NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan Seira

Uhuk-uhuk!

Di sebuah rumah sederhana seorang wanita tiba-tiba terbatuk, menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit dan menyempit. Ia meletakkan makanan di tangan pada piringnya kembali.

"Pelan-pelan, Non. Kenapa, kok, tiba-tiba batuk?" Bi Sari datang tergesa dengan segelas air di tangan.

Mengusap-usap tengkuk hingga punggung Seira dengan pelan untuk mengurangi rasa sakit akibat batuk. Seira mengambil gelas tersebut dan menenggaknya. Memburu udara dengan cepat, berdehem berkali-kali ia lakukan untuk mengurangi rasa perih.

"Nggak tahu kenapa, Bi. Tiba-tiba aja keselek, perih," ucapnya dengan suara parau sambil mengurut leher pelan-pelan.

"Mungkin ada yang lagi ngomongin Non kali, makanya keselek kayak gitu." Bi Sari mendaratkan bokong di kursi samping Seira.

Keduanya sedang menikmati malam ditemani sepiring kue lupis buatan mereka. Hasil panen di ladang yang mereka garap selama tinggal di desa itu bersama para petani yang lainnya. Sebagian ditanami pulut atau beras ketan untuk membuat aneka makanan, dan sebagian lagi ditanami padi biasa.

"Nggak tahu, Bi. Siapa juga yang mau ngomongin aku, Bi. Punya sodara nggak, cuma sebatang kara," ucapnya disusul batuk yang menjengkelkan.

Bi Sari dengan penuh perhatian mengusap-usap tengkuknya sampai Seira merasa lebih nyaman.

"Ya Allah ... pasti sakit banget, ya, Non. Batuknya kayak gitu," ucap Bi Sari prihatin.

Seira tak lekas menjawab, masih mengusap-usap dadanya yang terasa panas lagi perih di tenggorokan.

"Padahal lagi enak-enak makan lupis, mana pengen banget. Malah batuk kayak gini," keluhnya semakin parau terdengar.

"Sabar, Non. Minum dulu aja, siapa tahu mendingan." Bi Sari merasa kasihan pada wanita itu.

Disaat perempuan hamil lainnya mendapatkan perhatian dari sang suami, Seira harus berjuang sendirian merasakan segala penderitaannya. Mulai dari mual, muntah-muntah hebat, dan bahkan seluruh makanan yang baru saja ditelannya harus ia relakan keluar lagi.

Seira kembali berdehem, meminum air lagi sedikit demi sedikit. Namun, tetap saja, rasa panas dan perih di tenggorokan masih terasa.

"Tapi Bibi salut sama Non Sei, hamilnya kuat. Nggak kayak Bibi dulu, nggak bisa ngapa-ngapain sama sekali. Cuma tergolek aja kayak lap lusuh." Bi Sari terkekeh saat terkenang masa-masa kehamilannya dulu.

Benar, Seira tak pernah tahu soal keluarga wanita itu. Bahkan saat tiba di rumahnya, tak terlihat satu orang pun anggota keluarga Bi Sari. Ke mana mereka perginya. Telinganya berdengung dengan ribuan pertanyaan seputar Bi Sari dan keluarganya.

"Beneran, Bi? Emang waktu Bibi hamilnya gimana?" Seira kembali berdehem.

Disapunya perut yang mulai sedikit terasa, tapi masih belum ada pergerakan. Maklum saja, usia kandungannya berulah memasuki bulan keempat. Ia berbinar bersiap mendengarkan kisah masa lalu dari wanita yang begitu baik terhadapnya itu.

"Parah, Non. Pokoknya ... udah lah ... Bibi juga susah ceritanya. Semua kecium bau, makanan nggak ada yang masuk ke perut. Sekalinya masuk langsung keluar lagi. Yang masuk cuma buah itu juga cuma mangga muda. Mau mandi dingin, badan menggigil, kerja nggak kuat karena kalo bangun kepala berat. Udah, pokoknya parah," tutur Bi Sari sembari mengingat-ingat kembali masa-masa penuh penderitaan, tapi amat membuatnya bahagia itu.

Seira membulatkan kedua matanya mendengar penderitaan yang harus dialami Bi Sari. Bisa ia bayangkan bagaimana kondisinya pada waktu itu, pastilah amat tersiksa.

"Pasti kesiksa, ya, Bi. Apalagi nggak bisa makan makanan kesukaan. Aku segini aja kadang suka ngeluh, pegel ini pegel itu. Sakit ini sakit itu. Padahal nggak seberapa," ucap Seira menyesali dirinya yang terkadang mengeluh.

Bi Sari tersenyum, tapi di dalam hati bergumam sedih.

Tapi Bibi lebih beruntung dari Non Sei. Bibi ada suami yang siap siaga di samping Bibi, sedangkan Non, malah diusir dari rumah dan ditalak secara sepihak. Yang sabar, Non. Allah itu nggak tidur, suatu saat Non pasti bisa bahagia.

Rasa sakit tiba-tiba datang mencabik hati. Betapa ia mengutuk perbuatan Zafran yang begitu mudahnya menceraikan Seira hanya karena wanita ular itu. Namun, lagi-lagi teringat akan pesan Seira, untuk tidak membenci apalagi mendendam pada mantan suaminya itu.

"Makanya Bibi bilang Non itu kuat banget. Masih bisa turun ke sawah dan ikut berladang, kalo Bibi ... huh, nggak bakal bisa bangun," ucap Bi Sari lagi menggebu-gebu.

Tapi mungkin Bibi lebih beruntung, ada suami yang menemani Bibi di masa-masa sulit seperti yang aku rasakan sekarang.

Bibir Seira tersenyum, tapi hatinya bergumam perih. Teringat pada nasib diri yang diusir sang suami tepat di hari ia dinyatakan hamil. Jika saja Zafran mau bersabar, jika saja Zafran tidak terbuai perselingkuhan, mungkin saat ini mereka masih bersama dan sedang bahagia menanti si buah hati.

Namun, berandai-andai pun percuma, nasi sudah menjadi bubur. Tak akan pernah ada cerita tentang mereka lagi sekalipun telah tertanam benih di rahimnya. Biarlah tangannya sendiri yang akan merawat dan membesarkannya tanpa turut campur Zafran.

Tanpa sadar ia mengusap perutnya lagi, berterimakasih pada si jabang bayi yang sudah kuat bertahan di dalam sana. Jika tidak, apa jadinya dia sekarang. Mungkin akan gila seperti orang-orang.

"Iya, ya, Bi. Mulai sekarang, aku nggak mau ngeluh lagi. Aku nggak mau anak ini jadi lemah karena aku sering ngeluh. Makasih, ya, Bi. Udah bikin aku sadar kalo aku harusnya bersyukur," ucap Seira sambil menyentuh lembut lengan Bi Sari.

Wanita paruh baya itu menjatuhkan air dari matanya, sejak tadi sudah memanas dan tak dapat lagi ditahan. Bibirnya terlipat menahan gejolak emosi yang membuncah.

Tatapan mata Seira begitu tulus, tak ada kebencian juga dendam yang tersulut. Entah terbuat dari apa hatinya itu hingga disakiti pun ia tetap rela dan menerima. Bi Sari berpaling sambil mengusap air matanya, ia kembali tersenyum pada Seira, dan mengangguk kecil.

"Udah, nggak apa-apa. Lagian Bibi juga udah nggak punya siapa-siapa. Suami dan anak-anak Bibi semuanya jadi korban longsor sebelum Bibi memutuskan merantau ke kota. Jadi, Bibi tahu kayak apa rasanya hidup sendirian di dunia ini. Makanya, Non nggak boleh sedih apalagi ngeluh. Harus semangat, biar anak ini jadi anak yang hebat," ucap Bi Sari menyemangatinya.

Seira mengangguk yakin, berjanji dalam hati untuk terus bersyukur akan kondisinya saat ini.

"Gimana tenggorokan, Non? Udah nggak sakit?" tanyanya.

Seira menggeleng seraya berucap, "Udah nggak, Bi. Udah enakan."

Jadilah malam itu, mereka isi dengan berbagi kisah masa lalu.

Seperti apa kehidupan Seira setelah memutuskan untuk tinggal di desa terpencil itu, setiap harinya pergi ke ladang untuk bekerja bersama-sama warga. Menanam padi, dan lain sebagainya. Jika waktu siang datang, ia akan tergolek di pematang.

Warga setempat sering memberinya makanan, buah, ataupun rujak siap santap. Mereka mengerti apa yang diinginkan wanita hamil. Perlahan, ia mulai melupakan kesedihan, kesakitan berangsur-angsur pergi dengan sendirinya.

Berbahagialah, Sei. Kamu pantas mendapatkannya.

1
AYU TIME KARTIKA
😭😭😭
Ratna Dewi
Luar biasa
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
ooooooo gitu ya ceritanya....taruhan
AYU TIME KARTIKA
tuhhh kaaannn jadi keingetan sm sie terussds
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!