seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 (Thyrax)
Wirak menyerangku dengan cepat dari segala arah dengan menginjak batu yang memanjang menggunakan pedangnya.
"tapi harus kuakui nak, kau hebat juga bisa mengangkat tombak emas yang sudah ku beri kekuatan anti telekinesis tingkat satu. Tapi... Sepertinya kamu akan berakhir disini." Wirak tertawa.
Tapi aku tidak bisa berakhir secepat ini, petualanganku baru dimulai, desa ini juga membutuhkanku. Sekilas terekam dipikiranku percakapan dengn orang-orang di desa ini. Aku harus memunculan kembali harapan dari orang-orang kelaparan di desa ini. Aku mengangkat tangan kananku, pasir berkumpul menutupi tanganku seperti menjadi sarung tangan yang tebal. Lalu saat Wirak hendak menyerang menggunakan pedangnya lagi, aku menahan serangannya menggunakan tanganku yang sudah dilapisi pasir, dia berusaha terus mendorong mencoba membobol pasir, tapi aku terus memadatkan pasirnya menggunakan telekinesisku, membuat dia mundur sejenak. Saat dia mundur, tangan kiriku teracung ke pasir yang berada di paling bawah, aku menggunakan telekinesisku lagi, pasir yang berada disana terangkat, tapi kali ini bukan menjadi sarung tangan. Aku membuat gerakan pasir-pasir itu berputar dengan cepat, membuat tornado pasir yang besar terbentuk, aku mengarahkannya ke Wirak. Wirak berusaha kabur menggunakan kekuatan pemunculan batu kuningnya, tapi tidak berhasil, tornado ini cukup kuat untuk menghancurkan batu-batu itu dengan mudah, membuat Wirak masuk ke dalam pusaran tornado dengan cepat.
Tapi aku tidak bisa menggunakan kekuatan ini terlalu lama, kekuatan tornado ini memakan banyak energi. Perlahan tornado mulai hilang, menyisahkan Wirak yang terjatuh, tapi dia masih sadar, walau kondisinya sudha cukup buruk, dia berhasil menyelamatkan dirinya dengan membuat platfrom batu di bawahnya dengan cepat. Aku lompat ke arahnya hendak menyerang, tapi tiba-tiba saja muncul bayangan raksasa dibelakangku, saat aku mendarat di platfrom Wirak aku melihat ke belakang. Golem batu yang sangat besar muncul, matanya menatapku, sialan, ini pasti ulah Wirak, saat aku melihat kearahnya, tubuhnya hilang, saat aku berbalik lagi ke arah golem itu, Wirak ada di atasnya. Platfrom yang kuinjak menurun dengan cepat, sengaja dilakukan Wirak agar aku terjatuh. Aku memecahkan platfrom yang ku injak menjadi beberapa bagian menggunakan telekinesisku, pecahan yang terbesar ku injak, kugunakan sebagai tempat berinjak, aku bisa mengendalikan pecahan ini menjadi platfrom melayang. Aku mengatahkan platfrom itu kearah Wirak, tapi tangan kiri golem sudah lebih dulu mengarahkan tinjuannya kearahku. Aku terkejut, apa yang harus kulakukan? Aku bisa mencoba memecahkannya menggunakan kekuatan telekinesisku, tapi tangannya besar, baiklah, tidak ada salahnya mencoba, aku mengacungkan tangan kananku ke arah tinjuan golem itu. TUM! Tangan golemnya hancur berkeping-keping, lalu terjatuh. Aku mengangkat kembali pecahan tangannya itu, membawanya. Platfromku kembali ke arah Wirak, tepat sekali dugaanku, tangan golem itu kembali tumbuh, aku harus menghancurkan bagian badan utamanya, atau langsung ke sumbernya, Wirak. Saat aku sudah terbang dengan platfromku di dekat Wirak, aku melemparkan pecahan tangan golem ini ke arahnya. Banyak yang berhasil dia hindari, tapi serangan terakhirku kena, batu yang kulempar menimpanya. Aku mendarat ke badan utama golem ini, tangan kanannya siap menamparku yang berada di badannya, tapi terlambat, tanganku sudah menyentuh permukaan badannya, lalu... Tum! Badannya pecah, anggota tubuhnya yang lain masih utuh, tapi karena badan utamanya pecah, anggota tubuh lainnya jatuh. Wirak juga terlihat jatuh diantara bebatuan ini, aku lompat dari platfromku, mengangkat tangan, beberapa serpihan bebatuan menyatu ditanganku, menjadi sarung tangan yang keras.
"terimalah ini!"
Aku jatuh dengan cepat ke arah Wirak, tanpa ku sadari ada bebatuan yang jatuh kearahku dari atas, tapi lebih dulu ada yang menahan bebatuannya.
"terus Mathias!!"
itu Traki, aku tidak tahu bagaimana caranya naik kesini, tapi dia membuat perisai untuk melindungiku dari batu tadi, membuat seranganku terus berlanjut ke arah wirak. Lalu saat sudah dekat, tanganku yang dilapisi batu bersiap meninjunya.
"tinjuan batu!"
Aku memukul wajahnya dengan kuat. Wirak jatuh ke permukaan bebatuan, bebatuan yang tadinya jatuh juga susah dekat dengan permukaan tanah seperti hujan meteor.
...____...
Disisi lain, Jasper yang sedang dikelilingi oleh Gargazin memeluk leher kudanya dengan erat.
"naik ke atas tubuhnya, jangan biarkan dia mengurung kita lebih lama."
Kuda Jasper mengangguk, lantas berlari ke arah tubuh Gargazin yang mengurungnya, dia berlari memanjat sambil berputar dengan cepat, seperti yang dilakukannya saat di tebing desa Redstone Bluff, tapi ini dengan permukaan yang melingkar. Gargazin tidak sempat menyerang karena gerakan kuda Jasper cepat, dia hanya bisa mengamati, mencoba mencari kesempatan menyerang, tapi saat kesempatannya belum muncul, kuda Jasper sudah berada di atas tubuhnya, berhasil memanjat. Jasper menembak mata Gargazin menggunakan AK-47, kena! Membuat Gargazin meraung marah, lalu kepalanya mengarah ke kuda Jasper dari arah depan. Saat mulut Gargazin sudah membuka lebar didepan kuda Jasper, Jasper mengambil barang yang diberikan istri Traki, itu bom, Jasper membuka pelatuk lalu melemparkan bom itu ke mulut Gargazin.
"lompat kawan! Ke arah kanan!"
Seru Jasper sebelum Gargazin hampir memakan kudanya, kudanya lompat ke arah kanan, turun dari badan Gargazin, lalu BOOM! Bom yang dilemparkan Jasper tadi meledak di dalam mulut Gargazin, tapi saat kudanya sudah mendarat di atas permukaan pasir, kudanya langsung jatuh membuat Jasper ikut jatuh. Jasper bangkit lalu melihat kudanya.
"kau tidak apa-apa sobat?"
Jasper jongkok di dekat kaki kudanya, di belakang mereka kepala Gargazin jatuh menghadap mereka, Gargazin sudah kalah. Kaki kuda Jasper kesakitan saat mendarat karena tinggi, tapi itu bukan masalah besar.
...____...
Gleemo yang sudah disetang bedang empat arah kembali menyusutkan tubuhnya ke ukuran semula, membuat pedang-pedang itu tidak kena. Tangan Gleemo memanjang, menangkap kaki salah satu prajurit, lalu Gleemo melemparkan prajurit itu dengan kuat menghantam ke perisai yang tadi hendak mendorong Gleemo. Ada celah, Gleemo keluar dari lingkaran para prajurit itu, mengambil perisai salah satu dati meteka, lalu dihantamkan ke semua prajurit berkali-kali membuat mereka pingsan. Satu orang datang mendekati Gleemo dari arah belakang, Gleemo menghadap ke arahnya, dia prajurit juga, tapi dia mumi dengan tubuh yang lebih besar dari pada prajurit tadi, dia tidak memakai armor, hanya menggunakan pedang. Tangan Gleemo memanjang kearahnya, hendak memukul, tapi kain yang melapisi perut mumi itu memanjang, menahan pergelangan tangan Gleemo, lalu mumi itu melemparkan Gleemo ke arah atas lalu kembali terjun ke bawah menggunakan pergelangan tangan Gleemo yang sudah terjebak kainnya. Gleemo memperkecil tangannya, membiat ikatan kain itu longgar, lalu menarik tangannya kembali ke tubuhnya. Gleemo merubah wujudnya ke wujud manusia, tapi lebih besar dari yang tadi, lalu Gleemo lompat, kedua tangannya kendak menimpa mumi itu, tapi mumi itu berhasil menghindar. Mumi itu melilitkan kain tangannya ke kaki Gleemo, lalu hendak melemparkan Gleemo seperti tadi, tapi Gleemo menahannya dengan kuat. Kedua tangan Gleemo teracung ke mumi itu, lantas tangannya menembakkan peluru yang cukup besar ke arah mumi itu. Mumi itu menghindar, ikatan kainnya di kaki Gleemo terlepas, tembakan Gleemo cepat mengejarnya. Lantas saat dia menghindar, kaku Gleemo memanjang lalu berputar ke arah kaki mumi itu, membuatnya jatuh. Lantas saat ada kesempatan, Gleemo lompat, tangannya menindih mumi itu dengan kuat, Gleemo mengambil pedang mumi itu lalu menusukkannya ke punggung mumi itu.
"aku tahu kau bukan manusia biasa." gumam Gleemo.
Lantas saat pedang itu menusuk punggung mumi, asap hitam keluar dari sela-sela kainnya, membuat kain itu lemas seperti kain biasa yang tidak hidup.