Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Setelah selesai di rias, Ana terlihat sangat cantik, MUA yang merias Ana tersenyum melihat hasil make upnya, sungguh ini paling sempurna dari sekian banyak wanita yang di riasnya.
Drt...drt...drt...
Ana mendapat panggilan masuk dari Putri, Ana langsung menerima panggilan dari sahabatnya itu.
"Apa kamu mendapatkan izin dari Tuan Adam?" Tanya Putri.
"Ya, aku sudah selesai, sekarang aku akan kesana!" Ana mengambil tas dan memakai aksesoris yang tadi di belikan oleh Adam.
"Baiklah, aku tunggu di depan hotel ya!"
Ana turun ke lantai bawah, di bawah ada Bela yang melihatnya dengan tatapan yang sulit di artikan, yang pasti dia sangat membenci Ana saat ini.
Ana tidak perduli, dia melewati Bela begitu saja, sampai di depan pintu dia melihat sopir yang berdiri di depan sebuah mobil mewah.
"Silahkan Nyonya?"
"Saya naik taksi saja Pak!" Jawab Ana sopan.
"Maaf Nyonya, tapi saya di perintahkan oleh Tuan untuk mengantar Nyonya."
"Baiklah." Ana masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan, percuma juga dia menolak perintah Adam.
Beberapa menit kemudian mobil mewah Adam memasuki halaman hotel mewah dimana Mia tengah mengadakan pesta.
Semua orang terpaku melihat salah satu mobil berhenti di depan pintu masuk.
Ana turun dari mobil dengan langkah yang anggun, wajahnya terlihat sangat cantik.
Semua orang terpaku melihat Ana, Putri dan Lisa yang baru sampai juga ikut terkejut saat melihat Ana.
Ana mengenakan baju maroon dan sedikit silver di bagian bawah, dress dari bahan satin lembut itu begitu indah di tubuhnya, dan juga heels dan tas senada bewarna silver.
Ana berjalan di atas karpet merah yang sudah di sediakan.
"Ana, apa aku tidak salah liat, kamu tidak seperti tawanannya Tuan Adam, tapi lebih seperti seorang wanita yang spesial." Ucap Putri.
"Apa sih, kalian tidak usah berpikir aneh-aneh." Ana mencoba menyangkal semua dugaan sahabatnya.
Mereka memasuki hotel mewah tersebut.
Semua pasang mata sekaligus bisik-bisik tertuju ke arah Ana.
'Cantiknya mengalahkan yang punya acara.'
'Iya, dengar-dengar dia keponakan Bu Sinta yang katanya sekarang jual diri di club malam'
'Pantas saja dia bisa menggunakan pakaian mewah, hasil dari Om-om mungkin.'
Semua bisik-bisik tentang Ana tersebar luas, Putri yang juga menyaksikan itu hanya menggeleng kepalanya.
"Sudah tidak perlu di dengar." Ucap Putri.
Mereka langsung menuju ke kelom renang tempat Mia mengadakan pesta.
Sebelum datang, seorang pengawal sudah memberikan kado pada Ana, dan Ana tidak tahu isinya apa, karena Adam yang sudah menyiapkannya.
Bu Sinta yang melihat Ana seketika tercengang, sementara Mia belum menyadari kehadiran sepupunya itu.
"Ana, ternyata kamu datang juga ya. Tante pikir kamu tidak akan berani datang. Kamu tahu sendiri kan, sekarang Papanya Mia sudah memiliki restoran mewah." Ucap Bu Sinta angkuh.
"Eh Ana, wow ... dari mana kamu mendapatkan uang untuk menyewa gaun sebagus itu? Kalau tidak mampu tidak perlu meminjam pada orang lain, kasian kan nanti kamu tidak memiliki uang uang makan." Ucap Mia dengan tatapan mencela.
"Iya, lagian tidak usah sok-sokan bergaya seperti itu, kamu tidak akan bisa menyaingi Mia, kalian berbeda jauh."
"Ana tidak serendah yang kalian pikirkan, asal kalian tahu saja ya. Dia mendapatkan semua ini dari kekasihnya." Ucap Putri.
"Putri sudah lah, tidak usah di tanggapi, lagian aku tidak apa-apa kok." Ucap Ana.
Pak Bram yang melihat Istri dan Anaknya berbicara langsung mendekat, dia juga melihat Ana yang semakin cantik.
"Sayang, sebentar lagi akan ada tamu spesial yang datang. Dia pemilik hotel ini, kamu harus bisa mendekati dia, siapa tahu dia bisa menjadi menantu Papa." Ucap Bram pada Mia.
"Mama setuju sama Papa, secara kan kita keluarga terpandang, kamu juga memiliki orang tua yang utuh, berbeda jauh dengan sepupu kamu." Bu Sinta turut menghina Ana.
Ana sedari tadi hanya mendengar tanpa mau menjawab, dia malas berurusan dengan keluarga Bibinya yang sombong itu.
"Pa, Mia mau banget, Papa harus kenalin Mia sama pemilik hotel ini."
"Iya, Papa sudah menyiapkan rencananya." Pak Bram melirik ke arah Ana sesaat.
Mia kembali bergabung bersama teman-temannya
"Aku benar-benar muak melihat tingkah keluarga Mia, liat saja kalau nanti kamu sudah menjadi Istrinya Adam, mereka akan mengemis padamu." Ucap Putri.
"Ya, aku juga berdoa semoga Ana bisa secepatnya menjadi Istrinya Adam, agar bisa balas dendam." Lisa ikut menimpali.
"Kalian jangan aneh-aneh deh, memangnya kalian mau aku terjebak dengan seorang yang seperti itu? Bukannya di jadikan istri, tapi malah jadikan pembantu." Ucap Ana kesal.
Putri dan Lisa tertawa melihat Ana, diluaran sana semua wanita terpikat pada Adam, tapi Ana justru malah takut.
Ana dan sahabatnya kini berkumpul di depan Mia dan keluarganya.
"Acara tiup lilinnya akan di mulai, para hadirin yang terhormat segera berkumpul ke depan." Suara MC memberi arahan.
Mereka semua berkumpul, Mia dengan semangat meniup lilin, saat Mia mengambil pisau matanya tertuju pada seorang pria yang baru saja memasuki tempat acara.
Semua orang berbisik-bisik, semua mata teralihkan pada pria yang baru masuk itu, Adam masuk di dampingi oleh Elliot dan Joane.
Meraka langsung melewati semua wanita yang terlihat kegirangan.
'Dia pewaris tunggal dari keluarga Steve.'
'Dia adalah pemilik hotel ini, dengar-dengar dia sangat membenci wanita, karena Ibunya seorang penghianat.'
'Aku jadi penasaran siapa wanita yang beruntung itu?'
Ana juga mendengar semua bisik-bisik itu, Putri dan Lisa langsung menyenggol lengan Ana.
"Dia pasti datang menjemput Ana?" Ucap Lisa.
"Sudah diam, tidak usah melihat ke arah sana, semua orang banyak yang mengharapkannya, tidak usah aneh-aneh." Ana sangat kesal pada sahabatnya yang selalu menjodohkannya dengan Adam.
"Mia, kamu harus bisa mengambil hati Tuan Adam, dia adalah pemilik hotel ini, dia orang terkaya di kota ini." Ucap Pak Bram.
Semua tamu menganggukan kepala saat melihat Adam.
Mia langsung mendekat ke arah Adam, tapi Adam kini berdiri di samping Ana dia melirik ke arah Ana.
Ana berusaha untuk tidak perduli, dia masih berdiri dengan tenang.
"Terima kasih banyak Tuan Adam, anda sudah menghadiri acara putri saya. Ini sebuah kehormatan bagi keluarga kami." Ucap Pak Bram dengan bangga.
Jarang sekali Adam menghadiri acara yang menurutnya tidak penting seperti ini.
Elliot dan Joane berdiri di belakang Adam, mereka sibuk dengan kegiatan masing.
Elliot tidak menyadari kehadiran Ana yang juga berada di tempat itu.
"Perkenalkan ini putri saya, Mia. Dia masih kuliah, dia adalah putri kami satu-satunya yang sangat saya banggakan, Mia kemari sayang." Pak Bram menarik tangan Mia mendekat.
Belum sempat Mia berbicara, Adam sudah terlebih dulu menyela.
"Apa kamu masih mau disini?" Tanya Adam pada Ana.
Ana seketika tercengang. "Ya ... Kak ...?" Jawab Ana gugup.
Dia tidak tahu harus menjawab apa, apa benar Adam berbicara padanya.
"Oh iya, itu keponakan saya, dia sekarang bekerja di club malam. Entah dimana dia tinggal saat ini." Bu Sinta langsung menjelek-jelekkan Ana.
"Iya, dia juga bekerja sebagai pemuas nafsu laki-laki hidung belang. Tuan jangan dekat-dekat dengannya, nanti dia menggoda Tuan juga." Mia juga ikut menimpali sang Ibu.
"Hey, yang ada kamu yang jual diri. Ana tidak serendah itu, lagian Tuan Adam juga tahu kalau Ana perempuan baik-baik." Ucap Putri membela Ana.
Semua orang berbisik-bisik terhadap Ana.
'Ternyata Tuan Adam langsung datang di saat ulang tahun Mia ya, beruntung sekali dia.'
'Iya, tapi aku juga penasaran, apa Ana benar-benar jadi pelacur?'
Adam yang sudah muak mendengar bisik-bisik semua orang langsung angkat bicara.
"Pertama-tama, aku kesini bukan untuk menghadiri acara ini. Sebenarnya aku muak melihat orang-orang seperti kalian. Aku kesini karena terpaksa, karena kekasihku juga ada disini. Aku datang untuk menjemputnya, bukan untuk menghadiri pesta ini."
"Dan satu lagi, aku tegaskan pada kalian, jangan pernah coba-coba untuk menghina Ana, karena dia adalah kekasihku. Jadi, siapa saja yang mencoba menjelek-jelekkan namanya akan berurusan langsung denganku."
Adam langsung mendekat ke arah Ana.
Cup!!
Satu kecupan mendarat di bibir Ana.
Ana masih berusaha mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.
Benar kah seseorang Adam yang sangat kejam terhadap perempuan, kini bersikap selembut ini terhadapnya.
"Kita akan langsung pulang, jangan terlalu memikirkan omongan sampah seperti tadi." Adam menarik tangan Ana untuk pergi dari sana.
Putri dan Lisa juga ikut tercengang dengan perubahan sikap Adam, benarkah itu bos mereka?
Elliot yang baru menyadari kehadiran Ana terpaku di tempat, ia tidak menyangka ternyata saingannya seberat ini.
Sekalinya dia jatuh cinta langsung pada pasangan bos sekaligus sahabatnya.
"Sudah, ikhlaskan saja, mungkin dia memang jodoh si Bos?" Ucap Joane.
*********
*********