NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:465
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Pertemuan dengan Frieden

Radena duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi tongkat sihir di tangannya. Pikirannya masih penuh dengan bayangan Varion, gulungan rahasia, dan kecurigaannya bahwa ayahnya menyembunyikan sesuatu.

Ia tidak bisa tinggal diam. Jika Varion benar-benar tahu tentang Astralis, maka waktu untuk bertindak semakin sempit. Tetapi, ia tahu dirinya tidak bisa melakukannya sendirian.

Sosok Frieden melintas di pikirannya. Pria itu mungkin sembrono dan sedikit menyebalkan, tetapi ada sesuatu dalam caranya berbicara—seperti ia tahu lebih banyak daripada yang ia ungkapkan.

“Kalau aku harus bekerja sama dengan petualang aneh itu, setidaknya aku harus memastikan dia tidak menipu,” gumamnya pada dirinya sendiri.

Dengan tekad baru, ia mengenakan jubah hitamnya, menyembunyikan tongkat sihir di dalam lengan bajunya, dan meninggalkan kamarnya.

Di Pasar Malam

Pasar malam di kota Aelderia adalah pemandangan yang selalu memukau. Lampu-lampu lentera melayang di udara seperti kunang-kunang raksasa, sementara pedagang menawarkan barang-barang aneh, mulai dari ramuan penyembuh hingga kalung yang diklaim membawa keberuntungan.

Radena menarik tudungnya untuk menyembunyikan wajahnya. Ia tidak ingin dikenali sebagai putri raja, terutama di tengah kerumunan seperti ini.

Frieden memberitahunya bahwa ia sering ditemukan di pasar malam, mencari “barang-barang menarik” untuk dijual kembali.

“Petualang atau pedagang gelap?” pikir Radena sambil tersenyum kecil.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya ia menemukan Frieden. Pria itu berdiri di dekat kios kecil yang menjual pedang-pedang tua. Ia sedang berbicara dengan seorang pandai besi tua, memeriksa sebilah pedang yang sudah berkarat.

“Pedang ini tidak cocok untuk seorang pahlawan, kau tahu,” kata Radena dengan nada mengejek, muncul di belakangnya.

Frieden berbalik, tampak terkejut sejenak sebelum tersenyum lebar. “Putri Radena! Kehormatan apa yang membawamu ke sini? Apa kau ingin membeli sesuatu dariku?”

Radena melipat tangannya, menatap Frieden dengan tatapan tajam. “Aku tidak di sini untuk bercanda, Frieden. Aku butuh bantuanmu.”

Frieden menaruh pedang itu kembali ke meja dan menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Oh? Jadi kau akhirnya memutuskan bahwa aku bisa dipercaya? Aku merasa tersanjung.”

“Jangan terlalu percaya diri,” jawab Radena sambil melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka. “Ini penting. Kita perlu bicara di tempat yang lebih aman.”

Frieden mengangkat alis tetapi tidak membantah. “Baiklah. Ikut aku.”

Markas Frieden

Frieden membawa Radena ke sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Tempat itu sederhana, dengan perabotan kayu tua dan rak penuh dengan barang-barang aneh—peta dunia, gulungan naskah kuno, dan beberapa benda yang tampak seperti artefak sihir.

“Selamat datang di markasku,” kata Frieden sambil duduk di kursi tua yang berderit. “Sekarang, ceritakan padaku kenapa kau mendatangiku di tengah malam seperti ini.”

Radena menatapnya dengan serius. “Aku tahu kau sedang mencari Astralis. Aku juga mencari senjata itu.”

Frieden tersenyum kecil, menyandarkan tubuhnya ke belakang. “Oh, jadi kau akhirnya tertarik. Apa yang membuatmu berubah pikiran?”

Radena menghela napas. “Aku menemukan sesuatu di ruang kerja Lord Varion. Dia tahu lebih banyak tentang Astralis daripada yang dia tunjukkan, dan aku yakin dia menyembunyikan sesuatu yang berbahaya.”

Mendengar nama Varion, senyum Frieden memudar. “Varion, ya? Aku tidak terlalu terkejut. Dia memiliki reputasi buruk di kalangan para petualang. Banyak yang percaya dia bekerja dengan sekte gelap.”

Radena menatapnya dengan kaget. “Sekte gelap? Apa maksudmu?”

Frieden berdiri, berjalan ke raknya, dan mengeluarkan sebuah gulungan. Ia membentangkannya di atas meja, memperlihatkan peta dunia Aelderia.

“Ada sekte yang menyembah kekuatan sihir gelap. Mereka percaya bahwa sihir dunia ini tidak cukup kuat dan bahwa Astralis adalah kunci untuk mengendalikan sihir dalam bentuk yang lebih murni dan lebih berbahaya.”

Ia menunjuk sebuah lokasi di peta, sebuah gunung terpencil di barat. “Sekte itu dikenal memiliki markas di sini. Dan aku yakin Varion ada hubungannya dengan mereka.”

Radena merasakan rasa dingin menjalar di punggungnya. Semua ini lebih besar dari yang ia bayangkan.

“Jadi apa rencanamu?” tanya Frieden, menatapnya dengan serius.

Radena terdiam sejenak sebelum menjawab. “Aku akan menemukan Astralis sebelum mereka melakukannya. Dan aku butuh bantuanmu untuk melakukannya.”

Frieden tersenyum, kali ini dengan ketulusan yang jarang ia tunjukkan. “Aku tahu kau akan mengatakan itu.”

Kesepakatan yang Berbahaya

Malam itu, mereka membuat rencana bersama. Frieden menunjukkan semua informasi yang ia miliki tentang kuil-kuil kuno yang mungkin menyimpan petunjuk tentang Astralis.

“Kita harus bergerak cepat,” kata Frieden. “Jika sekte gelap benar-benar mengejar ini, mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkannya.”

Radena mengangguk, merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak sendirian dalam pencariannya.

Namun, di sudut pikirannya, ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Bahaya mengintai di setiap sudut, dan ia tidak yakin siapa yang bisa ia percayai—bahkan Frieden sekalipun.

hitamnya, menyembunyikan tongkat sihir di dalam lengan bajunya, dan meninggalkan kamarnya.

Di Pasar Malam

Pasar malam di kota Aelderia adalah pemandangan yang selalu memukau. Lampu-lampu lentera melayang di udara seperti kunang-kunang raksasa, sementara pedagang menawarkan barang-barang aneh, mulai dari ramuan penyembuh hingga kalung yang diklaim membawa keberuntungan.

Radena menarik tudungnya untuk menyembunyikan wajahnya. Ia tidak ingin dikenali sebagai putri raja, terutama di tengah kerumunan seperti ini.

Frieden memberitahunya bahwa ia sering ditemukan di pasar malam, mencari “barang-barang menarik” untuk dijual kembali.

“Petualang atau pedagang gelap?” pikir Radena sambil tersenyum kecil.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya ia menemukan Frieden. Pria itu berdiri di dekat kios kecil yang menjual pedang-pedang tua. Ia sedang berbicara dengan seorang pandai besi tua, memeriksa sebilah pedang yang sudah berkarat.

“Pedang ini tidak cocok untuk seorang pahlawan, kau tahu,” kata Radena dengan nada mengejek, muncul di belakangnya.

Frieden berbalik, tampak terkejut sejenak sebelum tersenyum lebar. “Putri Radena! Kehormatan apa yang membawamu ke sini? Apa kau ingin membeli sesuatu dariku?”

Radena melipat tangannya, menatap Frieden dengan tatapan tajam. “Aku tidak di sini untuk bercanda, Frieden. Aku butuh bantuanmu.”

Frieden menaruh pedang itu kembali ke meja dan menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Oh? Jadi kau akhirnya memutuskan bahwa aku bisa dipercaya? Aku merasa tersanjung.”

“Jangan terlalu percaya diri,” jawab Radena sambil melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka. “Ini penting. Kita perlu bicara di tempat yang lebih aman.”

Frieden mengangkat alis tetapi tidak membantah. “Baiklah. Ikut aku.”

Markas Frieden

Frieden membawa Radena ke sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Tempat itu sederhana, dengan perabotan kayu tua dan rak penuh dengan barang-barang aneh—peta dunia, gulungan naskah kuno, dan beberapa benda yang tampak seperti artefak sihir.

“Selamat datang di markasku,” kata Frieden sambil duduk di kursi tua yang berderit. “Sekarang, ceritakan padaku kenapa kau mendatangiku di tengah malam seperti ini.”

Radena menatapnya dengan serius. “Aku tahu kau sedang mencari Astralis. Aku juga mencari senjata itu.”

Frieden tersenyum kecil, menyandarkan tubuhnya ke belakang. “Oh, jadi kau akhirnya tertarik. Apa yang membuatmu berubah pikiran?”

Radena menghela napas. “Aku menemukan sesuatu di ruang kerja Lord Varion. Dia tahu lebih banyak tentang Astralis daripada yang dia tunjukkan, dan aku yakin dia menyembunyikan sesuatu yang berbahaya.”

Mendengar nama Varion, senyum Frieden memudar. “Varion, ya? Aku tidak terlalu terkejut. Dia memiliki reputasi buruk di kalangan para petualang. Banyak yang percaya dia bekerja dengan sekte gelap.”

Radena menatapnya dengan kaget. “Sekte gelap? Apa maksudmu?”

Frieden berdiri, berjalan ke raknya, dan mengeluarkan sebuah gulungan. Ia membentangkannya di atas meja, memperlihatkan peta dunia Aelderia.

“Ada sekte yang menyembah kekuatan sihir gelap. Mereka percaya bahwa sihir dunia ini tidak cukup kuat dan bahwa Astralis adalah kunci untuk mengendalikan sihir dalam bentuk yang lebih murni dan lebih berbahaya.”

Ia menunjuk sebuah lokasi di peta, sebuah gunung terpencil di barat. “Sekte itu dikenal memiliki markas di sini. Dan aku yakin Varion ada hubungannya dengan mereka.”

Radena merasakan rasa dingin menjalar di punggungnya. Semua ini lebih besar dari yang ia bayangkan.

“Jadi apa rencanamu?” tanya Frieden, menatapnya dengan serius.

Radena terdiam sejenak sebelum menjawab. “Aku akan menemukan Astralis sebelum mereka melakukannya. Dan aku butuh bantuanmu untuk melakukannya.”

Frieden tersenyum, kali ini dengan ketulusan yang jarang ia tunjukkan. “Aku tahu kau akan mengatakan itu.”

Kesepakatan yang Berbahaya

Malam itu, mereka membuat rencana bersama. Frieden menunjukkan semua informasi yang ia miliki tentang kuil-kuil kuno yang mungkin menyimpan petunjuk tentang Astralis.

“Kita harus bergerak cepat,” kata Frieden. “Jika sekte gelap benar-benar mengejar ini, mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkannya.”

Radena mengangguk, merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak sendirian dalam pencariannya.

Namun, di sudut pikirannya, ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Bahaya mengintai di setiap sudut, dan ia tidak yakin siapa yang bisa ia percayai—bahkan Frieden sekalipun.

1
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!