NovelToon NovelToon
Mafia Insap Jatuh Cinta

Mafia Insap Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chococino

Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.

Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sidang

Ruangan yang biasanya sejuk dengan nuansa hijau yang dikelilingi kaligrafi indah itu terasa panas dan penuh sesak dengan banyaknya orang yang berada di dalamnya.

Seluruh ustadz dan ustadzah serta semua pegawai berkumpul diruangan berukuran enam kali lima meter persegi itu guna menyaksikan apa yang tengah terjadi.

Sinta, gadis yang ditemukan tanpa busana di dalam ruangan arsip sudah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan di visum. Selain di khawatirkan terjadinya dugaan pelecehan, tidak menutup kemungkinan gadis itu mengalami kekerasan fisik. Sebab ditemukan sedikit lebam pada pergelangan tangan dan memar di bagian bahu karena benda tumpul.

Sapto duduk ditengah ruangan layaknya seorang pesakitan, wajahnya menunduk dengan lutut yang terus bergetar.

Ia mengalami sedikit syok, sebab ini adalah pertama kalinya Sapto melihat tubuh wanita tanpa busana dalam kondisi terlentang. Sayangnya ia harus menjadi tersangka utama dari peristiwa pemerkos4an itu.

"Sapto, jujurlah. Apa betul kamu yang melakukan itu pada Sinta? Sebab kita semua pun tahu, hubungan kamu dengan Sinta yang cukup dekat." tanya Ustad dengan baju koko berwarna biru muda

Sapto menggeleng tegas dan memberanikan diri mengangkat kepalanya

"Demi Allah saya tidak melakukan apapun padanya." ucap Sapto dengan yakin

"Tapi kami melihat bahwa kamu yang keluar dari ruangan itu dengan buru buru!" sanggahnya lagi

"Itu karena saya mendengar suara gaduh dari ruang arsip. Jadi saya berinisiatif untuk mengeceknya. Tapi ketika saya masuk, Sinta sudah dalam keadaan seperti itu dan saya hendak meminta pertolongan."

"Lantas apa kamu tau siapa pelakunya? Sedangkan ruang arsip kuncinya ada padamu?"

"Ya. kunci memang ada pada saya. Tapi saya yakin saya sudah menguncinya sore tadi Tadz," cicit Sapto berusaha terus membela dirinya yang memang tidak bersalah itu

"Lalu apa kamu pikir, pintu itu akan terbuka sendiri? Mengaku sajalah Sapto. Hukuman mu akan lebih ringan jika kamu mengaku."

"Sekalipun saya harus di hukum mati, saya ikhlas. Karena saya memang tidak melakukan hal keji itu."ujar Sapto dengan tegasnya

"Sudah sudah! Jangan memperkeruh suasana , ustadz Amin. Kita tunggu saja Sinta sadar, supaya kita bisa tahu apa yang terjadi padanya," ucap Pak Kyai mencoba menengahi

Satu per satu orang meninggalkan ruangan itu dengan pikiran masing masing. Ada yang berasumsi jika Sapto berbohong namun tak sedikit pula yang percaya bahwa Sapto tidak mungkin melakukan hal tercela itu.

Esok paginya, Sinta sudah sadar dan diijinkan pulang kembali ke pondok. Para pengurus pondok yang perempuan menjemput gadis itu pulang dengan tidak menanyakan hal apapun tentang kejadian itu, sebab untuk menjaga perasaan dan kenyamanan Sinta. Biarlah itu menjadi ranah Pak Kyai saja selaku pengasuh Pondok Pesantren yang didirikan oleh Barra itu.

Sinta adalah seorang petugas kebersihan, dia bekerja belum lama di Pondokan ini sebagai tukang cuci. Sinta menyukai Sapto sejak pertama kali ia masuk dan melihat Sapto yang tengah berkutat dengan laptopnya. Sapto terlihat sangat tampan dimata Sinta.

Mereka berdua cukup dekat, sebab memang Sapto adalah seorang pemuda yang mudah bergaul, dia pandai membawa diri dan rendah hati. Sapto juga orang yang jujur dan tidak neko neko. Singkat cerita, Sinta memang sudah menyukai Sapto sejak awal.

Pak Kyai dan beberapa orang sudah berkumpul untuk mendengar secara langsung apa yang terjadi pada Sinta. Gadis yang mengenakan pashmina hitam itu tampak menundukkan kepalanya dan sesekali mencuri pandang pada Sapto yang duduk tak jauh darinya.

"Sinta, saya sudah mendengar apa yang terjadi padamu. Dan penjelasan,hasil visum serta keterangan dari dokter pun sudah saya kantongi. Sekarang saya ingin kamu jujur, katakan pada saya siapa pelakunya?" ucap Pak Kyai dengan tegas. Sorot matanya memancarkan ketegasan dan wibawa di usianya yang tak lagi muda.

Sinta hanya diam tak menjawab. Lututnya bergetar hebat dengan keringat dingin yang mengucur seluruh tubuhnya. Gadis itu semakin menunduk dalam. Ia tak mungkin mengaku di tengah banyak orang jika itu adalah perbuatan Arman, kekasihnya.

Arman adalah seorang tukang galon yang setiap hari bertugas menukar galon kosong dan diganti dengan yang baru. Keberadaan Arman di pondok bukan hal asing bagi penghuni Pondok dan Panti, itulah sebabnya Arman dibiarkan bebas berkeliaran di dalam Pondok.

"Jawablah Sinta. Atau kamu butuh privasi? Mau bicara empat mata dengan saya?" tawar Pak Kyai. Gadis berkulit sawo matang itu tetap diam tak bersuara.

"Baiklah jika kamu enggan buka suara, saya anggap kamu melakukan itu sukarela dan saya bisa melaporkan kamu atas tuduhan tindakan asusila di dalam Pondok." lanjut ustadz Amin

Sinta meneliti ke seluruh penjuru ruangan, dan di dapatinya Sapto dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Dia," tunjuknya pada Sapto yang tengah menatapnya juga. Seluruh pasang mata pun tertuju pada seorang pemuda berkulit sawo matang dan berambut cepak itu. Seolah semua tidak percaya jika pelaku perbuatan keji itu adalah sosok yang selama ini terlihat sangat santun.

"Astaghfirullah hal adzim... Fitnah macam apa ini...." gumam Sapto dengan kedua bulir bening menetes di kedua pipinya.

"Demi Allah saya tidak melakukan apapun... Kenapa kamu lakukan itu pada saya? Kenapa kamu memfitnah saya?" teriak Sapto memenuhi seluruh ruang. Pria itu terduduk dengan posisi berlutut dengan kedua telapak tangan yang menutup wajahnya, ia menangis...

******

Satu Minggu telah berlalu sejak kejadian itu, Sapto hanya diam tak melakukan apapun. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan Pondok sebab kedua adiknya masih membutuhkan biaya sekolah. Sementara sang ibu yang hanya bekerja seadanya tentu sangat bergantung dari gaji Sapto selama ini.

Sapto dan Sinta masih berada dalam pengawasan, sebab dari pihak keluarga Sinta menuntut agar mereka segera di nikahkan. Mereka berjanji tidak akan membawa kasus ini ke ranah hukum jika Sapto bersedia menikahi Sinta

Sang ibu pun menyerahkan semua keputusan pada Sapto.

"Apa yang harus saya lakukan?" batin Sapto seorang diri. Ia tengah berada di dalam ruang kerjanya.

"Saya tidak mau menikahi Sintai. Dia wanita licik... Saya tidak pernah menyentuhnya sama sekali.. Kenapa saya harus bertanggung jawab untuk hal yang sama sekali tidak saya perbuat?" gumamnya dan dengan langkah tegap pemuda itu pun bangkit dan berjalan untuk segera menghadap Pak Kyai.

"Mas Sapto mau kemana?" tanya Sinta ketika mereka secara tidak sengaja berpapasan di dekat kebun cabai di samping Panti

"Bukan urusan kamu! Minggirlah!" sentak Sapto. Pria itu bahkan berani membentak Sinta, padahal sebelumnya dia adalah sosok yang sangat lembut dan santun

Gadis yang sudah tak gadis itupun tercengang mendengar ucapan Sapto seakan tak percaya.

"Kenapa kamu kasar sekali Mas?" tanyanya tak tahu diri

"Heh Sinta! Jujurlah pada saya! Siapa pria itu? Atau kamu akan menyesal karena telah memfitnah saya!" ancam Sapto

Gadis yang mengenakan pashmina pink bermotif bunga Daisy itupun meneguk ludahnya kasar yang serasa tercekat di tenggorokan.

"Iiii ... itu... Aaa... Anu...."

"Jawab!!!"

Ia menggeleng geleng kan kepalanya takut takut kala Sapto semakin dekat dan semakin dekat.

"Ja... jangan... Mas... Mau apa kamu???"

"Tidak apa apa kan jika saya membunuh kamu disini???? Toh saya akan hidup nyaman di penjara???" desisnya dengan tatapan mata yang menyorot tajam.

*****

1
Tembus Langit
siyaaap kak... nanti di libas abis itu para bandit bandit kecilnya


btw maaf yaaa othor dua hari libur belum apdet lanjutan

lope sekebon kak
/Tongue//Tongue/
Siti Khoyimah
ayo bara atasi tu cecunguk cecunguk kecil yg cari gara" sm bini lho
Siti Khoyimah
prasaan gx gitu deh ?
mau 3ronde ,4 ronde jln gx smpek ngangkang alin klau perih iya 😂😂🤭🤭 aq dulu jga nikh muda
Tembus Langit: atotoh...perih iya kak.../Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Siti Khoyimah
nikh nikh
Siti Khoyimah
pk ileng ank istri nunggu di rmh ,jngn kegoda hantu nyata pk 😂😂
Tembus Langit: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Siti Khoyimah
ada bom lagi
Tembus Langit: tenang kak, bom nya ngga meleduk sekarang... 😁😁😁
total 1 replies
Siti Khoyimah
jangan sendri pk nnti di grebek istri dan ankmu ,pasti dia kecewa sm pk badot ,lebih baik jjr sm istri ,bara juga ajk temuin cat
Siti Khoyimah
jngn bikin sapto di finah dong kasian
Tembus Langit: ujian hidup kak...yang sabar yah Anisa dan sapto 😃
Siti Khoyimah: pokoknya jngn di fitnah aja ,ksian juga anisa acurdah hti mreka
total 3 replies
Siti Khoyimah
knpa gx jjr aja pk tkutnya tmbh runyam slh phm tu bu konijah
Tembus Langit: heheheh.. nah tuh pak Badhot gak mau jujur ituuuu
Siti Khoyimah: lebih baik skit di depan dri pda skit di blakang ,klu di awalkn bisa cari yg baru😂😂😂🙏
total 3 replies
Siti Khoyimah
mkanya pk jngn nyicil dulu blom tentu di restuin main cicil cicil aja ,
ksian no gx bisa muf'on sm anunya pk bandot,😂😂😂
Tembus Langit: haha.. iya kak... kira kira Si Catherine ini punya anak ngga yah sama Pak Badhot.... 😁😁😁
total 1 replies
Siti Khoyimah
😂😂😂😂😂🤭🤭
Siti Khoyimah: sama"" semngat trus💪💪
Tembus Langit: terima kasih Kak Siti Khoyimah, sudah mampir karya aku.
lope sekebon 🤗🤗🤗
total 3 replies
Siti Khoyimah
lnjut ,
itumah nglunjak pk olh" mita mobil
@siff: mampir yu ke karya ku hihi
total 1 replies
reza indrayana
😍😍😍
Siti Khoyimah
😂😂😂
Tembus Langit: hati hati salah pegang kak /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Abi Uung
lanjutkan
Abi Uung
sangat bagus ceritanya,tidak membosankan
Tembus Langit: terima kasih kak, sudah mampir novel perdana saya 🤗b

semoga harimu menyenangkan 😊😊
total 1 replies
Abi Uung
bagus ceritanya
Tembus Langit
oke
Sol Ronconi
Alur yang mengalir lancar dan tak pernah membosankan.
Tembus Langit: terima kasih kak. Baca terus kelanjutan kisahnya ya kak... ^,^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!