Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hidupnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Beberapa hari kemudian, keluarga Xander mengalami guncangan hebat, entah pada keluarganya ataupun pada perusahaannya. Kerugian ini disebabkan oleh keluarga mereka sendiri. Ini adalah sebuah karma dari masalalu mereka.
Xander semakin kalah telak, saat bangsawan Darius memberikan bukti bukti bahwa Keyra adalah salah satu putrinya yang hilang. Mulai dari foto foto Keyra semasa kecil hingga dewasa, lalu bukti bahwa Keyra memiliki tanda lahir khusus bangsawan Zelgan, bukan hanya bukti fisik, namun juga masalah alergi terhadap makanan pun sama seperti kedua orang tuanya.
Walaupun keluarga Zelgan tidak bisa mengambil dna darah, namun beruntungnya waktu penggeledahan kamar Keyra masih ada sebuah sisir yang terdapat rambut Keyra. Dugaan keluarga Zelgan bertambah kuat saat dna menunjukkan 99.99% Keyra adalah putri Darius dan Anneth.
Hal itu pula yang menyebabkan kehancuran keluarga Xander semakin cepat. Perusahaan mengalami penurunan drastis hingga bangkrut. Dasya Arlott—wanita itu juga mendapatkan hal setimpal menyamai Keyra, bahkan lebih parah. Pada akhirnya, keluarga Xander menerima kemurkaan dari keluarga Zelgan tanpa akhir.
Disisi lain, mansion utama keluarga Aone Arlott.
Pranggg!!
"Kenapa semua seperti ini-uhukk uhukk.."
"AYAHHH!!"
Aone terbatuk, dadanya terasa sesak, saat mengetahui bahwa keluarganya telah hancur. Xander dan Della dihancurkan oleh bangsawan. Gerald bangkrut dengan skandal tersebar luas yang membuat istri kaya nya pergi. Sedangkan nama Sandra di dunia Intertaiment sudah rusak, dan karirnya hancur. Kini, semua anak anak nya berkumpul.
"Sebenarnya siapa yang sudah membongkar kebusukan kalian.." tanya Aone menahan amarah.
Sandra menangis keras, "Ayah, aku juga tidak tau. Berita itu tiba tiba muncul begitu saja. Karir ku hancur.. padahal film besar yang aku bintangi akan dirilis.. tapi karena berita sialan itu membuatku rugi dan nama baikku hancur, hiks hikss.."
"Bukan hanya beritanya saja yang sialan. Tapi kamu juga sialan! Sandra, ibu sudah bilang untuk tak memasuki dunia aktris. Tetapi kamu masih ngeyel saja!" sentak nyonya Diana kesal.
"Ta-tapi itu mimpi Sandra bu.."
"Kamu juga Gerald! Kamu bodoh sekali menyelingkuhi Kirana. Padahal kamu tau sendiri, keluarga Kirana yang selalu memberikan suntikan dana kepada perusahaanmu! Dasar kalian anak tidak berguna!" sentak Aone sembari menunjuk nunjuk ketiga anaknya dengan tongkat yang ia pegang. Paruh baya berumur 65 tahun itu terlihat murka, tak jarang ia mengusap dada.
"Berita kalian sudah tersebar kemana mana! Dan kalian kembali bergantung dengan perusahaan ayah dan rumah ayah! Aihh, lambat hari pasti mereka akan tahu jika LM Corp adalah perusahaan ayah dan memungkinkan juga mereka bakal menyangkut pautkan masalah kalian padaku."
Tangan Diana mengepal, merasa kesal setengah mati terhadap anak anaknya. Kenapa bisa seperti ini? Sebenarnya siapa yang berniat menghancurkan keluarganya?
"Maafkan kami ayah" kata Xander memohon.
"AKHH KALIAN INI SUNGGU BENAR BENAR BODOH!"
"Hikss, lantas siapa yang akan membantu kita ayah? Bahkan saham perusahaan ayah mulai tak stabil baru baru ini," lirih Sandra terisak.
Aone dan Diana saling berpandangan. "Tak ada cara lain lagi, selain meminta bantuan kepada orang itu!" putusnya membuat ketiga nya menegang.
"M-maksud ayah?"
"O-orang itu? Jangan jangan dia.." gugup Gerald
"Benar!" tandas Aone. "Hanya dia yang dapat membantu kita. Lagian buat apa dia menikahi anak keluarga Arlott jika tak menguntungkan kita?"
"Kak.. siapa yang ayah maksud?" tanya Sandra pada Gerald lirih.
"Suami Savierra, tuan Ryden Hander!"
•••
Savierra berjalan menuju mansion Ryden dengan perasaan cemas. Tadi Ryden memberitahunya, jika keluarga besarnya datang untuk mengunjunginya. Namun, Savierra malah curiga dengan kedatangan mereka ke sini. Kenapa tiba tiba sekali? Bukannya, mereka menikmati hari tanpa Keyra dan Savierra?
"Kamu datang.."
Savierra tersentak dari lamunannya saat suara berat itu mengagetkannya. "Ryden," ucapnya saat melihat lelaki yang kini berpenampilan rapi dan tampan.
"Apa kamu gugup?" tanya Ryden.
Savierra menggeleng kecil. "Sedikit. Aku sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Aku tidak tau, apa yang mereka inginkan setelah bertemu denganku," jawab nya bimbang. Savierra takut tidak bisa mengendalikan diri saat melihat mereka.
Ryden terdiam, seharusnya mereka ke sini karena meminta bantuan. Ryden merangkul pinggang ramping Savierra membuat perempuan itu terkejut.
"Ryden! Tangan mu pegang mana?"
"Aku hanya merangkulmu!"
"Tidak sudi!"
"Formalitas di depan keluarga."
"Bajingan kau Ryd!"
Suara rusuh dari luar membuat keluarga Arlott yang tengah menunggu itu berdecak kesal.
"Ayah, mereka tak menghargai kita.." adu Sandra.
Gerald juga ikut mengangguk, "Mereka asik bersenang senang, sedangkan kita sudah menunggu lama," katanya tak terima.
"Diam! Jika mereka sedekat dan sebahagia itu, kita semakin bisa untuk memeras Ryden! Kalian ini tau apa?" sahut Aone menyentak.
"Tapi ayah-"
Cklekk!
"Maaf menunggu lama, ayah mertua" sapa Ryden tanpa merasa bersalah. Ia tersenyum dengan mengeratkan rangkulannya ke pinggang Savierra.
"A-ah selamat datang ayah, ibu" sapa Savierra menahan kesal. Ia melirik tajam ke arah Ryden yang menurutnya sangat menyebalkan. 'Sial! Dia sebenarnya kenapa?' batinnya menahan geram.
"Savierra!!" Diana segera berlari ke arah Savierra dan memeluknya. "Ibu merindukanmu nak!" kata nya lirih.
Savierra ingat, ibu Diana memang tidak terlalu semena mena. Walau samar, perempuan itu masih merasakan bahwa Diana memang punya ketulusan.
"Aku juga," balas Savierra singkat. Lalu dirinya juga di peluk oleh tuan Aone secara singkat.
Mereka semua kembali duduk di sofa. Savierra duduk berada di samping Ryden. Melihat itu, Ryden tersenyum smirk. Tangan nya terulur, meraih tangan Savierra dan menggenggamnya.
"Ryd.. kamuuu!" geram Savierra tertahan.
"Ekhem, bagaimana kabar ayah, ibu dan para kakak?" tanya Savierra tenang.
"Kami, buruk." Aone murung. "Savierra, apakah kamu belum tau kabar keluarga Arlott baru baru ini?" tanyanya.
"Belum ayah."
"keluarga Arlott hampir hancur Savierra. Entah siapa orang jahat yang menyebarkan isu jelek tentang kita. Lihat, kakakmu kehilangan karir, dan sangat memprihatinkan."
"Ayah!" seru Sandra dan Gerald bersamaan. Tak terima dengan perkataan sang ayah, yang di balas pelototan mata oleh Aone.
"APA!? APA YANG TERJADI?" Savierra terkejut.
Akhirnya, Aone menceritakan hal yang terjadi pada keluarga Arlott pada Savierra. Dari masalah Sandra, Gerald dan Xander.
"A-APA? KELUARGA KEYRA?" pekik Savierra terkejut. Tubuhnya gemetar.
Keluargaku? Mereka masih ada? Mereka mencariku? Siapa.. Kenapa baru sekarang mereka mencariku?
Batin Savierra berkecamuk, netranya berkaca kaca. Saat tubuhnya hampir limbung, Ryden segera menangkap tubuh Savierra.
"Vierra, ada apa?" tanya Ryden.
"Nak, kenapa?" tanya Diana cemas.
Savierra menggeleng kaku. Ia tersenyum paksa. "A-aku tidak apa apa bu, aku hanya senang jika Keyra kembali di temukan oleh keluarga nya," katanya mencoba senang, ia melirik Xander dan Della yang hanya diam saja.
Savierra menyunggingkan senyum, memiliki ide. "Bagus.. baguslah kalau Keyra sudah di temukan keluarganya. Dia pasti sudah banyak menderita. Semoga Keyra bahagia," lirih nya senang, membuat keluarga Arlott saling melirik, menahan gugup.
Melihat sikap Savierra, Ryden terdiam. 'Apa Savierra belum tau tentang keadaan Keyra?' batin nya bingung.
"Lalu, apa yang sebenarnya kalian inginkan?" tanya Savierra pada akhirnya.
Aone dan Diana bertatapan dan mengangguk, "Kami ingin minta bantuan Ryden yang merupakan menantuku. Tolonglah kami nak. Kami benar benar membutuhkan mu," ucap Aone tanpa sungkan.
"Ini.." Savierra menatap ke arah Ryden.
"Ayo lah nak.."
"Tapi, aku tidak bisa membantu ayah dan ibu. Yang memiliki uang adalah Ryden. Aku tidak bisa memutuskannya," balas Savierra.
"Kamu! Kamu tidak tahu malu! Tak tahu terima kasih! Kami yang membesarkan mu Savierra!" sela Sandra tiba tiba.
"Sandra!" sentak Diana.
Sandra berkaca kaca sembari menunjuk Savierra. "Bu lihat! Dia sangat tak berbakti pada kalian. Bahkan membantu saja tidak mau!" cecarnya marah. Lebih tepatnya Sandra iri pada Savierra yang mendapatkan suami kaya raya.
"Diam dulu Sandra!"
Savierra berdiri. "Kak! Apa kakak tidak malu pada sikap kakak disini? Apa ini caramu meminta tolong? Aku hanya bilang bahwa aku tidak memiliki wewenang untuk membantu kalian. Karena aku tidak punya apa apa! Kalian bisa meminta bantuan kepada suami Savierra saja!"
Ryden terdiam, mendengar Savierra menyebut dirinya, 'Suami Savierra' membuat dirinya merasa tenang. Namun ia juga merasa tertohok saat Savierra berkata dirinya tak punya apa apa.
"Ini, kamu bisa membantu kami kan Ryd?" tanya Aone ragu.
Ryden tersenyum dingin, "Apa yang bisa saya lakukan pada ayah mertua?" tanya nya sedikit mencemooh.
Aone senang, "Kamu hanya perlu memberikan suntikan dana pada perusahaan ayah Ryden. 10 milyar saja, sudah cukup," katanya berharap.
"Apa!? Ayahh, itu banyak sekali!" sahut Savierra tak percaya. "Ayah, 10 milyar itu sangat banyak."
"Diam dulu Savierra, ayah sangat membutuhkannya sekarang!" tekan Aone.
"Tapi.."
"Savierra. Apa kamu tidak rela? Kamu pelit sekali pada keluargamu!" sela Sandra sengit.
Tangan Savierra mengepal erat. "Jadi, kalian datang hanya untuk meminta pertolongan? Bukan karena rindu pada Savierra?" Savierra terdiam. Ia muak pada keluarga penjilat itu. Pikirannya berantakan. Dikarenakan sebagian pikirannya masih terpaku pada orang tua kandungnya yang tengah mencari keberadaannya. Tapi, tubuh Keyra sudah hilang. Kini ia hanya berada di tubuh Savierra. Tidak mungkin kedua orang tua Keyra mengenali Savierra.
"Bu-bukan seperti itu nak" sanggah Diana.
"Kalau pelit ya bilang saja! Jangan mengalihkan pembicaraan!" sahut Xander yang kali ini angkat bicara.
"Aku tidak bermaksud seperti itu kak." Savierra menggenggam erat gelas yang ada di tangannya, "Tapi, kalian meminta sebanyak itu, apa tidak merepotkan Ryden?" tanya nya ragu.
"Oh jadi kamu mau menghalangi kami memintanya?" tanya Gerald murka. "Kamu seharusnya tahu terima kasih Savierra! Kami yang merawatmu dari kecil. Kami yang membiayaimu! Seharusnya kamu berterima kasih pada ayah karena sudah membesarkan kamu yang bukan putri kandungnya!"
Prangg!!
"Savierra!!!"
Gelas yang digenggam Savierra terjatuh di lantai bersamaan dengan hancur hatinya yang mengetahui kebenaran itu. Tubuhnya gemetar, menahan sesuatu yang ingin meledak dalam dirinya. "A-apa benar itu?" tanya nya lirih dan serak.
"GERALD!" marah Aone. Habis sudah.. rencananya bisa hancur dalam sekejap karena perbuatan Gerlad, anak kurang ajarnya itu. Ia mengalihkan pandangan pada Savierra. "Vierra, itu.."
"Bukankah kalian hanya ingin uang? Baiklah, silahkan kalian memintanya pada Ryden. Aku tak menghalangi. Itupun jika dia mau." Savierra berdiri. "Mulai saat ini, aku tak ada hubungan apapun dengan masalah kalian," tandasnya lalu berlari keluar dari ruang tamu.
Mereka semua terdiam. Melihat itu, Ryden angkat bicara. Lelaki itu menghubungi sekretarisnya. "Lena, transfer dana ke perusahaan LM Corp yang ada di Australia. Dananya... 10 milyar."
Mendengar itu, keluarga Arlott tentu saja terpekik senang. Mereka sudah tak memperdulikan perasaan Savierra yang tengah kacau.
•••