NovelToon NovelToon
Karena Kau Yang Memulainya

Karena Kau Yang Memulainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

“Aku menghamilinya, Arini. Nuri hamil. Maaf aku selingkuh dengannya. Aku harus menikahinya, Rin. Aku minta kamu tanda tangani surat persetujuan ini.”
Bak tersambar petir di siang hari. Tubuh Arini menegang setelah mendengar pengakuan dari Heru, suaminya, kalau suaminya selingkuh, dan selingkuhannya sedang hamil. Terlebih selingkuhannya adalah sahabatnya.
"Oke, aku kabulkan!"
Dengan perasaan hancur Arini menandatangani surat persetujuan suaminya menikah lagi.
Selang dua hari suaminya menikahi Nuri. Arini dengan anggunnya datang ke pesta pernikahan Suaminya. Namun, ia tak sendiri. Ia bersama Raka, sahabatnya yang tak lain pemilik perusahaan di mana Suami Arini bekerja.
"Kenapa kamu datang ke sini dengan Pak Raka? Apa maksud dari semua ini?" tanya Heru.
"Masalah? Kamu saja bisa begini, kenapa aku tidak? Ingat kamu yang memulainya, Mas!" jawabnya dengan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Delapan

Nuri semakin tidak bisa memejamkan matanya. Entah apa yang disembunyikan oleh Alvin, saat tadi mereka bicara berdua. Nuri melihat Heru yang masih terlelap, ia juga tidak mau melepaskan Heru begitu saja. Mana bisa dia melepaskan laki-laki seperti Heru, yang sudah terlanjur ia bohongi, dan laki-laki seperti Heru lah yang selama ini Nuri cari.

“Gak, aku harus menikah dengan Heru. Aku tidak mau melepasnya. Atau aku miliki semuanya? Bapak dan Anaknya? Wah ... pastinya aku akan diratukan oleh mereka,” gumam Nuri dengan tersenyum licik.

“Oke, aku harus membuat rencana yang matang. Dua laki-laki kaya raya, mana bisa aku melepaskan mereka?” Otak jahat Nuri semakin membabi buta.

Pagi harinya, Nuri menemani Laras memasak untuk sarapan. Meski tidak bisa memasak, dia mencoba mencuri hati Laras, dan juga mencuri perhatian Alvin, hari ini ia pastikan akan mencoba membujuk Alvin lagi, apalagi Alvin masih menggilainya. “Ini kesempatanku!” batinnya.

Alvin baru saja keluar dari kamarnya, dia sudah memakai baju rapi, mungkin akan ke kantor.

“Lho papa mau ke mana? Gak sarapan dulu, Pa?” sapa Nuri dengan ramah dna manja.

“Mau ke kantor,” jawabnya dingin.

“Pa, aku masak lho? Makan dulu yuk?” ajak Nuri.

“Iya, nih calon menantu kita lho yang masak, Pa?” ucap Laras.

“Oke, papa sarapan, ini Heru ke mana?”

“Heru lagi mandi, Pa. Yuk makan dulu, sambil nunggu Heru,” ajak Nuri.

“Jam segini calon suamimu baru mandi? Dia niat kerja tidak?” gerutu Alvin.

“Pa, Heru sudah dapat cuti dari Pak Raka, dan dia kan dipindahkan ke kantor cabang juga, Pa?”

“Oh begitu? Ya sudah yuk, kita tunggu Heru saja di ruang makan,” ajak Alvin sambil merangkul Nuri.

Nuri sedikit risih, apalagi di depan Laras. Namun, Laras tidak mengapa, karena sudah menganggap Nuri seperti anaknya, apalagi Nuri sedang hamil cucunya, jadi dia senang suaminya welcome dengan Nuri.

Padahal sebetulnya itu anak dari suaminya, bukan calon cucu mereka, melainkan calon anak Alvin.

“Papa mau coba masakanku yang ini?” tawar Nuri.

“Boleh, coba ambilkan,” jawab Alvin.

“Silakan cicipi, Pa,” ucap Nuri.

Alvin mulai menyendokkan makanan ke mulutnya. Pagi ini dia melihat Nuri sepertinya sudah mulai stabil hatinya. Alvin tidak peduli di depannya ada Laras, dia menurunkan tangan kirinya, lalu mengusap paham Nuri dengan lembut. Nuri menggenggam tangan Alvin, dan memberikan isyarat padanya, lalu berbisik sesuatu pada Alvin.

Heru baru saja selesai mandi, dia pun sudah rapi, dia berniat untuk menemui Raka, ada hal yang ingin dia sampaikan pada Raka, da pun sudah membuat janji dengan Raka.

“Sayang ... kok kamu sudah rapi?”

“Iya, maaf aku belum bilang sama kamu, Sayang. Aku hari ini mau ketemu Pak Raka, ada hal yang ingin aku bicarakan padanya. Kamu tidak apa-apa kalau sama mama dulu di rumah?” ucap Heru.

“Ih kamu kok sukanya begitu?”

“Maaf, Sayang. Semalam aku lupa mau bicara sama kamu, aku ngantuk soalnya,” ucapa Heru.

“Gak apa-apa, di sini saja sama mama. Tapi, mama keluar sebentar, ya? Ada arisan, gak lama sih, kamu sama bibi dulu, ya?”

“Ya sudah deh, Ma. Gak apa-apa, di sini kan ada bibi, daripada aku di apartemen sendirian,” ucap Nuri.

Mendengar itu, Alvin tersenyum. Tentunya akan ada kesempatan dengan Nuri cukup lama di rumah nanti, pun dengan Nuri, sudah pasti Alvin akan di rumah menemaninya, saat nanti di rumah sendirian.

“Dengan begini, aku jadi lebih cepat menumpuk pundi-pundi kekayaan mereka. Om Alvin, Om Alvin .... Salahmu sendiri pakai hati?” batin Nuri.

Alvin membatalkan pertemuannya dengan Arini. Arini bingung sendiri, kenapa tiba-tiba semalam Mantan Papa Mertuanya itu ingin bertemu dengan dirinya, tapi pagi ini malam membatalkannya.

“Aneh, anak sama bapak sama-sama anehnya?” gumam Arini, dan Farid bisa medengarnya.

“Siapa yang aneh, Rin?”

“Itu papanya Heru. Semalam ngotot minta ketemu, karena mau bicara penting. ini malah batalin sepihak? Lucu sekali, anak sama bapak sama-sama anehnya, gak punya komitmen!” ujar Arini.

“Hush jangan begitu.”

“Memang nyata kok, Yah! Ayah aku hari ini pulang agak malam, ya? Juna pengin ditemani aku lesnya,” pamit Arini.

“Juna atau Daddynya?”

“Dua-duanya, Yah!”

“Mau kapan Raka lamar kamu?”

“Nanti deh, Yah. Aku belum selesai masa idah,” ucapnya.

“Ayah tunggu!”

Arini hanya menganggukkan kepalanya saja. Dia masih belum memikirkan untuk menikah lagi, Arini sedang menikmati masa-masa pendekatan yang nyaman dengan Raka. Pun dengan Raka. Arini juga sedang belajar menjadi sosok ibu yang baik untuk Juna. Bukan hanya menjadi istri yang baik nantinya untuk Raka, tapi ada Juna, yang juga membutuhkan dirinya. Prioritas utamanya malah lebih condong ke Juna, yang kadang membuat Raka cemburu karena Arini begitu dekat dengan anaknya.

Arini pamit untuk ke kantornya. Dia sebetulnya masih penasaran dengan papannya Heru semalam yang ingin bertemu, tapi tiba-tiba membatalkannya.  Arini menangkap keanehan itu, karena semalam papanya Heru benar-benar serius bicaranya.

Arini tidak langsung ke kantornya, karena hari ini dia menemani Juna untuk acara Cooking Class di sekolahannya. Raka meminta Arini untuk menemani Juna, karena dirinya ada urusan kantor yang harus diselesaikan. Arini menemani kegiatan Juna di sekolahan dengan penuh kebahagiaan, melihat Juna bahagia sekali, Arini turut bahagia, apalagi Juna mengenalkan Arini adalah calon ibunya. Arini begitu terharu Juna sangat antusias mengenalkan Arini pada teman-temannya, kalau Arini akan jadi ibunya.

“Nanti pulangnya aku pengin makan es krim, Mom,” pinta Juna.

“Oke, nanti kita makan es krim. Sekarang kamu bersih-bersih, lepas apronnya, lalu cuci tangan,” perintah Arini.

Juna sekarang memanggil Arini dengan sebutan Mommy, itu karena Raka yang mengajarinya, apalagi Raka bilang kalau Arini akan menjadi ibunya. Arini sebetulnya risih, tapi mau bagaimana lagi, ia tak bis menolak Juna, karena sudah terlanjur sayang dengan Juna.

Arini membawa Juna ke kedai es krim kesukaan Arini dan Juna. Mereka ke sana berdua, karena Raka masih sibuk, dan rencananya setelah makan es krim, Arini akan mengajak Juna ke kantor Daddy nya. Raka meminta Juna diantar ke kantornya saja.

“Ayok duduk di sana?” ajak Arini.

Juna mengangguk, mengikuti Arini. Arini mengedarkan pandangannya, mencari pelayan karena akan memesan menu. Namun, pandangannya tertuju pada dua orang di pojok ruangan. Dua orang yang tidak asing untuknya. Arini mengernyitkan keningnya, saat laki-laki itu mencium tangan perempuan dan mengusap perut perempuan di sampingnya.

Arini mencoba mendekatinya, sekalian memesan menu. Iya Arini sangat kenal betul dengan mereka.

“Papa?” sapa Arini.

“Hei ... Rin? Ka—kamu di sini lagi apa? Sama siapa?” ucap Alvin gugup saat melihat Arini.

“Oh itu, sama Juna, anaknya Raka. Tadi habis antar dia ikut kegiatan cooking class di sekolahannya,” jawabnya.

“Oh, begitu?”

“Iya, Pa. Papa di sini lagi apa? Sama Nuri saja? Gak sama Mama Laras?” tanya Arini basa-basi, dan otaknya sudah mulai berpikiran macam-macam, ada apa papanya Heru dengan Nuri? Apalagi tadi terlihat mesra.

“Papa tadi sama mama juga, tapi katanya mau keluar sebentar, itu ke depan, ke butik depan itu, mau belikan baju hamil untuk Nuri, semalam menginap, gak bawa baju dia, iya kan, Nuri?”

“Ah ... i—iya,” jawab Nuri gugup.

“Mommy ayo buruan pesan.” Juna mendekati Arini karena sudah tidak sabar untuk menikmati es krim.

“Mommy? Wah ... sudah dipanggil mommy saja nih? Mau nikah sama Raka kamu?” tanya Nuri.

“Iya, Tante Arin calon Mommy aku, Tante,” jawab Juna.

“Oh begitu? Ya sudah saya mau pesan menu dulu, Pa, Nuri, marii ....”

Arini dan Juna meninggalkan mereka, dia terus berpikir ada hubungan apa Papanya Heru dengan Nuri, sampai sedekat itu dan seromantis itu.

“Ah masa sama Papanya Heru?” batin Arini.

1
Uthie
tapi intinya, Heru itu beneran anak kandungnya Alvin bukan tuhhhh???? 🤨😏
Ira
Apapun alasan papa heru dia laki2 menjijikan .. Bisa2nya satu wanita dipakai ayah anak.. Hewan aja tak akan makan anak nya.. Laah papanya heru.. Menjijikan
Yuliana Tunru
jalang serakah heru bodoh..gmn klo semya terbongkar bisa2 heru dan laras jena serangan jantung..tp itu ya sebab x alvin tak mau oerusahaan x di kelola heru kan bkn ank kandung x
Jeng Ining
double kick utk Heru nih😄😄😅
Uthie
Yaa udah... cepetan dehh dibongkar aja Nurr... biar ketahuan jalang nya kamu itu 😌😏
afaj
Lo g tau ceritanya sblm Lo datang wak
afaj
wkwkwkkwwk
afaj
bs kaki u dpt yg lbh baik Wak
afaj
msh ada kesempatan untuk mendapatkan yg lbh baik her
afaj
wkwk keren g tuh 🤪🤪
Yuliana Tunru
nah lho heru mikir aneh kan good lah pelan2 perhatikan z hubungan kedua x biar nanti tdk.kaget
Uthie
udah cepetan selidiki.....biar kamu tau wanita pilihan kamu itu adalah jalang bapakmu Her 😏
Nofita Sari
ya d selidiki dong her jngan diem aja kyk orang bodoh
Zahbid Inonk
heru kamu boloho mamam tah d bayar tunai karma
afaj
hmmm hmm hmmm
Yulia Irawan
kayaknya bagus nih....
Uthie
Biarin aja mereka Arin.... nanti juga terkuak sendiri koq 😏
afaj
hahahha papa jauh juga langkah nya
Machmudah
pgn Tau karmanya mereka bertiga, anak mertua menantu
Arin
Ckckck......si Nuri sok kecantikan...... kegatelan banget jadi perempuan. Sama bapaknya mau, anaknya di embat juga......
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!