perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bersemi kembali..
Darren memutuskan untuk membawa maura ke penthouse miliknya sedangkan grace dia dibawa ke sebuah hotel dan dikawal ketat oleh beberapa pengawal.
"mandilah dan bersihkanlah dirimu" ujar dareen
Maura hanya mengangguk dan menuruti perintah darren. Saat dia memasuki setiap inci penthouse itu ingatannya kembali melayang pada saat dirinya dan darren berada disana.
semua kenangan manis terlukis indah disetiap jengkal penthouse itu. Bahkan foto besar mereka berdua masih terpampang di atas ranjang mewah milik darren
"kalau kau terus memandangi foto itu kau tak akan mandi... Atau mau aku mandikan hm?"
"tidak usah..aku mandi sendiri" ujar maura malas
Setelahnya maura bergegas ke kamar mandi dan berendam disana. Tubuhnya kaku dan pegal karena dari perjalanan jauh dan tanpa istirahat sama sekali
Selesai berendam maura memakai handuk mandinya dan menuju wall in closet yang terhubung dengan kamar mandi. Disana dia memilih beberapa piyama tidur miliknya yang masih tersimpan rapi disana
"ternyata darren tidak melupakanku" gumam maura tersenyum kecil
Setelahnya maura keluar dari wall in closet namun saat dia mencari keberadaan darren dia tidak ada "kemana om tua itu" gumam maura
"apa kau mencariku?" ujar darren tiba -tiba
Maura terlonjak kaget lalu menepuk lengan darren pelan " kau selalu mengagetkanku" gerutu maura
"ada apa?"
"tidak... Aku hanya ingin tidur.. Kamarku dimana ?"
darren mengernyitkan dahi " memangnya kau mau kamar yang mana lagi ? Ini kamar mu..kamar kita" ujar darren
"apa kau sudah tidak waras?"
"ya.. Semenjak kau meninggalkanku kewarasan ku sudah hilang maura" jawab darren
"astaga darren.. Setidaknya beri aku ruang untuk bisa menerimamu kembali.. Pelan-pelan..tidak seperti ini" ujar maura
"tidak .. Aku mau seperti ini..aku tidak mau memberi celah pada siapapun termasuk temanmu itu..siapa namanya ? Ah ya..samuel" sarkas darren
"hahahaha" maura tertawa sangat kencang menertawakan darren yang terlihat cemburu
"kenapa kau tertawa?"
"kau ini lucu sekali darreen..kau cemburu ?"
"aku hanya tidak suka.. Itu saja"
"samuel temanku dan kami tid---"
"mau kau ada hubungan atau 5idak yang jelas aku tidak suka dan aku akan tetap seperti ini..soal orangtuamu aku akan pelan-pelan mendekati mereka lagi" ujar darren
"jangan darren..jangan dalam waktu dekat... Daddy sedang tidak sehat" ujar maura
"aku tidak terburu-buru maura... Hubungan diam-diam seperti ini lebih menantang" ujar darren
"ah . Aku mau tidur saja... Kau terserah mau tidur diamana" ujar maura mengalihkan pembicaraan
"aku tidur denganmu maura.."
"tidak mau !" sungut maura
darren lalu mengunci pintu dan mendekat ke arah maura " mau tidak mau..suka tidak suka kau harus seranjang denganku maura"
"tapi aku tidak mau melakukan apapun darren..aku lelah"
"no baby... permintaanmu akan. Ku penuhi...aku hanya ingin memelukmu saja.."
"baiklah..." ujar maura pasrah
Mereka berdua menuju ranjang besar itu dan berbaring bersama " apa kau tau maura.. Aku menahan diri untuk tidak menemuimu berbulan-bulan itu sangat menyiksaku"
"salahmu sendiri" cibir maura
"ya ..aku akui aku salah bisa terhasut wanita itu" ujar darren
"lalu..jika kedepannya kau dihasut lagi oleh seseorang apa kau akan percaya?"
"tidak maura..."
"aku hanya percaya jika kau sidah membuktikannya darren"
"ya.. Aku tau ..menumbuhkan kepercayaanmu akan sulit..bodohnya aku.. Dulu kau bahkan sangat mempercayaiku..berkali-kali kau melihatku dengan wanita lain tapi kau selalu percaya... Sedangkan aku..."
"ya..memang begitulah.. Kadang tua di umur belum tentu matang secara kepribadian begiti juga sebaliknya"
"hmm kau benar... Sekarang aku jadi banyak belajar karenamu" ujar darren
"setidaknya kita harus saling mengerti darren.. Hubungan tidak selalu mulus.. Kau dan aku itu dua orang dengan isi hati dan kepala yang berbeda"
"akan ku coba membuatmu oercaya maura"
"jalani saja..aku tidak mau berharap dan kecewa lagi" ujar maura
"baiklah..."pasrah darren
"lalu bagaimana dengan grace ?"
"dia aman .. Tenang saja" ujar darren
"baiklah..matikan lampunya ayo tidur" ajak maura
Darren pun menuruti dan tidur disebelah maura "boleh aku memelukmu?"
"hmm" hanya itu jawaban maura karena dia sudah sangat mengantuk sedangkan darren masih memandangi wajah polos maura meski pencahayaan redup
"maura..tak akan lagi aku biarkan kau sendirian" ujar darren lalu mengecup singkat puncak kepala maura
Setelahnya darren turun dari ranjang menuju balkon penthouse itu. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengawal yang mengurusi alvaro
"bagaimana ?"
"dia kabur bos .hanya tersisa para pengawalnya saja"
"biarkan saja... Jika dia kembali berulah kalian tau kan apa yang harus kalian lakukan?"
"baik" jawab pengawal itu lalu mematikan sambungan teleponnya
Sedang darren mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya dalam dia mengamati lampu-lampu indah di pusat kota newyork.
Namun tiba-tiba saja ada tangan mungil yang memeluknya " kenapa kau meninggalkanku?"
"kenapa kau bangun ? Bukannya kau sudah sangat lelap tadi?"
"jawab pertanyaanku dulu darren"
"aku hanya ingin merokok sebentar... "
"berhentilah.. Itu tidak baik untukmu"
"aku hanya merokok sesekali .. Saat aku sedang kedinginan saja" jawab darren
"apa kau ada maslaah?"
"seorang darren tidak akan pernah terkena masalah maura" ujar darren terkekeh
"jangan bohong" selidik maura
"sudahlah ayo tidur..atau kau mau bermain denganku?" ujar darren menggoda
Maura tersenyum penuh arti dan menatap darren sendu "sepertinya aku akan menjilat ludahku sendiri darren" ujar maura
"ya.. Wanita memang suka seperti itu" jawab darren
"mau disini?"
"why not?" jawab darren langsung menyambar bibir mungil maura
"aku tidak ingin ini berhenti darren..aku sangat bahagia" ujar maura
"aku juga maura" ujar darren kembali mencium bibir maura dan menghisapnya pelan
Tangan darren menyelinap kedalam baju tidur maura sedangkan tangan maura membelai lembut dada bidang darren
Maura melepas ciumannya sebentar"jangan kecewakan aku lagi tuan louis" ujar maura lalu kembali mencium bibir tebal darren
darren hanya mengangguk dan menatap mata maura. Setelahnya maura melepas baju tidurnya sendiri dan menyisakan pakaian dalamnya saja sedang darren masih dengan pakaian lengkapnya
"tidak adil bukan ? Aku sudah setenga telanj*ng sedangkan kau masih menggunakan pakaian" goda maura mulai melepas kaos putih milih darren
"lihatlah sekarang maura..siapa yang menginginkan siapa"goda darren
"kita saling menginginkan bukan?" ujar maura melepas celana boxer darren
"ahh sepertinya perpisahan kita membuatmu menjadi gadis nakal" ujar darren menoel hidung maura
maura lalu menyentuk setiap inci tubuh darren dan menciumnya lembut. Darren yang sudah tidak tahan lalu mendorong maura ke pagar balkon dan mengecup singkat bagian leher serta buah dada nya yang masih terbungkus kain itu.
"are you ready baby ?"
"yeahh darren ..ahhhh" racau maura
****