NovelToon NovelToon
FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan / Angst / Si Mujur
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Bukan salah Anggun jika terlahir sebagai putri kedua di sebuah keluarga sederhana. Berbagai lika-liku kehidupan, harus gadis SMA itu hadapi dengan mandiri, tatkala tanpa sengaja ia harus berada di situasi dimana kakaknya adalah harta terbesar bagi keluarga, dan adik kembar yang harus disayanginya juga.

"Hari ini kamu minum susunya sedikit aja, ya. Kasihan Kakakmu lagi ujian, sedang Adikmu harus banyak minum susu," kata sang Ibu sambil menyodorkan gelas paling kecil pada Anggun.

"Iya, Ibu, gak apa-apa."

Ketidakadilan yang diterima Anggun tak hanya sampai situ, ia juga harus selalu mengalah dalam segala hal, entah mengalah untuk kakak ataupun kedua adik kembarnya.

Menjadi anak tengah dan harus selalu mengalah, membuat Anggun menjadi anak yang serba mandiri dan tangguh.

Mampukah Anggun bertahan dengan semua ketidakadilan karena keadaan dan situasi dalam keluarganya?
Adakah nasib baik yang akan mendatangi dan mengijinkan ia bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA BELAS

Pak Hendra berjalan tergesa menghampiri dokter Wirya dan dokter Andika yang secara kebetulan lewat di lobi bersama-sama.

"Maaf Dok menyela, saya mau minta tolong, tapi bolehkan saya bicara dengan dokter mengenai laporan yang harus saya lakukan?"

"Laporan apa pak?"

"Hmmm ... begini Dok, kan sebelumnya dokter menyarankan untuk mengusut mengenai kejanggalan luka-luka di tubuh anak saya, tapi .... " pak Hendra terlihat sedikit ragu untuk mengatakan tujuannya, sementara kedua dokter menanti ucapan pak Hendra penuh dengan rasa penasaran. "Saya rasa itu tidak perlu dilakukan."

mendengar kelanjutan ucapan pak Hendra, sontak membuat kedua dokter itu saling pandang beberapa detik lalu menghela napas secara bergantian.

"Ngg anu Dok ... gurunya Anggun sudah datang dan menjelaskan permasalahannya, dan kami memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah ini," terang pak Hendra dengan perasaan takut dan sedikit sungkan.

"Oh, jadi pelakunya sudah mengaku, ada saksi yang kemudian mendamaikan?" sahut dokter Wirya seraya membuka tutup botol minuman air mineral ditangannya.

"Iya, seperti itu lah Dok."

Dokter Wirya meneguk air mineral yang sedari tadi dipegangnya, lalu kembali melanjutkan ucapannya, "Jika memang sudah saling terima, ya sudah ... kami hanya Dokter yang cukup bekerja sesuai SOP saja," sindir dokter Wirya tanpa penekanan, namun sepertinya maksudnya tak tersampaikan dengan baik.

"Terimakasih Dokter, hmm ... pemutar milik dokter itu akan kami ganti dengan segera."

"Nggk usah, biar dipakai putri Bapak saja, saya punya banyak dirumah," sahut cepat dokter Andika seraya menatap heran penuh makna pada pak Hendra.

"Ada lagi yang mau Bapak sampaikan?" potong dokter Wirya bernada sedikit kesal.

Pak Hendra menggeleng, "Enggak Dok, untuk sekarang cukup itu saja."

Dokter Wirya meninggalkan pak Hendra diikuti dokter Andika setelah berpamitan sepantasnya.

"Ada yang nggak beres, anak itu harus diperhatikan dengan baik-baik, Dok." Dokter Andika terlihat mengkhawatirkan Anggun. "Sorot matanya, ketakutannya, respon tubuhnya ituloh nggak bisa diabaikan. Aku bahkan melihat hasil ...."

"Kalau orang tuanya tak ingin memperpanjang masalah, kita bisa apa?" potong dokter Wirya pada ucapan juniornya itu.

Dokter Andika menghela napas, "Tapi ...."

"Sudahlah lupakan! Pekerjaan kita banyak, pasien lain banyak yang membutuhkan perhatian!" gertak dokter Wirya, seraya mempercepat langkahnya meninggalkan dokter Andika.

Sementara dokter Andika mengangguk ragu, dalam ingatannya masih terlintas bagaimana cara Anggun menatap ke arahnya dengan begitu takut.

"Ah, semoga anak itu baik-baik saja, semoga perdamaian yang mereka sepakati tidak membuat kondisi mental gadis itu semakin terpuruk." batin dokter Andika lalu masuk ke ruangannya.

"Wah, adik manisku, benar-benar membelikan es teh untukku." seorang pria tegap dengan pakaian perawat menyambut dokter Andika.

"Akhirnya mas Tobia jadi juga dimutasi lagi ke sini, jadi kapan mulai pindahannya?" Dokter Andika merebahkan tubuhnya di sofa panjang di ruang pribadinya.

"Minggu depan, sekalian bebersih rumah lama dulu, hari ini yang ngontrak baru habis tenggatnya, perbaiki dulu beberapa hal, semoga selesai tepat waktu."

"Hmm ... baguslah."

Perawat senior Tobia menikmati es teh yang dibelikan dokter Andika, seraya memperhatikan ekspresi wajah dokter muda itu. "Ada apa? Sepertinya ada hal yang mengganggu."

Dokter Andika menghela napas lalu kembali duduk membalas tatapan perawat Tobia. "Mas Tob tahu kan bagaimana dulu aku depresi?"

"Hmm ... kenapa?"

"Aku tadi bertemu dengan gadis yang merespon sesuatu ketakutan persis dengan yang dulu aku rasakan, lalu dokter yang bertanggungjawab sudah melakukan prosedur untuk melanjutkan pemeriksaan, tapi keluarga gadis itu tiba-tiba saja menganggap hal itu terselesaikan dengan damai."

"Bicara yang benar, minumlah dulu, jangan mulai memikirkan hal bodoh, aku heran kenapa orang gila sepertimu bisa lolos jadi dokter muda."

"Sialan! Aku tidak separah itu!"

"Tidak usah dipikirkan, kalau pihak keluarga menganggap selesai suatu permasalahan, ya sudah. Telan saja semua rasa penasaran."

.

.

.

.

Sementara itu, di biliknya, Anggun yang sudah terbangun dari tadi, akhirnya memberanikan diri membuka mata, ia melihat sekeliling, hanya mendapatkan sang ibu yang tertidur dibawah brangkarnya.

"Kasihan mereka jadi harus menungguku seperti ini. Ah, Arpin dan Arpan bagaimana mereka bisa tidur tanpa ibu, bagaimana jika mereka terbangun?"gumam Anggun seraya duduk, ia terlihat sudah sedikit lebih tenang.

"Sudah bangun, Nak?!" seru pak Hendra yang sudah saat dengan lunglai ia membuka tirai, namun melihat sang putri telah bangun, ekspresi wajahnya menjadi terlihat senang.

Anggun mengangguk pelan, menyembunyikan banyak hal yang ia tahu, "Bapak darimana?"

"Dari luar sebentar tadi merokok, kamu mau minum? Atau makan sesuatu?"

Anggun menggeleng lembut, "Nggak usah Pak, tadi sudah ambil sendiri minum air putih," ucap lirih Anggun seraya membenahi rambutnya.

"Bapak beneran punya uang, apa saja yang pengen kamu makan, akan Bapak belikan," rayu pakHendra duduk di sisi brangkar seraya mengelus kepala putrinya.

Namun reaksi Anggun kembali menunjukkan penolakan, Anggun secara reflek menarik diri sedikit menjauh dari sang ayah, meski tak lagi disertai teriakan histeris, namun terlihat jelas bagaimana Anggun menahan ketakutan itu dengan tertunduk, dan mata terpejam, seraya kedua tangannya menggenggam MP3 mini pemberian dokter Andika.

Melihat hal itu, sebagai seorang ayah, tentu pak Hendra menyadari kekhawatiran putrinya, "Nak, ceritakan perlahan pada Bapak, sebenarnya kamu ini kenapa? Tak biasanya kamu ketakutan seperti itu sama Bapak? Apakah Bapak bersalah sesuatu hal padamu?"

Anggun perlahan membuka mata dan mengendorkan genggaman tangannnya, namun ia masih tertunduk menahan detak jantung yang begitu menyakitkan, terlihat keringat dingin mulai menghiasi kening gadis belia itu.

"Aku mau pulang, Pak!" ucap Anggun yang tentunya membuat pak Hendra semakin bingung.

Bu Maryani yang terbangun pun, berdiri menatap bingung pada sang putri. "Kamu kenapa lagi? Kenapa selalu kumat seperti orang aneh? Pak! Jangan-jangan Anka kita itu ketempelan!" tukas ngawur Bu Maryani.

"Hush! Ibu Ki loh! Coba tanya dulu pelan-pelan," gertak pak Hendra.

Di saat yang sama, seorang perawat masuk ke bilik Anggun membawa tensimeter, diikuti dokter Wirya dengan senyum khas ia menyapa pasiennya.

"Selamat pagi, sudah hampir pagi ya, bolehkah saya memeriksa tekanan darah Adeknya?" terang si perawat, sedangkan dokter Wirya berdiri mengawasi di sisi sang perawat.

"Silahkan Mbak."

Perawat cantik itu dengan sabar dan telaten memeriksa tensi Anggun yang masih tertunduk Duk tegang. Perlahan dan sabar ia mengarahkan sehingga Anggun sedikit demi sedikit menjadi lebih rileks.

"Wah, Anggun hebat, pagi ini nanti ada jadwal terapi sama dokter cantik yang semalam memeriksa Anggun ya? sebentar lagi dokter Lina akan mengajak Anggun jalan-jalan."

"Jalan-jalan Dokter?" sahut pak Hendra sepertinya tak mengerti maksud dokter Wirya.

"Disekitar area rumah sakit saja Pak, jangan khawatir. Kalau mau putrinya segera pulih, biarkan dokter bekerja dengan caranya. Bagaimana? Apa kalian keberatan? Bukankah kemarin sudah menandatangani persetujuan untuk menjalankan terapi bersama dokter Lina?" gegas dokter Wirya.

"Apa ada pihak yang menekan kalian? Sepertinya kalian ketakutan jika kami membawa Anggun?" sahut dokter Andika yang tiba-tiba datang menyingkap tirai privasi itu.

...****************...

To be continue....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Gawat kl cewek udah berantem😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kamu juga murah Aulia 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ: murahan
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah kan,buaya buntung tuh 😤
Ini Anisa sama temennya kan 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh Aulia,kamu ga kasihan sama orangtuamu 😣🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Penipu 😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dih,
Apa ig nya 🤭
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: /Doge//Doge/

@yoshuasat
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Siapa tuh 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ayahmu pasti ngamuk tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Anisa jadi cewek ga bener,kasihan sekali 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa ada libur nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pinter 👍
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
Aulia ternyata ngeselin banget orangnya,nggak tau malu 🙄🙄🙄
lebih cocok jadi anaknya Tono dia 😩
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
siapa yang ultah... semoga Bellia, Bellio /Blush//Joyful/
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
ini ngapain Anisa nyasar disini baaang 🤭🤣🤣🤣 wes jian oleng tenan bang yosh kiii 🙈 baca deh paragraf ko bang 😅😂
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀: idih idih 🤣🤣🤣
semangat bang ✌️😄
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: efek terlalu ngebut🤣🙏🙏
total 6 replies
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
duuh kasian Anggun,dapat kerjaannya doang ... mana harus ngalah sama kakak dan adiknya🥺🤧
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
idiih orang ghila ketemu orang gendheng 😣😣😣
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
kalo ko aja yang ku culik,trus ku buang ke laut buat makanan hiu gimana 🙄🙄🙄
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
pasti berat buat Deni,tapi aku berharap Deni berani bicara jujur tentang perbuatan ayahnya 🥺 karena sudah melanggar hukum, korbannya juga bukan hanya Anggun 🤧 agar ayahnya jera,dan tidak ada lagi Anggun2 lain 😭
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!