Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 21. A Plan
Pagi ini Ayana sudah berkutat di dapur dengan berbagai bahan masakan yang akan ia hidangkan pagi
ini untuk sarapan mereka pada hari ini. Seperti yang Ayana katakan dulu jika tugas memasak ia ambil alih sedangkan untuk tugas membersihkan rumah di tugaskan oleh pembantu yang hanya bekerja dari sore saja.
Nampak ketiga pembantu itu terus berlalu lalang untuk membereskan pekerjaan mereka masing-masing. Untuk area kebun Ayana meminta kepada orang untuk membersihkan rumput liarnya saja karena untuk selebihnya Ayana lah yang akan mengurusnya.
Karena berkebun membuat pikiran Ayana begitu tenang dan Ayana juga begitu senang jika sudah berkebun. Kembali ke topik awal lagi. Sekarang dua masakan Ayana telah tersaji di atas meja makan. Terlihat sangat menggoda membuat Ayana begitu senang ketika melihat penampilannya yang cukup menarik.
Ayana kembali ke dapur lagi untuk memasak menu ketiga yang akan menjadi masakan terakhir Ayana sebelum membangunkan Aston dari tidurnya. Biasanya Aston akan bangun sendiri namun karena mereka kemarin malam melakukannya lagi mungkin saja tubuh Aston sedikit lelah belum lagi setelah melakukan hubungan Aston memang menuju ke ruangannya untuk melakukan beberapa pekerjaan.
Masak terakhir sudah tersaji di meja makan saatnya Ayana menuju ke lantai dua untuk membangunkan Aston.
Cklek
Ayana menghela nafasnya saat melihat Aston yang masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Ayana duduk di pinggir tempat tidur.
"Aston, ayo bangun ini sudah jam delapan. Apa kamu tidak ke kantor hari ini?" Ayana menggoyang-goyangkan tubuh Aston agar ia bangun.
"Lima menit lagi, Sayang." Aston mengeratkan selimutnya.
"Kamu sudah telat untuk bekerja Aston, ayo Aston bangun lalu mandi,"
"Aku bos nya jadi aku bebas masuk jam berapa saja,"
Ayana memutar bola matanya malas. "Oke, aku tau kamu bosnya namun jika kamu malas maka karyawanmu akan menjadi pemalas." ucap Ayana yang berhasil membuat Aston terbangun.
Aston menatap Ayana yang membuat Ayana bingung.
Cup
Secara tiba-tiba Aston langsung mencium bibir Ayana sekilas dan berlalu pergi ke kamar mandi. Ayana begitu heran dengan sikap sang suami yang begitu aneh malam ini.
Ketika Aston mandi Ayana bertugas untuk memilihkan baju kantor untuk Aston. Ini sudah Ayana lakukan sejak awal menikah hingga sekarang. Ayana keluar dari kamar untuk menuju ke dapur lagi karena Ayana harus membuatkan Aston kopi.
Saat Ayana sedang membereskan peralatan dapurnya Aston memeluknya dari belakang membuat Ayana sedikit terkejut. Aston menyodorkan dasi miliknya kepada Ayana di mana itu kode untuk Ayana agar ia memasangkan dasi itu kepada Aston.
"Bukankah kamu bisa memasang dasi sendiri selama ini?" tanya Ayana.
"Iya, aku memasangnya sendiri kenapa?" tanya Aston kembali.
"Lalu kenapa mendadak kamu menyuruhku memasangkan dasi untukmu?"
Aston berpikir sejenak. "Karena jika kamu yang memasangkan seperti berbeda."
"Berbeda bagaimana itu?"
"Seperti ada semangat di dasi ini ketika kamu yang memasangkannya." Gombalan Aston berhasil membuat Ayana tertawa.
"Gombalan macam apa itu? Garing sekali," ujar Ayana.
"Yaudah ayo kita sarapan lalu kamu harus berangkat ke kantor,"
Mereka berdua sarapan pagi bersama dengan masakan Ayana yang cukup menggugah selera makan Aston. Menu pagi ini cukup berat dari biasanya namun Aston tidak pernah protes apapun yang Ayana masak. Karena bagi Aston cukup menghargai apapun yang istri masak itu cukup menyenangkan mereka.
Selesai sarapan Aston langsung berangkat untuk ke kantor. Sedangkan Ayana ia akan berkebuh pagi ini.
...•••...
Fany menyapa Aston yang di anggukin oleh Aston dan di ikuti Hadwin dari belakang Aston.
"Bagimana? Apa kamu sudah menyiapkan apa yang aku katakan semalam?" tanya Aston kepada Hadwin.
"Sudah, tuan dan semua sudah selesai." Jawab Hadwin.
"Kerja bagus." Entah rencana apa yang Aston siapkan.
Di balik senyum manis itu ada sebuah arti tersembunyi.
"Satu lagi, aku tidak ingin siapapun mengetahui rencana yang sudah aku siapkan. Terutama Ayana." ucap Aston.
"Baik, tuan. Saya pastikan jika rencana ini tidak akan ada yang tau selain kita berdua."
"Mari kita memulai rencananya," ucap Aston yang di anggukin oleh Hadwin.
Aston kali ini tidak akan berada di kantor karena ia akan bekerja di luar ruangan karena ia sudah membuat janji bersama rekan bisnisnya. Mobil melesat pergi meninggalkan gedung milik Aston menuju ke tempat di mana Aston bertemu.
Tak membutuhkan waktu yang lama Aston tiba di sebuah gedung J.Company milik Jesper. Banyak orang yang terkejut ketika seorang Aston berada di gedung ini karena yang mereka tau jika mantan kekasih Aston di rebut oleh Jesper maka dari itu Aston tidak ingin bekerjasama lagi dengan Jesper. Namun entah kenapa Aston mendadak ingin sekali bekerjasama dengan J.Company.
Xaquila yang berada di lobby sedang berbincang dengan seseorang begitu terkejut dengan kedatangan Aston. Aston dan juga sekretaris sekaligus dua bodyguardnya menuju ke ruangan utama di mana Jesper sudah menunggu kedatangan Aston.
Sekertaris pribadi Jesper membukakan pintu untuk kedatangan Aston yang sudah di konfirmasi oleh Jesper. Nampak senyum kebahagiaan terpancar di wajah Jesper ketika kedatangan Aston.
"Selamat datang, Tuan Aston." Sambut Jesper dengan mengulurkan tangannya kepada Aston.
Aston menyambut uluran tangan Jesper dan tersenyum kepadanya.
"Aku tidak menyangka sudah sekian lama akhirnya anda menyetujui kerjasama lagi dengan J.Company." ucap Jesper.
"Aku mulai tertarik lagi dengan bisnis properti di mana anda membuat sebuah rancangan baru, maka dari itu aku setuju untuk melakukan kerjasama dengan anda," papar Aston.
Jesper tertawa kecil.
Mereka melakukan rapat untuk membahas tentang kerjasama yang akan mereka lakukan. Banyak ketertarikan Aston kepada rencana Jesper kali ini karena menurut Aston produk kali ini akan menghasilkan banyak uang. Setelah rapat keduanya menadatangani kerjasama di mana Aston menyumbangkan beberapa uang miliknya kepada Jesper agar ia bisa melancarkan bisnisnya.
Jabatan tangan akhir dari kerjasama mereka di mana Aston dan juga Jesper bekerjasama kembali. Setelah selesai rapat Aston meninggalkan ruangan Jesper dengan senyum puas.
Mata Aston melihat ada Xaquila di dalam lift.
"Kalian bertiga menyusul saja," ucap Aston kepada anak buahnya.
Senyum Xaquila mengembang ketika berada di satu lift bersama Aston.
"Ada apa kamu mendadak kemari?" tanya Xaquila dengan suara yang di sengaja menjadi lembut.
"Aku bekerjasama dengan kekasihmu itu," jawab Aston.
"Bekerjasama? Bukankah kamu tidak akan bekerjasama sampai kapanpun dengan perusahaan Jesper lalu kenapa mendadak kamu tertarik untuk bekerjasama dengan Jesper?" tanya Xaquila yang kali ini merangkul lengan Aston.
Aston menyingkirkan tangan Xaquila dan mengunci tubuh Xaquila. "Karena aku tertarik dengan produk yang akan di luncurkan oleh Jesper kali ini." Jawab Aston dengan senyum yang penuh arti.
"Senyum itu. Di mana di balik senyum manis itu ada maksud tersembunyi yang akan Aston rencanakan." Batin Xaquila.
Tepat ketika Aston menjauh dari tubuh Xaquila pintu lift terbuka di mana ketiga anak buahnya sudah menunggunya. Xaquila menatap kepergian Aston dengan perasaan cemas karena ia tau betul di balik senyum manis Aston itu. Entah rencana apa yang akan Aston lakukan di perusahaan Jesper.
Mengetahui itu Xaquila dengan cepat kembali lagi ke ruangan Jesper.
Braaakkk
Pintu ruangan Jesper terbuka sempurna di mana Jesper tengah sibuk dengan berkas-berkasnya.
"Kenapa kamu acc saat Aston setuju ingin bekerjasama dengan perusahaan mu? Apa kamu tidak curiga dengan perilaku Aston yang mendadak ingin bekerjasama denganmu?" Jelas Xaquila.
"Aku mengetahuinya. Tapi aku lebih pintar dari Aston. Maka dari itu aku akan membuat perusahaan Aston bangkrut dan mengemis memohon kepada ku di mana itu yang aku inginkan sejak dulu," jelas Jesper.
"Apa kamu yakin dengan rencanamu itu? Bukankah dari dulu kamu tidak bisa mengalahkan Aston. Kenapa kamu bisa yakin jika kamu kali ini bisa mengalahkan Aston?"
"Aku sudah banyak belajar dari kekalahan sebelumnya. Maka dari itu ketika Aston setuju bekerjasama denganku aku sudah menyiapkan semua." Kali ini Jesper benar-benar sudah memiliki persiapan yang matang untuk menjatuhkan Aston.
Xaquila masih tidak yakin dengan ucapan Jesper yang ingin mengalahkan Aston karena dari dulu Jesper tidak bisa mengalahkan Aston maka dari itu perlahan saham milik Jesper di ambil oleh Aston.
"Kamu tenang saja kali ini aku akan menang dan aku akan mengambil saham yang sudah di ambil oleh Aston jauh lebih banyak dari yang Aston ambil dariku." Ucap Jesper yang menenangkan Xaquila yang belum yakin dengan ucapan Jesper.
...•••...
Ayana berlari kedalam gedung milik Aston karena ia ingin mencari keberadaan Aston. Sebenarnya Ayana sedang berkunjung ke rumah mertuanya namun saat melihat berita jika Aston bekerjasama dengan perusahaan Jesper dengan cepat Ayana menuju ke perusahaan Aston untuk meminta penjelasan kepada Aston.
Namun saat Ayana sudah berada di kantor, Fany berkata jika Aston tidak ada di ruangannya dan Aston memang berkata kepada Fany ia akan berada di luar kantor maka dari siapa saja yang ingin bertemu dengannya harus menunggu besok.
Ayana menghubungi nomer Aston namun tidak di angkat juga oleh suaminya.
"Fany jika Aston kembali kamu bilang ya jika aku menunggunya di rumah," pesan Ayana kepada Fany.
"Baik, nyonya, nanti akan saya sampaikan kepada tuan Aston."
Setelah menitipkan pesan kepada Fany untuk suaminya, Ayana pergi dari gedung perusahaan Aston.
Di sisi lain Aston tenang sibuk dengan urusan pekerjaannya yang berada di luar maka dari itu ia tidak bisa mengangkat panggilan telepon dari Ayana. Seperti yang dikatakannya kepada Fany jika ia akan berada di luar kantor karena ada beberapa klien yang ingin bertemu dengannya namun Aston memilih untuk bertemu di luar maka dari itu di sinilah sekarang Aston di sebuah restoran yang cukup besar namun Aston memilih ke ruangan VVIP agar pekerjaannya tidak terganggu.
"Sebenarnya rencan yang anda miliki memang bagus, namun saya belum tertarik dengan pertambangan," ucap Aston kepada rekan bisnisnya.
"Apa anda yakin tuan? Jika anda menanam saham kepada perusahaan kami, maka keuntungan anda bertambah 90%. Apa yakin anda tidak berminat?" tanyanya kepada Aston.
Memang sejak sepuluh menit lalu ia terus mencoba meyakinkan Aston agar mau menanam saham di perusahaan pertambangan mereka. Namun sejak sepuluh menit lalu pula Aston selalu menjelaskan jika ia tidak berminat untuk menanam saham di perusahaannya.
"Maaf, untuk kali ini saya memang belum berminat, kalau begitu saya permisi dulu." Setelah membuat keputusan Aston pergi dari ruangan di ikuti oleh Hadwin dan juga dua bodyguardnya.
Aston tersenyum sinis saat sudah keluar dari ruangan. Sejak awal Aston sudah tidak berminat bertemu dengan kliennya kali ini namun karena ia memaksa maka dari itu Aston mau bertemu dengannya.
Sebenarnya pertambangan yang ia tawarkan adalah pertambangan yang ilegal yang jika ketahuan maka merugikan bagi siapa saja yang menanam saham ke perusahaannya, maka dari itu sebelum Aston menanam saham kepada perusahaan lain Aston sejak dulu harus menyelidiki secara detail sebelum memutuskan untuk bekerjasama.
Karena Aston tidak ingin tertipu lagi oleh siapapun itu. Aston masuk kedalam mobil dan menyuruh Hadwin untuk mengantarnya pulang. Sesuai perintah Hadwin mengantar Aston untuk pulang.
...•••...
"Apa kamu ingin mendekati mantan kekasihmu itu lagi? Jadi kamu melakukan kerjasama ini!" Omel Ayana sejak Aston pulang ke rumah.
"Sayang, tidak, aku bekerjasama dengannya karena aku tertarik dengan produk yang akan Jesper luncurkan." Balas Aston.
"Kamu pikir aku akan percaya begitu saja yang kamu katakan? Tidak! Aku tidak akan percaya yang kamu katakan barusan karena aku tau bagaimana sifatmu,"
Aston memeluk tubuh Ayana. "Gimana caraku membuktikan bahwa yang aku katakan memang tidak bohong."
Ayana melepaskan pelukan sang suami dan menatapnya. "Lalu kenapa kamu ingin bekerjasama dengannya secara tiba-tiba? Apa kamu ingin membuat perusahaannya bangkrut?" tanya Ayana.
Cup
Aston mencium Ayana sekilas. "Tidak sayang, aku tidak mungkin melakukan itu. Karena memang aku ingin melakukan kerjasama dengannya." jelas Aston yang terus berusaha meyakinkan Ayana.
"Tap—" sebelum Ayana menyelesaikan ucapannya Aston lebih dulu membungkam bibir Ayana dan membawanya ke kamar mereka dan berakhir di tempat tidur.
Teriakan Ayana yang memanggil Aston untuk memohon melepaskan membuat semangat Aston bertambah sepuluh kali lipat saat berhasil membuat Ayana menjerit ketakutan.
Aston tersenyum kepada Ayana yang membuat Ayana ketakutan. Ending dari semua kejadian ini adalah Aston lah yang menang.