Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 31. Still with you
"Maafkan aku sayang tapi aku hanya ingin melihatnya bersamamu,"
Katakan saja Aston egois namun Aston tidak ingin menjenguk anaknya jika tidak bersama dengan Ayana. Aston mencium kening Ayana begitu lama hingga membuat air matanya terjatuh di kening Ayana.
"Aku mencintaimu Ayana." Ucap Aston yang mencium kening Ayana yang koma pasca kecelakaan yang ia alami.
Untuk kedua kalinya Aston menangis karena sosok Ayana yang begitu berharga dalam hidupnya di mana wanita itu sedang terbaring koma dengan alat bantu yang menempel pada tubuhnya membuat hati Aston yang melihatnya begitu teriris. Aston menyesali perbuatannya di mana ia pergi meninggalkan istrinya jika tau seperti Aston tidak akan pergi ke kantor.
Setelah puas melihat dan berbicara dengan Ayana walaupun ia mengalami koma Aston keluar dari ruangan di mana Ayana sedang koma.
Tuan Grayson menguatkan putranya yang sedang mengalami down karena Ayana. "Kamu yang kuat, Nak." Ucap tuan Grayson.
"Kami pulang dulu. Mama akan bawakan makanan untukmu dan juga pakaianmu." Ujar Nyonya Rosvelina.
"Terima kasih, Ma."
Semua orang pergi meninggalkan rumah sakit sekarang hanya tersisa Aston yang menjaga Ayana. Hati Aston ingin sekali menjenguk buah hatinya bersama dengan Ayana namun Aston tidak ingin melihatnya jika tidak dengan Ayana maka dari itu Aston menahan agar tidak melihat kedua anaknya.
...•••...
Siang berganti malam di mana Aston masih setia menunggu Ayana yang koma di temani oleh kedua orangtuanya juga adiknya untuk bergantian menjaga Ayana selama Aston sedang keluar mengurus keperluan buah hatinya. Walaupun belum menjenguk anaknya namun Aston tidak melupakan buah hatinya.
Hal pertama yang Aston lihat ketika membuka ruangan adalah Ayana yang tertidur dengan damai.
Aston mengenggam tangan Ayana. "Aku merindukanmu." Ucap Aston mencium punggung tangan Ayana.
Selain Aston yang di perbolehkan masuk beberapa juga Aston perbolehkan masuk untuk melihat kondisi Ayana. Untuk malam ini Aston berjaga di ruangan Ayana maka dari kedua orangtuanya membawakan baju untuk Aston.
Aston baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya tak lupa ketika Aston keluar ia membawa wadah yang berisikan air untuk membersihkan tubuh Ayana.
Dengan hati-hati Aston mengelap tubuh Ayana yang sedang menutup matanya dengan damai. Setelah selesai Aston memberikan kecupan mesra di kening Ayana. Interaksi keduanya tak luput dari pengawasan kedua orangtua Aston yang sedang melihat keduanya dari luar kamar inap Ayana.
"Aston." Panggil nyonya Rosvelina.
"Mama? Kenapa Mama datang lagi? Apa ada yang tertinggal?" tanga Aston.
"Tidak ada, hanya Mama ingin memberikan cemilan ini saja siapa tau kamu tengah malam lapar." Nyonya Rosvelina menyerahkan tas makanan kepada Aston.
"Jika ada apa-apa segera hubungi Papa." Pesan tuan Grayson.
Aston mengangguk kepalanya bertanda mengerti.
"Kalau begitu Mama Papa pulang dulu. Kamu hati-hati di sini."
"Iya Ma. Mama hati-hati di jalan. Jika sudah sampai hubungi Aston." Ucap Aston yang di anggukin oleh nyonya Rosvelina.
Setelah kepergian kedua orangtuanya Aston pun ikut tidur bersama dengan istrinya. Aston tidak hanya berjaga di kamar Ayana saja namun Aston juga menggunakan bodyguard untuk menjaga di luar kamar Ayana.
Akibat terlalu lelah Aston pun dengan cepat terlelap dalam tidurnya dengan posisi menghadap kearah Ayana.
...•••...
Aston dengan buru-buru melangkahkan kakinya menuju ruangan Ayana di mana beberapa jam lalu Aston pergi ke kantor untuk bertemu dengan koleganya yang sebelumnya sudah membuat janji dengannya. Saat Aston pergi ke kantor Ayana yang menjaga adalah Mamanya yang sekarang sedang membersihkan tubuh Ayana.
"Aston." Panggil nyonya Rosvelina saat melihat putranya telah datang.
"Mama," balas Aston.
"Kamu sarapan dulu. Mama udah buatin makanan buat kamu." Nyonya Rosvelina menyiapkan sarapan untuk Aston.
"Bagimana kondisi Ayana?" tanya Aston.
"Dokter tadi sudah menuju kemari dan dokter kata Ayana masih tetap sama tidak ada perubahan."
Mendengar penjelasan sang mama hati Aston masih begitu mengkhawatirkan kondisi Ayana sekarang.
"Kita pindahkan ke rumah sakit milik Papa saja." Ucap Aston.
"Mama setuju. Jadi kita tidak begitu jauh dari rumah."
Setelah berbicara dengan sang mama Aston pun mulai sarapan pagi karena ia harus menjaga Ayana juga harus memantau bayinya.
Pagi menjadi siang Aston mengurus kepindahan Ayana menuju ke rumah sakit milik Papa nya yang tidak begitu jauh dari kediamannya. Tangan Aston tidak lepas mengenggam tangan mungil Ayana yang masih dalam kondisi koma tanpa ingin membuka matanya sedikitpun.
Air mata Aston jatuh untuk kesekian kalinya membuat siapa saja yang melihat keadaan Aston sekarang akan merasa begitu kasihan. Aston begitu mencintai Ayana hingga membuatnya tidak bisa kehilangan Ayana dan apapun akan Aston lakukan untuk menjaga Ayana.
Sebelum memindahkan Ayana ke rumah sakit Aston lebih dulu menyuruh suster agar bayinya ikut di pindahkan ke rumah sakit milik orangtuanya.
Tak membutuhkan lama mereka telah tiba di rumah sakit. Nampak sahabat Ayana sedang menunggunya di depan pintu ruangan Ayana.
"Apa belum ada perubahan?" Tanya Anindira.
"Untuk saat ini kondisi Ayana masih sama. Kita doakan agar Ayana cepat siuman."
Anindira mengangguk kepalanya dan membantu Aston ke dorong ranjang Ayana. Dokter masuk untuk mengecek kondisi Ayana.
...•••...
Tepat hari ini Ayana terbaring koma selama dua bulan membuat Aston makin terpuruk karena semua urusannya Aston tunda untuk menemani istri tercintanya. Biasanya sang papa begitu mendesak agar Aston bekerja namun sekarang tuan Grayson tidak akan memaksanya lagi mengingat Aston harus menjaga Ayana. Dunia Aston sekarang berubah seratus delapan puluh derajat saat Ayana mengalami koma di mana Aston juga tidak begitu memperdulikan penampilannya di mana ia selalu mengutamakan penampilannya.
Namun sekarang Aston sudah tidak mempedulikan hal itu yang terpenting adalah Ayana siuman itu saja membuat Aston bahagia.
Saat tengah mengobrol dengan sang Papa di luar suara montir ICU berbunyi membuat Aston masuk ke dalam ruangan dan mengecek keadaan Ayana.
Aston menekan tombol untuk memanggil dokter agar mengecek kondisi Ayana di mana mendadak monitor ICU berbunyi. Tak lama dokter masuk ke dalam ruangan dan menyuruh semua orang untuk keluar dari ruangan.
Hati Aston begitu takut jika sesuatu hal yang tidak di inginkan akan terjadi kepada Ayana. Karena Aston tidak bisa hidup tanpa Ayana.
"Kamu tenang. Ayana pasti segera siuman." Nyonya Rosvelina menenangkan Aston yang sudah mulai meneteskan airmata.
Cukup lama dokter berada di dalam membuat hati Aston makin tidak tenang. Namun saat Aston ingin masuk ke dalam dokter keluar dan dengan segera Aston menghampiri dokter tersebut untuk menanyakan kondisi Ayana.
"Bagiamana kondisi istri saya?" tanya Aston.
"Nyonya Ayana telah melewati masa komanya dan sekarang kita menunggu nyonya Ayana siuman." Jawab dokter.
Hati Aston begitu lega ketika mendengar ucapan dokter barusan di mana kabar itulah yang begitu di nanti Aston juga keluarganya.