Cassandra Magnolia Payton, seorang putri dari kerajaan Payton. Kerajaan di bagian utara atau di negeri Willems yang dikenal dengan kesuburan tanahnya dan kehebatan penyihirnya.
Cassandra, gadis berumur 16 tahun berparas cantik dengan rambut pirangnya yang diturunkan oleh sang ayahanda dan mata sapphiernya yang sejernih lautan. Gadis polos nan keras kepala dengan sejuta misteri.
Dimana kala itu, Cassandra hendak dijodohkan dengan putra mahkota dari kerajaan bagian Timur dan ditolak mentah-mentah olehnya karena ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan memilih kabur dari penjagaan ketat kerajaan nya dengan menyamar menggunakan penampilan yang berbeda, lalu pergi ke kekerajaan seberang, untuk mencari pekerjaan dan bertemulah dengan Duke tampan yang dingin dan kejam.
Bagaimana perjalanan yang akan Cassandra lalui? Apakah ia akan terjebak selamanya dengan Duke tampan itu atau akan kembali ke kerajaan nya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon marriove, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB XX. Dia milikku!
Sepulang dari perang dengan Kekaisaran sebelah, hidup Alaric terasa lebih tenang kembali. Hari-harinya dihiasi untuk menjahili kucing nakalnya dan diberikan lelucon yang begitu memuakkan tiap harinya. Tapi, hari ini dia ingat dengan perkataan Raja dari Kerajaan Payton. Apa harus dia pergi sana untuk menghormatinya?
"Lavie.., " panggil Alaric lembut. Cassa yang sedang merapikan vas bunga di kamarnya berhenti, menatap Alaric dengan penuh tanda tanya.
"Ayo kita ke Kerajaan Payton, aku diundang oleh Raja untuk berkunjung karena aku telah menyelamatkan Putra Mahkota yang terluka. Kamu harus ikut! Aku ingin kamu disampingku terus, jangan membantah kucing nakal!, " Alaric menatap tajam gadis didepannya yang ingin sekali membuka mulut untuk menolak. Kakaknya terluka?
"Putra Mahkota Kerajaan Payton terluka saat perang, Duke?, " tanya Cassa penuh hati-hati, ia takut Alaric curiga kenapa dia menanyakan pertanyaan ini.
"Kenapa kamu bertanya? Jangan-jangan kamu menyukainya!, " jawaban itu tidak terduga sekali membuat Cassa terbengong. Mana mungkin dia menyukai kakaknya sendiri, walau kakaknya tak kalah tampan dengan Alaric xixi~
"M-mana ada, Duke.. Saya hanya penasaran saja! Jangan membuat cerita yang tidak masuk akal huh!, " Cassa berpura-pura marah dengannya membuat Alaric langsung panik.
"Jangan marah, Lavie. Maafkan aku, ya aku jawab. Aku menolongnya di medan perang karena saat itu dia sudah berlumurkan darah dan di tengah-tengah medan perang dia sedang menyembuhkan dirinya tapi ada musuh yang maju sehingga aku mau tak mau menyelematkan nya, " jelas Alaric panjang lebar, menghela nafas lega karena melihat raut wajah gadis didepannya membaik.
"A-apa?! Kakak hampir saja mati.. Ish, sudah pernah kubilang agar memakai sihir saja tapi kenapa masih bandel dan memilih untuk berpedang di garda kedepan! Aku harus pulang, pasti Kakak dan Ayah langsung mengenali mana ku dalam jarak dekat, " pikirnya dalam hati. Cassa akhirnya menyetujui untuk ikut ke Kerajaan Payton, dibalas senyum puas oleh Alaric. Segera saja Alaric memerintahkan Nathanio untuk mengirimkan pesan ke Kerajaan Payton, bahwa dirinya akan berkunjung tiga hari lagi.
Tiga hari telah berlalu, saat ini adalah waktunya Alaric, Cassa dan Nathanio berangkat ke Kerajaan Payton ditemani beberapa pengawal untuk melindungi mereka saat perjalanan. Mobil mereka berjalan dengan kecepatan sedang hingga mereka bisa sampai dengan waktu yang tidak begitu lama, hanya memerlukan beberapa jam saja lebih cepat daripada menggunakan kereta kuda.
Mereka disambut oleh beberapa pengawal dan pelayan dengan begitu ramah. Banyak pelayan wanita yang menatap kagum tapi dihiraukan oleh sang empu. Kini mereka sudah berada di aula pertemuan dipersilakan untuk duduk di salah satu sofa.
Cassa hanya bisa memegangi baju pelayannya dengan gugup, tidak berani mengangkat pandangannya. Dia tidak siap untuk bertemu dengan Ayahnya, dia takut diberikan ceramah selama lima jam lamanya. Tak lama beberapa pelayan datang membawakan cemilan dan teh yang begitu harum tercium di hidungnya.
"Salam kepada Yang Mulia Duke Hexton, semoga langit dan dewa melimpahkan berkah kepada Anda. Mohon tunggu Raja beberapa menit lagi karena Raja masih ada tamu dari Kerajaan Veldris, " Alaric mengangguk santai, berbeda dengan Cassa yang terkejut! Oh tidak.. Apakah Putra Mahkota Kerajaan Veldris alias Kenzo juga ikut bergabungkesini?! Kenapa kesialan selalu saja tidak pernah absen di kehidupannya!
Beberapa menit kemudian, baru muncullah tiga orang dengan penuh wibawanya. Alaric, Cassa dan Nathanio dengan serentak memberi salam ke mereka bertiga. Cassa sedari tadi menunduk saja, padahal dalam hati dia ingin menghamburkan diri untuk kepelukan sang Ayah yang sangat menyebalkan baginya.
Jezgar yang pertama sadar langsung mempersilakan untuk duduk kembali dan mereka ber enam duduk berhadapan membuat suasana canggung. Tapi harum mana ini membuat Jezgar curiga, "Ini seperti mana milik adikku yang nakal."
"Selamat datang, Duke Hexton di istana saya. Saya sangat berterimakasih kepada Anda karena telah menyelamatkan putra saya di medan perang dan saya hanya bisa mengadakan pesta kecil-kecilan untuk kita, " Jasver berusaha untuk memecahkan keheninangan. Alaric hanya bisa tersenyum begitu tipis untuk membalasnya karena matanya selalu fokus kepada Kenzo — Putra Mahkota Kerajaan Veldris (jika kalian lupa) selalu menatap Lavie-nya secara terang-terangan. Dia tidak suka mata itu selalu menatap gadis pujaannya. Ingat itu.
Nathanio disebelahnya hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku atasannya, Cassa yang tidak peka hanya diam dengan senyum manisnya. Jezgar yang merasa semakin curiga menatap gadis yang diketahuinya adalah pelayan pribadi Duke yang telah menyelamatkannya. Dia mencoba menggunakan sihir miliknya mendeteksi, apa benar yang baru saja dia rasakan?!
Alangkah terkejutnya, membuat gelas teh ditangannya jatuh. Bunyi nyaring mengejutkan semua orang, tapi dikejutkan lagi dengan Jezgar yang langsung memeluk Cassa dihadapan semua orang.
"Cassa.. Cassa, ini kamu kan?, " ucap Jezgar begitu lirih. Memeluk gadis yang begitu ia rindukan dengan erat seakan dia tidak ingin melepaskannya, lagi dan lagi. Cassa mematung sekian detiknya dan disadarkan oleh
*Bugh
Alaric memukul lelaki yang telah berani-beraninya memeluk gadis pujaannya. Didepannya lagi! Cassa yang terkejut langsung menenangkan Alaric disaat dalam kondisi emosi yang begitu tidak stabil.
"Gadis yang Anda peluk adalah milik saya! Jadi jangan berani-beraninya memeluk gadisku!, " ucap Alaric dengan penuh tekanan, melayangkan tatapan musuhnya kepada Jezgar.
Jezgar yang mendapati pukulan tersebut, terhuyung kebelakang, untung saja dia ditangkap oleh sang Ayah. Jasver menatap khawatir putranya "Jangan mengada-ada, Putraku. Dia bukanlah Cassa kita, " tenang Jasver. Walaupun dia masih bersedih atas kaburnya sang putri.
"Tapi mana milik dia seperti Cassa, Ayah!, " kekeh Jezgar. Jasver juga merasakannya, tapi dia tidak yakin. Mungkin saja ada mana seseorang yang mirip dengan putrinya. Jezgar tidak peduli dengan Ayahnya, Ayahnya pasti lupa karena faktor umur padahal umur Jasver juga tidak terlalu tua sekali. Jezgar kembali mendekati Cassa tapi dihalangi dengan tubuh gagah milik Alaric. Mereka berdua saling melayangkan tatapan tajam penuh permusuhan. Bahkan aula pertemuan ini menjadi begitu sesak karena dua lelaki itu.
"Gar, apa kau ya-, " perkataan Kenzo itu terpotong saat gadis yang dikenalnya bernama Laviora itu berubah. Surai kecokelatannya berubah menjadi pirang emas yang begitu cantik dan mata biru shappire nya yang mengkilau membuat beberapa orang terpesona.
"Kalian tidak menyambutku pulang? Cih, aku kembali saja ke Kerajaan Aneila saja kalau begitu, " canda Cassa dengan kikikan kecil.
"Cassa sayang.., "
"Adikku!, "
"Sandra? "
"Lavie? Kamu..? "
"Oh, astaga! Mimpi apa ini, aku didatangi oleh peri cantik?! "
...— Bersambung —...
