NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Bagaimana keadaan Lily, Tuan Xander?" tanya Andrew yang baru saja sampai di rumah sakit.

Atasan Lily itu langsung menyusul Xander begitu mengetahui kemana pria itu membawa sekretarisnya. Selain khawatir, dia melakukannya karena rasa bersalah sudah bersikap buruk padanya.

Andrew benar-benar menyesali perbuatannya yang tidak perlu itu. Alih-alih mengujinya, dia hanya perlu bertanya langsung mengenai alasan Lily mengabaikan pekerjaannya.

Lagipula selama ini Lily tidak pernah mengecewakannya. Sebaliknya, dia bekerja dengan sangat keras dan juga terus belajar. Dia juga selalu tertib dalam izin.

Lily juga selalu mengikutinya kemana saja dan bersikap profesional. Dia selalu membantu meringankan pekerjaannya dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Namun, dia malah mengganti posisi Lily begitu saja. Termasuk mengungkit semua hutangnya pada perusahaan. Sungguh, Andrew menyesali semua ucapannya tadi pagi.

Setelah ini, ia berjanji akan mempekerjakan Lily kembali pada posisinya. Dia akan memastikan Lily selalu aman berada di sisinya. Sebelum ia menyampaikan niatnya untuk menikahi sang sekretaris.

"Ada di ruang rawatan. Hanya perlu istirahat," jawab Xander yang tampak kurang nyaman dengan kehadiran Andrew di rumah sakit itu.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan memeriksanya," ucap Andrew hendak pergi.

Namun, baru selangkah berjalan, dia segera berbalik ke arah Xander. "Kita bisa pergi bersama, Tuan. Lily adalah kerabatmu. Tentu aku harus meminta izin padamu terlebih dahulu untuk bisa menjenguknya."

Xander tidak menjawab, namun pria itu melangkah mendahului Andrew menuju ruang perawatan Lily. Dia pula yang membuka pintu kamar VVIP tempat gadis itu dirawat.

Keduanya bisa melihat Lily yang terbaring lemah tidak berdaya. Gadis itu tengah terlelap dengan begitu tenang dan damai. Menandakan kondisinya yang lebih stabil dari sebelumnya.

Kalau Xander memilih duduk di sofa dekat dengan pintu, maka Andrew memilih mendekati ranjang Lily. Sesaat, dia memindai wajah cantik Lily yang tampak memar dan luka.

Melihat pemandangan itu benar-benar membuat hati Andrew marah. Siapa yang berani menyakiti gadis yang telah mencuri hatinya ini? Kenapa keadaannya jadi seperti ini?

Andrew semakin marah saat dia melihat bekas baret di kedua sikunya yang juga masih terlihat merah. Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi pada gadis ini kemarin saat tidak bersamanya?

Sepengetahuannya, terakhir mereka bertemu tubuh Lily masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terdapat luka sedikitpun. Lalu, apa yang ia lihat saat ini?

Memikirkan itu seketika menimbulkan gejolak amarah di dada Andrew. Kalau memang ada orang yang menyakitinya, maka ia harus membuat perhitungan dengan orang-orang tersebut

"Lily," ucap Andrew saat melihat Lily mengerjapkan matanya pelan.

Pria itu langsung sigap duduk di kursi samping tempat tidur dan menggenggam lembut tangan lemah Lily, wanita yang diam-diam telah menempati relung hati terdalamnya.

"T-Tuan," lirih Lily saat melihat Andrew.

Lily sedikit bingung karena setahunya Xander lah yang sebelumnya membopong tubuhnya. Namun kenapa pria yang kini ada di sampingnya malah atasannya?

Lily mulai memperhatikan infus di tangannya. Dia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Gadis itu ingin mencoba duduk saat dia sadar sedang berada di rumah sakit.

Otaknya langsung memikirkan besarnya biaya rawatan yang harus ia keluarkan hanya untuk menginap satu hari saja di kamar VVIP semacam itu yang pasti dibanderol sangat tinggi.

Padahal biasanya dia hanya perlu mencium aroma-aroma menyengat agar bisa kembali terjaga dari pingsan. Dia merasa semuanya terlalu berlebihan.

Lily lebih baik pulang daripada harus membayar tagihan rumah sakit tempatnya dirawat itu. Hutangnya sudah terlalu banyak dan dia tidak bisa lagi menanggungnya.

"Tetap berbaring, Lily. Keadaanmu belum sehat benar ," ucap Andrew menahan Lily. " Apa yang kamu rasakan sekarang? Apa kamu butuh sesuatu?"

Melihat Lily yang berusaha tetap ingin duduk, membuat Andrew berpikir untuk menaikkan sedikit bagian atas tempat tidurnya agar sang gadis bisa berkomunikasi dengan lebih baik.

"Tidak, Tuan Andrew. Aku tidak butuh apa-apa. Aku baik-baik saja. Maaf telah merepotkan Anda. Ayo Tuan, kita harus segera kembali ke perusahaan. Bukankah Tuan ada rapat jam dua siang nanti?" tanya Lily mengkhawatirkan Andrew.

"Tidak, Lily. Kamu tidak akan kemana-mana. Kamu harus tetap di sini sampai keadaanmu benar-benar pulih. Aku tidak akan mengizinkanmu bekerja sampai kondisimu sehat benar." Andrew mencoba sedikit tegas.

Lily menggeleng. "Tapi, Tuan. Bukankah rapat itu sangat penting dan tidak bisa ditunda? Aku harus menyiapkan-"

"Ssshhhh." Andrew menempelkan telunjuknya tepat di tengah bibir Lily begitu saja, membuat gadis itu kembali menelan kata-katanya. "Kamu tidak perlu memikirkannya, Lily. Rapat itu akan tetap berjalan. Kamu tidak perlu khawatir. Sebentar lagi aku akan kembali ke perusahaan. Setelah itu aku akan kembali lagi ke sini untuk menemanimu

"T-tidak perlu, Tuan! Sungguh tidak perlu. Aku benar-benar sudah merasa baik-baik saja. Lagi pula aku tidak mau berlama-lama berada di sini. Aku-"

"Jangan mengkhawatirkan masalah biaya rumah sakit, Lily. Aku yang akan menangani semuanya. Kamu cukup beristirahat di sini untuk menyehatkan tubuhmu kembali. Aku tidak ingin kamu mengalami hal yang seperti tadi ." Andrew seolah tahu isi kepala Lily.

Lily merasa tidak enak karena dia tidak mau menambah beban hutangnya pada perusahaan. Kata-kata Andrew perihal pinjamannya tadi pagi saja masih terngiang jelas di telinganya.

"Tidak, Tuan. Aku ... aku-"

"Aku tidak akan memasukkan tagihan rumah sakit ini ke dalam pinjaman perusahaan. Kamu tenang saja. Ini dana pribadiku, hemm?" Andrew kembali meyakinkan.

"T-tapi, Tuan-"

"Jangan menolak, Lily. Sekarang, tolong jawab pertanyaanku," sela Andrew begitu lembut.

Entah kenapa jantung Lily mendadak salah tingkah melihat sikap lembut Andrew yang kembali. Pria ini benar-benar berbeda dengan Andrew yang tadi pagi dia temui.

"Pertanyaan apa, Tuan?" tanya Lily gugup.

Jujur saja, walau kini dia sedang berbincang dengan Andrew, tapi Xander adalah orang yang memenuhi kepalanya saat ini. Ke mana pria itu sekarang?

Tanpa Lily ketahui, Xander sedari tadi duduk di sudut sofa sambil memperhatikannya dan Andrew berbicara. Tubuh Andrew yang tinggi dan bidang, menghalangi pandangannya ke arah Xander.

Andrew pun memberanikan diri untuk menyentuh pipi Lily, kemudian membelai sudut bibir gadis itu dengan ibu jarinya dengan penuh kehati-hatian.

"Apa yang terjadi padamu sebenarnya, Lily? Kemana saja kamu kemarin? Siapa yang telah berani menyakitimu seperti ini?"

Baru kali ini Andrew bersikap terlalu manis dan lembut padanya. Tatapannya bahkan sentuhannya. Pria itu memang baik selama ini, tapi semua sebatas atasan dan bawahan saja.

Namun, justru karena perubahan sikap yang terlalu tiba-tiba itu, bibir Lily bungkam. Otak gadis itu serasa kosong hingga tak sanggup memikirkan jawaban.

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak ingin menjelaskannya sekarang, tapi aku ingin meminta maaf karena tidak mendengarkan penjelasanmu bahkan sentuhannya. Pria itu memang baik selama ini, tapi semua sebatas atasan dan bawahan saja.

Namun, justru karena perubahan sikap yang terlalu tiba-tiba itu, bibir Lily bungkam. Otak gadis itu serasa kosong hingga tak sanggup memikirkan jawaban.

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak ingin menjelaskannya sekarang, tapi aku ingin meminta maaf karena tidak mendengarkan penjelasanmu tadi pagi, Lily. Aku benar-benar menyesal."

"Tidak masalah, Tuan. Aku sudah melupakannya. Apa yang Tuan lakukan adalah hal yang wajar mengingat aku memang lalai dalam tugasku kemarin. Aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak mengecewakan Tuan lagi," ucap Lily tulus.

Gadis itu merasa bersyukur karena memiliki atasan yang begitu baik. Maka dari itu, dia mengembangkan senyum cantiknya di antara rasa gugup yang kini mendominasi dirinya.

Di sudut lain, Xander masih lekat memperhatikan setiap interaksi antara Lily dan Andrew. Entah mengapa, dia bisa merasakan dadanya benar-benar membara.

Dua orang itu benar-benar terlihat seperti sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Walau Xander juga ingat bahwa dia tidak memiliki hak untuk ikut campur urusan pribadi Lily.

**

1
ly🦋
tq yang udh mau baca novelku😋🫶
Siti Yuliyatin
keren
Siti Yuliyatin
alhamdulillah..
Siti Yuliyatin
ya.. akhirnya.. 😌
Siti Yuliyatin
keputusan apakah yang akan di ambil.. 😌
Siti Yuliyatin
sangat kasian penderitaan sang anak 😌
freya septa
Luar biasa
Siti Yuliyatin
jangan banyak iklan nya boleh..
menunggu terlalu lama..
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
lama upnya thor , doubel up thor setiap hari
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lama upnya
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor , jangan lama2 upnya thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
bagus ceritanya, sayang upnya lama , semanggat doubel up thor
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang upnya lama , trimakasih thor hari ini doubel up
Tri Rahayu 062
Lanjutttt
Reni Anjarwani
skhirnya mereka sama2 membuka topengnya makin seru thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!