru kali ini Huo Xincheng berbicara dengan begitu panjang dan terlihat jelas bahwa ada sedikit kesedihan dalam nada bicaranya.
"Kalau begitu maka aku akan berterima kasih kepada Jenderal. " Ucap Xu Ya menundukkan kepalanya lalu meletakkan kotak itu di atas meja Huo Xincheng.
Dia mengambil pedang itu dan mulai menggerak gerakkan nya. Pedang itu memang sangat nyaman dan sangat ringan. Berbeda dengan pedang yang dikatakan oleh orang orang.
"Selanjutnya aku akan memberi tahumu, bahwa manusia memiliki beberapa titik lemah. " Ucap Huo Xincheng.
Huo Xincheng mengajari Xu Ya dengan serius mengenai hal ini dan Xu Ya juga tidak berani merasa lalai, Huo Xincheng juga menunjukkan sebuah jurus pedang.
Namun entah berapa kali Xu Ya mencoba untuk mempraktikkannya, itu selalu gagal dan kurang baik.
"Kamu tidak memiliki fondasi tubuh yang kuat. Karena itu kamu tidak bisa melakukannya dengan baik. " Ucap Huo Xincheng.
Xu Ya menganggukkan kepalanya, sebagai seorang gadis bangsawan maka kegiatan yang dia lakukan sangat sedikit. Pantas saja kekuatannya lemah dan dia tidak memiliki kemampuan yang sama dengan seorang pria dewasa.
Tidak lama kemudian Gao Yu berlari masuk ke dalam ruangan dan memberikan selembar surat kepada Huo Xincheng, Xu Ya secara alami melangkahkan kakinya mundur ke belakang.
Xu Ya diam diam melihat tumpukan buku di lemari Huo Xincheng dan merasa bahwa hal ini sangat menarik, sebagian besar adalah strategi untuk berperang.
Xu Ya mengambil salah satu buku dari seni perang lalu mulai membacanya dengan penuh perhatian, bahkan ketika Huo Xincheng dan Gao Yu sudah selesai berbicara, dia masih tidak sadar.
"Xu Ya. " Panggil Huo Xincheng yang membuat Xu Ya terkejut sampai terlompat.
Baru kali ini Huo Xincheng memanggilnya dengan sebutan nama lengkap bukan Nona muda Xu atau Nona Xu.
"Ya, Jenderal !" Jawab Xu Ya.
"Kita harus segera berangkat menuju perbatasan utara. Segera kemasi barang bawaanmu !" Perintah Huo Xincheng.
"Jenderal, aku bahkan tidak memiliki barang bawaan kecuali pakaian yang aku gunakan dan pedang ini. " Ucap Xu Ya meringis di dalam hatinya.
Huo Xincheng menatapnya dengan tatapan aneh sebelum akhirnya menghela nafas.
"Gao Yu, beli beberapa pakaian pria ukuran kecil untuknya. Serta pita rambut untuk mengikat rambutnya. " Ucap Huo Xincheng mendadak merasa lelah dengan spesies baru bernama Xu Ya ini.
"Baik, Jenderal. " Balas Gao Yu.
"Jika kamu menyukai tumpukan buku tua itu maka bawa saja yang kamu suka. " Ucap Huo Xincheng.
"Benarkah ? Terima kasih Jenderal !" Seru Xu Ya dengan berbinar binar lalu mulai mengemasi sebagian besar buku buku itu dengan penuh semangat.
Sekarang lemari Huo Xincheng pun hampir dikosongkan oleh Xu Ya yang membuat Huo Xincheng merasa tidak bisa berkata kata lagi.
Siapa yang menyangka bahwa gadis polos ini benar benar berhasil membuat orang yang sangat datar seperti Huo Xincheng merasa emosi ?
Bahkan Gao Yu yang selalu mengikuti Huo Xincheng pun merasa terkejut dengan sikap dari Jenderalnya. Dengan begitulah mereka berangkat menggunakan kuda.
Xu Ya awalnya agak kesulitan untuk mengendalikan kuda namun kuda yang diberikan oleh Huo Xincheng sangat jinak dan pintar sehingga mudah bagi Xu Ya untuk mengendalikannya.
"Perhatikan pijakanmu, cobalah untuk tidak merasa takut. Jika kamu tidak takut maka kudamu akan secara alami tunduk padamu. " Ucap Huo Xincheng.
"Ya, ya, ya, aku mulai bisa ! Jenderal, lihat aku benar benar mulai bisa !" Seru Xu Ya meramaikan perjalanan yang penuh dengan pria itu.
Rambut Xu Ya diikat dengan model rambut pria dan pakaiannya juga seperti pria, pada saat yang sama mereka bertemu dengan iring iringan dari Kekaisaran.
Itu adalah dua peti mati yang dilempari dengan ribuan buah busuk serta sayuran atau bahkan beberapa hal menjijikkan lain. Peti itu salah satunya terjatuh namun tidak segera diangkat.
Xu Ya memandang pemandangan itu dengan nafas tercekat, itu adalah peti mati kedua orang tuanya yang sudah dijatuhkan hukuman.
Xu Ya ingin turun dari kuda tetapi Huo Xincheng mendekat dan menahan tangannya, mata Xu Ya memerah dan tangannya mengepal dengan erat.
"Marquis Xu dan Putri Hongling akan dimakamkan di luar kota dan mengalami pengasingan. " Ucap Huo Xincheng.
"Kelak, aku akan membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Namun ada baiknya juga, mereka mengharapkan kedamaian semasa hidup namun gagal mendapatkannya. Dimakamkan diluar kota juga baik. " Gumam Xu Ya dengan nada yang agak bergetar.
Rasa sakit hari ini, dia pasti akan membalaskannya ratusan kali lipat. Rasa bahagia yang dia rasakan sebelumnya telah sirna sepenuhnya dan dia menyadari bahwa tanpa dukungan maka dia benar benar tidak berdaya.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,