Nicolas Raymond atau kerap disapa sebagai Niko, pria tampan yang sangat di incar oleh banyak kalangan gadis remaja.
Pria ini tertarik dengan seorang gadis pendiam yang berprestasi di sekolah nya. Yah, gadis itu bernama Helena Lavender...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes DNA
Niko membersihkan sisa makanan Helen dengan tisu yang berada di sudut bibir nya.
Helen menatap Niko yang juga menatapnya.
"Pelan pelan makannya," peringat Niko.
"Iya,"
"Uhuk-uhuk,"
Dengan segera Gio menyodorkan minuman Renata, dan mengusap-ngusap punggung wanita itu.
"Ekhem-ekhem, tolong ya bapak dan ibu, hargai saya yang jomblo disini," cibir Jack iri melihat kedua teman nya melakukan hal romantis di depan nya.
"Makanya, cari cewek Sono," timpal Renata.
"Gak ada yang mau," Jack mendengus.
"Ya iyalah, muka kek air paret masa ada yang mau? Iya gak Len?" Ejek Renata.
"Hahaha," sontak ucapan Rena membuat Helen tertawa di ikuti oleh yang lainnya.
Jack menatap sinis kepada mereka secara bergantian.
"Huh, tau gini gue mending gak ikut," gerutu Jack
Drrtt Drrtt
Sontak mereka semua menghentikan suara mendengar suara dering ponsel.
"Hp siapa sih?"
"Hp gue," ucap Niko.
"Gue angkat telpon dulu," pamit Niko yang di angguki oleh yang lain.
"Halo Dad?"
____
"Apa tak bisa nanti saja dad?"
____
"Huh,baiklah Dad,"
Niko memutuskan sambungan telepon.
Ia menghampiri Helen dan yang lain.
"Yuk pulang,"
"Loh, kok cepat banget sih?" Tanya Helen heran.
"Daddy nyuruh aku ke rumah,"
"Tapi aku masih mau disini," ucap Helen bersikukuh.
"Kamu pulang nya nanti sama siapa?" Tanya Niko
"Buat gue aja yang antar dia pulang nanti," sebelum Helen menjawab, Jack lebih dulu menyerobot nya.
"Oke,"
Tanpa berkata apa-apa lagi, Niko meninggalkan area cafe menuju rumah Alfred
▪️▪️◾▪️
Sesampainya di rumah Alfred, ayahnya, Niko
memasuki rumah dan mendapati Ayah nya bersama Viola dan kedua orang tuanya yang tengah menunggu Niko di ruang tamu. Ia segera segera mendudukkan dirinya di sofa.
"Baiklah Niko, langsung saja kita ke intinya,"
"Niko, maukah kamu mempertanggung jawabkan atas apa yang telah kamu lakukan?" Tanya Alfred membuat Niko mengerutkan kedua alisnya.
Bukan kah ayah nya bilang bahwa ia percaya kepada nya? Lalu apa ini? Mengapa ia seolah-olah melupakan kejadian semalam.
Niko termenung mencari kata-kata yang cocok untuk ia ucapkan.
"Bagaimana kalau kita tes DNA saja?" Tanya Niko meminta pendapat kepada Alfred, Viola, dan kedua orang tua Viola.
"Tes DNA?" Tanya mereka kompak.
"Mengapa kamu berpikir begitu nak?" Tanya Rafli, ayah Viola.
"Aku tidak yakin paman, kalau aku dan Viola melakukan nya. Apalagi saat aku terbangun, aku tidak melihat cairan atau sesuatu penanda" Jelas Niko terdengar ambigu.
"Benar kah nak?" Kini giliran Wina, Ibu Viola yang bertanya.
"Iya Tante, saya tidak mungkin melakukan nya,"
"Tapi mengapa putri kami bisa hamil nak?" Tanya Wina.
"Maafkan aku Tante, tapi aku benar-benar bersumpah tak pernah melakukan nya," sumpah Niko.
"Maaf sebelum nya, bagaimana bila kita melakukan yang Niko usulkan tadi?" Tanya Alfred.
"Tes DNA?" Tanya Rafli.
"Ya, agar kita tau apakah Viola benar-benar mengandung anak dari Niko," ujar Alfred.
"Hm, kalau dipikir-pikir, baiklah," ucap Rafli akhirnya membuat Niko lega.
"Baiklah kalau begitu, besok kita bicarakan lagi, kami akan pulang," Pamit Rafli
Rafli berdiri di ikuti oleh Wina dan Viola. Mereka melangkah keluar dari rumah Alfred.
"Huftt," Niko menghembus napas lega.
"Terima kasih Dad, telah membantu ku,"
"Daddy hanya ingin tahu, siapa yang benar dan siapa yang salah," ucap Alfred bijak.
"Kalau begitu aku pulang dulu Dad," pamit Niko menyalimi tangan Daddy nya.
"Ya, besok jangan lupa untuk kemari,"
"Baik dad,"
Ia meninggalkan kediaman ayahnya dan menuju apartemen miliknya.