"Untuk hidupku sendiri, akan ku lakukan apapun yang bisa dilakukan, agar dapat bertahan hidup di dunia Aneh ini." ( Athena / Phoenix)
*****
'Phoenix'. Sebuah nama samaran dari seorang pensiunan yang bekerja sebagai psikolog kriminal.
Ia telah lama bekerja sama dengan para penyelidik di kepolisian untuk mengungkap banyak pelaku kejahatan. Banyak penghargaan serta mendali emas yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Namun, hal itu tidak menyebabkan semua orang senang dengan kemampuan prediksinya. Terutama para penjahat yang telah di tangkapnya.
Pada akhirnya, Phoenix harus pasrah menerima kematiannya di tangan salah satu penjahat yang sempat ia tangkap.
Tapi..... Benarkah Phoenix benar-benar mati?
Atau takdir malah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup di dimensi lain?
Simak kisahnya dalam cerita ini.
😌😌😌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13. Pembahasan inti kristal.
Apa yang di katakan Athena membuat semua orang di dalam mobil kebingungan, begitu juga Daniel yang sedang menyetir.
Memangnya apa yang ada di dalam kepala zombie?
Apakah itu benar sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan manusia supernatural?
Selama mereka menghabisi zombie, mereka hanya meninggalkan mayatnya begitu saja atau membakarnya jika terlalu banyak.
Sekarang, setelah nona-nya mengatakan ini, baik Daniel dan Ryan yang duduk satu mobil dengan Athena menjadi penasaran.
Apa yang baik dari kepala zombie sehingga sang nona berkata seperti itu.
"Kalian bisa bertanya tentang apa yang aku maksud pada anak buah kalian yang berada di mobil lain. Bukankah aku memberikan mereka novel ber genre apocalypse?" ujar Athena yang dapat merasakan rasa penasaran mereka.
"Eh, baik." jawab Ryan agak malu.
"Kita sudah sampai." ujar Daniel yang menghentikan kendaraannya.
"Hmm, kita beruntung. Ada mobil tangki yang terparkir di sana. Sepertinya, mereka akan melakukan pengisian ulang. Tapi sayangnya, bencana datang dalam sekejap." ujar Athena, dari balik jendela.
"Nona, apakah ada ruang tersisa untuk menyimpan mobil tangki itu di ruang space anda?" tanya Daniel ragu.
Dia bukan orang yang serakah, tapi jika mobil tangki ini dibiarkan begitu saja, itu akan sangat sia-sia.
Terutama saat zombie di sekitar sini kembali berevolusi, akan semakin sulit untuk mendapatkannya.
"Tidak masalah." jawab Athena acuh.
Gadis itu berjalan menuju mobil tangki, dan dalam satu kali lambaian, mobil tangki bensin sudah berada dalam gudangnya.
"Nona, anda benar-benar hebat. Sekarang kita tidak perlu mengkhawatirkan pasal kekurangan bensin." ucap Ryan senang.
"Jangan terlalu senang, kita masih harus menghadapi zombie yang mulai mendekat." ucap Athena waspada.
Benar saja, zombie mulai berjalan mendekat dan menyerang mereka. Juga, seperti yang di katakan sistem, zombie saat ini telah menjadi lebih kuat, dan cepat.
Athena mengeluarkan belatinya, dan dengan cepat menebas leher zombie. Sementara yang lain, menggunakan kemampuan super nya untuk memusnahkan zombie.
"Entah mengapa aku merasa para zombie ini nampaknya menjadi lebih cepat. mereka bahkan bisa menghindari serangan ku." ujar Ryan, sambil terus melawan zombie di hadapannya.
"Apakah aku tidak mengatakan tentang evolusi zombie sebelumnya?" tanya Athena, terus bermain sambil berlatih gerak tubuhnya.
"Ini... Secepat ini?" tanya Ryan menatap tak percaya, zombie di depan nya.
"Cepat atau lambat, zombie akan berevolusi. Tapi apakah manusia dapat mengimbanginya? Who's know?" jawab Athena acuh, sambil menancapkan belatinya tepat di kening zombie .
Semburan darah hitam mengalir deras melewati mata, hidung, pipi, hingga menetes ke tanah. Dengan santai, gadis itu menarik belatinya, kemudian menendang zombie itu sampai berguling-guling di tanah beraspal.
Athena belum memiliki keterikatan dengan dunia ini selain untuk bertahan hidup. Untungnya, ada sistem yang siap sedia membantunya dan memberikan informasi dunia asing ini.
Adapun apakah Athena akan bersedia membantu kelangsungan kehidupan manusia di dunia ini...
Sebab dia sudah memutuskan untuk tidak menjadi perawan suci, santa maria, dan teratai putih, Athena mungkin tidak akan terlibat terlalu jauh.
"Apakah manusia akan musnah?" tanya Ryan pesimis mendengar kala zombie bisa berevolusi.
"Bukankah Alam juga memberikan jalan keluar bagi manusia. Kemampuan yang kita bangkitkan? Apakah itu bukan hadiah dari Tuhan agar manusia bisa bertahan?" jawab Athena.
Melihat jika semua zombie di area pom bensin telah di musnahkan, mereka mulai sedikit bersantai.
"Nona, anda pernah bilang jika kemampuan kebangkitan juga dapat ditingkatkan levelnya. Apakah anda tahu caranya?" tanya Daniel penuh harap.
"Cara meningkatkan level? Berlatih, tentu saja." jawab Athena santai.
"Tapi aku ingat dalam novel yang anda berikan untuk kami baca, ada satu cara lagi untuk meningkatkan level orang super natural. Dan itu adalah inti kristal." ucap salah seorang pengawal.
"Dan, apakah anda juga membaca, darimana asal inti kristal tersebut?" tanya Athena, sambil menaikan sebelah alisnya.
"Itu... kepala zombie." jawabnya, sambil mengerutkan kening merasa jijik.
"Kepala zombie! Apa kau bercanda?" tanya Ryan terkejut.
"Tidak, memang ada semacam benda yang mirip seperti batu kristal dalam kepala zombie. Dituliskan dalam novel bahwa inti kristal dapat membantu para pemegang kekuatan untuk meningkatkan levelnya. Hanya saja, ada banyak macam cara untuk menggunakannya." jelas Athena.
"Yang pertama dengan memakannya langsung, tapi aku tidak menyarankannya sebab itu menjijikan. Yang kedua dengan menyerap energi yang berada di dalamnya dengan kekuatan spiritual. Dan yang ketiga, sebelum menyerap inti kristal, kita harus memurnikan inti kristal terlebih dahulu, baru setelah itu menyerap energi di dalamnya." lanjut Athena panjang lebar.
Ini masih sedikit dari kepeduliannya terhadap anak buah sang ayah. Setidaknya, dengan memberitahukan informasi ini kepada mereka, kelimanya bisa menyampaikan metode ini kepada atasnya.
Bisakah ini di sebut membantu kelangsungan hidup manusia?
"Sejujurnya, aku lebih percaya pada cara ketiga. Bahkan jika kita bisa menyerap energi dalam inti kristal secara langsung, tapi kita tidak tahu efek samping dari virus yang mungkin masih melekat dalam inti kristal." ucap Athena.
"Adapun memurnikan inti kristal, aku rasa cara ini lebih aman." lanjut gadis itu memberi pendapatnya.
"Tapi, bagaimana cara kita memurnikan inti kristal itu?" tanya Ryan menatap nona-nya bingung juga kagum.
"Untuk itu... Aku masih tidak yakin. Apa yang ditulis di dalam novel tidak sedetail itu dalam menuliskan plot pemurnian inti kristal. Tapi, ada 2 yang aku ingat. satu, menggunakan alat yang telah di ciptakan khusus untuk pemurnian inti kristal. Ada juga dengan meredamnya selama beberapa waktu dengan air murni dari pemilik kemampuan air." Jawab Athena.
"Ah, bukankah salah satu dari kalian juga pengguna kemampuan air. Cara ketiga bisa kalian coba segera." lanjutnya berbicara, dan tiba-tiba menganjurkan untuk mencoba cara ke tiga.
Gadis itu masih harus memanfaatkan kata 'novel' untuk menjelaskan tata cara penggunaan inti kristal yang benar.
Sekarang, apakah mereka ingin mencoba sendiri atau hanya menunggu para ahli membuktikan pernyataannya, Athena tidak perduli sama sekali.
Ia sudah berbaik hati dengan memberitahukan informasi penting ini, namun apa yang terjadi kemudian, biarkan takdir yang berbicara.
"Bos, bagaimana? Apakah kita akan mencobanya? Bagaimana pun, ini mengenai peningkatan level kekuatan kita. Jika cara ini berhasil, zombie level selanjutnya pasti bisa kita kalahkan dengan mudah." ungkap salah satu personil.
Daniel tidak menjawab, ia masih merenungkan kata-kata sang nona. Bagaimanapun, apa yang dikatakan Athena, semua berasaskan novel yang pernah ia baca.
Ia masih sedikit ragu tentang masalah inti kristal ini.
"Kalau kapten masih ragu dengan kata-kata ku, biar aku contoh kan." ucap Athena, tidak ingin pernyataannya hanya di anggap omong kosong belaka.
Setelahnya ia mengeluarkan ember dan meminta pengguna kemampuan air itu untuk mengisi embernya dengan air buatan nya.
Setelah itu ia mengeluarkan satu 6 inti kristal dan merendamnya hingga benar-benar tenggelam dalam air.
"Kalian tolong perhatikan, inti kristal ini masihlah inti kristal tingkat rendah jadi jangan heran jika setelah percobaan ini berhasil, kalian harus mendapatkan lebih banyak sebab energi yang terkandung dalam inti kristal tingkat rendah ini hanya sedikit." ucap Athena sambil menyimpan ember dalam bagasi mobil.
"Juga perhatikan perubahan warna dalam inti kristal dan waktu pemurnian. Dalam novel di katakan bahwa semakin murni air yang digunakan untuk pemurnian, semakin cepat juga waktu pemurnian. Aku tidak tahu waktu mendetail tentang pemurnian, jadi saat ini kita hanya bisa mengamati sendiri." lanjut Athena berbicara.
Semua orang fokus memperhatikan perkataan sang nona layaknya seorang murid yang sedang di ajar oleh gurunya.
Namun tidak ada satu pun yang keberatan mengenai hal ini. Justru berkat pengetahuan nona tentang dunia apocalypse, mereka merasa tercerahkan.
Setidaknya, masih ada harapan untuk bertahan hidup di dunia ini.
"Selama kalian mengamati, aku akan berkeliling terlebih dahulu. Siapa tahu ada toko yang berguna untuk di jarah." ucap Athena acuh.
"Tunggu, nona! Apa tidak sebaiknya beberapa diantara kami menemani nona. Bagaimanapun, kami pengawal anda." ucap Daniel dengan nada yang terburu-buru.
"Sudah ku bilang, aku bukan bunga dalam kaca yang harus selalu di lindungi. Ada kalanya aku harus berusaha sendiri." ucap Athena sambil mengeluarkan sepasang sepatu roda.
"Sekarang zombie masih dikatakan dalam tahap lemah, yang berarti kita bisa mengalahkannya dengan mudah. Ini juga bisa di anggap sebagai latihan bagi manusia untuk beradaptasi. Jika aku masih saja lemah, dan terjadi sesuatu di masa depan yang membuatku harus berhadapan dengan bahaya sendirian, aku mungkin akan langsung mati dalam satu kali serang." lanjut Athena memberi penjelasan.
"Dalam apocalypse, lansia, wanita, dan anak-anaklah yang menjadi korban lebih banyak. Dan kau tahu, aku paling benci pada wanita yang mengorbankan harga dirinya hanya untuk mencari perlindungan lelaki kuat." ucap Athena sambil berbalik menatap tepat pada seluruh mata semua orang.
"Jika itu pasangan sah yang sudah menikah, aku tidak akan merasa jijik. Tapi jika... yah, kalian tahu maksudnya. Dalam apocalypse, kebanyakan pria berpikir bahwa wanita hanya berguna sebagai pemuas nafsu, mereka lemah dan cuma bisa mengandalkan pria." ucap Athena lagi.
"Tapi aku tidak akan menjadi bagian dari para wanita lemah itu. Aku tidak akan pernah menggantungkan hidupku pada orang lain. This is my life, and i will never let other people interfere my life." lanjut gadis tersebut dengan nada suara dingin, membuat bulu kuduk para pasukan khusus berdiri.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
semangat 💪💪 dan terimakasih 🤗👍
lanjutt lagi thor semangatt... semakin seru.