NovelToon NovelToon
Secret Of Paralyzed Husband

Secret Of Paralyzed Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Qaeiy Gemilang

Hi hi haaayyy... selamat datang di karya kedua akuu... semoga suka yaaa 😽😽😽

Audrey dipaksa menggantikan adiknya untuk menikah dengan seorang Tuan muda buangan yang cacat bernama, Asher. Karena tuan muda itu miskin dan lumpuh, keluarga Audrey tidak ingin mengambil resiko karena harus menerima menantu cacat yang dianggap aib. Audrey yang merupakan anak tiri, harus rela menggantikan adiknya. Namun Asher, memiliki rahasia yang banyak tidak diketahui oleh orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketakutan Carlos

“Aaaa...!” Marissa menjerit histeris saat melihat suaminya mendapatkan tendangan dari Franklin. Marissa segera berlari membantu Suaminya berdiri.

Kini tubuh Carlos tersungkur di sudut ruangan dengan hantaman yang keras. Franklin dengan cepat mengeluarkan pistolnya yang terselip di pinggangnya lalu menodongkan moncong pistol itu ke arah Carlos.

“Dasar pria cacat! Beraninya kau menyuruh bawahanmu untuk menendangku!” Carlos memekik histeris sambil mengusap darah yang mengucur dari sudut bibirnya.

Franklin menatap Carlos dengan tatapan dingin. “Walaupun kamu adalah anak keturunan dari keluarga Eadric, jika tanganmu berani menyentuh Nyonya Callie maupun Tuan pertama, aku tidak segan-segan untuk menarik pelatuk ini.” Tegas Franklin.

Marissa menatap tajam kepada Franklin. “ Siapa yang ingin kamu lawan, hah? Aku putri dari Grup Berton akan memperkarakan masalah ini! Berani sekali orang cacat dan bawahan rendahan seperti kalian memukuli menantu tersayang dari keluarga Berton!” Marissa memekik.

Asher merosot dari kursi rodanya, lalu merengkuh tubuh istrinya yang pingsan itu, Asher menatap tajam ke arah Marissa dan Carlos. “ Jika terjadi sesuatu kepada istriku, kalian akan tahu bagaimana rasanya hidup di neraka ,” tekan Asher.

Suasana di dalam ruangan tiba-tiba menjadi sangat tegang dan jelas bahwa bahaya adalah batasan yang tipis. Franklin tetap menodongkan pistolnya ke arah Carlos, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa takut atau ragu.

Marissa mencibir sinis, matanya berkilat dengan kemarahan. “Neraka? Jangan berbicara seperti sebuah ancaman, Asher. Tampaknya kamu melupakan bahwa Grup Berton memiliki kekuatan yang cukup untuk membuat hidupmu dan wanita kampungmu itu akan menderita.”

Carlos mengangguk dengan wajah penuh rasa sakit. “Apakah kau tahu siapa yang kamu hadapi, Asher? Percayalah, melawan kami akan menjadi kesalahan terakhir yang kalian buat.”

Asher menatap Carlos dan Marissa dengan penuh kemarahan, namun wajahnya kemudian berubah menjadi ekspresi tenang namun kejam. “Kalian mengancam siapa? Aku tidak peduli seberapa kuat Grup Berton. Dan aku akan perlihatkan, bagaimana seorang Asher memainkan perannya.”

Franklin masih dengan pistol terarah pada Carlos, memperkuat ancaman Asher. Dia berbicara dengan suara yang rendah namun tegas. “Aku mungkin hanyalah bawahan Tuan Asher, tapi akan aku pastikan bahwa aku setia sampai akhir. Jadi jika kalian ingin membuat masalah, sebaiknya siap menghadapi konsekuensinya.”

Kakek Hansel yang melihat perseteruan generasi semakin tak terkendali, membuat dia menepuk tangan memberikan kode. Dan Zeki pun datang. “Bawa cucu menantuku Callie, panggil dokter kediaman untuk memeriksa keadaannya.” Titah Kakek Hansel.

Zeki membungkuk. “Baik, Tuan besar !” Zeki segera berlari keluar dari ruangan untuk mengeksekusi perintah Kakek Hansel.

Sementara itu, Carlos dan Marissa masih di bawah ancaman pistol Franklin. Carlos mengepalkan tinjunya, mengendalikan amarah dan rasa sakit yang dia rasakan. “Kau pikir kalian akan selamat setelah ini, Asher? Kau pikir kami akan melupakan hal ini begitu saja?” ucap Carlos penuh amarah.

“Jangan terlalu yakin pada kekuatan Grup Berton, Carlos,” jawab Asher dingin. “Ada banyak cara untuk membuat kalian terjatuh. Dan jangan lupakan bahwa kami tidak sendirian.”

Mendengar jawaban Asher, Marissa menggertakkan giginya. “Tunggu saja, Asher. Suatu hari nanti kau akan merasakan akibatnya karena berani melawan keluarga Berton.”

Ketegangan di ruangan semakin memuncak, namun tiba-tiba mereka semua terdiam ketika dokter dan beberapa pelayan memasuki ruangan, membantu Audrey yang sedang pingsan. Semua mata tertuju pada Audrey yang lemah dan tidak sadarkan diri.

Dokter dan timnya segera membawa Audrey ke ruang perawatan yang berada di dalam kediaman Kakek Hansel. Dokter tersebut melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan perawatan yang diperlukan untuk Audrey.

Sementara itu, di ruang pertemuan yang masih tegang, Kakek Hansel berdiri dan menatap semua orang yang ada di dalamnya. “Cukup! Percuma kita memperpanjang perseteruan ini. Jika gelang itu sudah rusak, mau diapakan lagi? Kalian semua,” Kakek Hansel membuang pandangannya ke arah Carlos. “Teruma kamu, sungguh membuatku kecewa!” tegas Kakek Hansel.

Carlos dan Marissa saling pandang dan tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Kakek Hansel. “Kakek, kau terlalu memihak kepada si catat ini-“

Kakek Hansel mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Carlos berhenti bicara. “ Tidak ada yang memihak di sini, Carlos. Aku hanya tidak ingin melihat pertumpahan darah yang sia-sia dalam keluarga ini. Apapun yang terjadi, kita tetap satu keluarga. Jadi, mulai saat ini, kalian semua harus menghentikan perseteruan ini dan fokus pada kebahagiaan bersama.”

Carlos kembali menatap ke arah Asher yang sudah duduk di kursi roda. Sedangkan Van yang sebelumnya memanasi keadaan hanya tertunduk tidak ingin mengambil resiko oleh kemarahan kakeknya.

Marissa merasa harga dirinya hancur, dan sebelum dia membuat Asher meminta maaf sampai bersujud di hadapannya, pun merebut tongkat yang masih dipegang oleh Carlos, dengan emosi berjalan ke arah Asher.

“Dasar cacat, kau pikir, karena Kakek membelamu kau bisa berkepala besar, hah! Aku sebagai anak yang mempunyai kekuasaan akan memberikan pemahaman kepadamu!” Marissa mengangkat tongkat itu dengan niat untuk memukul Asher.

Namun, sebelum tongkat itu berhasil mengenai Asher, Franklin dengan cepat melompat ke depan dan menahan tongkat dengan tangannya.

“Nyonya Marissa, cukup! Aku menghormati Tuan dan Nyonya Berton, tapi jangan kira aku akan membiarkan Anda menyakiti Tuan Asher,” ujar Franklin dengan nada yang tegas dan penuh keyakinan.

Marissa terkejut oleh tindakan Franklin dan melihat ke arahnya dengan mata membulat. Kakek Hansel tampak tersenyum tipis, menyetujui tindakan Franklin yang mencoba melindungi Asher.

“Franklin, menyingkir!” perintah Asher.

Franklin segera menyingkir dan memberikan jalan kepada Asher. “Kalian sungguh meremehkan orang lain. Apa karena aku cacat? Sebelumnya, aku sudah katakan, jika aku akan perlihatkan bagaimana seseorang Asher bermain, bukan?” ucap Asher penuh intimidasi kepada Carlos dan Marissa yang masih terlihat emosi dan angkuh.

Marissa dan Carlos tampak menciut melihat wajah Asher yang tiba-tiba berubah menyeramkan entah aura apa yang dikeluarkan oleh Asher, hanya pria yang duduk di kursi roda membuat Carlos dan Marissa bergidik.

“A---apa yang ingin kamu perlihatkan?” tanya Marissa kikuk.

Asher menjentikan jarinya. “Bawa orang itu kemari. Sudah waktunya dia berbicara!” titah Asher.

Franklin membungkuk. “Baik Tuan,” jawab Franklin yang kemudian berlalu.

Kakek Hansel, Carlos, Van dan Marissa tampak begitu penasaran dengan apa yang akan diperlihatkan oleh Asher. Mereka semua menunggu dengan penuh ketegangan di wajah mereka. Tak lama kemudian, Franklin kembali dengan membawa seorang wanita yang tampak ketakutan.

Seorang wanita digiring masuk ke ruangan, Franklin menuntunnya ke depan Asher.

“Ini dia, Tuan,” kata Franklin saat dia membawa wanita itu.

Carlos yang melihat wanita itu, sontak gemetar. Langkahnya mundur dengan tiba-tiba. Marissa mengerutkan alisnya saat melihat ketakutan Carlos.

“Katakan jika kau ingin keluargamu dalam keadaan aman,” desis Asher di belakang tubuh wanita itu.

Wanita itu meremas tangannya gelisah dan mulai mengangkat wajahnya pelan menatap ke arah Carlos. “Tu---Tuan Muda kedua aku---“

“Siapa kamu, hah? Mengapa kamu memanggil namaku dengan lancang?” potong Carlos memekik.

1
Salbiah
semangat author..
Qaeiy Gemilang🌟: makasih
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Marifatul Marifatul
🤔🤔
Qaeiy Gemilang🌟
cerita baru yg sangaaattt menariiikkk😍😍😍
Delita bae: salam kenal. semangat ya😇👍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!