My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Bansos
...Kamu tetap putri kecil Daddy, sampai kapanpun tetap akan menjadi putri kecil Daddy walaupun suatu saat kamu menikah....
...(Dony Wicaksono)...
...------------------------------------------------...
Leta baru saja selesai bersiap untuk acara di kampusnya, memang hampir setiap penerimaan Mahasiswa/wi baru di kampus selalu mengadakan Bansos ke beberapa daerah yang menurut mereka layak untuk di bantu.
Bukan hanya pakaian layak pakai, namun mereka juga menyiapkan makanan juga sembako yang akan di berikan kepada orang-orang di sana yang membutuhkan.
perfect,,!
Leta menoleh saat suara ponselnya berdering, dia lantas membaca pesan dari Alis.
"Honey,, kamu udah bangun?" Suara dari balik pintu membuat Leta berjalan dan membukanya terlihat Melisa berdiri di sana.
"Morning Mom"
"Morning,, Mommy kira belum bangun anak mommy."
Leta tersenyum dan mengecup pipi Melisa "Hari ini kan Leta harus berangkat pagi Mom."
"Sarapan dulu yuk, Mommy sudah siapin di bawah."
"Bentar Mom,,"
Leta kembali masuk untuk mengambil tasnya. "Ayo Mom" Mereka berjalan masuk lift menuju lantai bawah dimana sarapan sudah tertata di meja makan.
"Daddy kemana Mom?"
Melisa mendongak dan terlihat Doni yang baru saja keluar kamar. "Itu Daddy."
Leta menoleh dan tersenyum saat melihat laki-laki yang merupakan cinta pertamanya berjalan turun.
"Morning princess Daddy" Ucapnya mengecup pucuk rambut Leta.
"Morning Daddy."
Doni mengusap pucuk rambut Leta dan duduk di kursi, mereka menikmati sarapan bersama.
Leta yang memang selalu di manja oleh keluarganya tampak menikmati sarapan yang di buatkan Melisa.
"Sayang Kamu beneran mau ikut acara bansos kampus? Gak capek?" Ucap Melisa menatap putrinya yang masih mengunyah roti.
"Engga Mom, itu kan acara kampus jadi Leta harus ikut."
"Tapi kamu harus ingat gak boleh kecapean juga kepanasan. Banyak minum air putih selama kegiatan."
"Siap Daddy"
"Hari ini Daddy yang bakal anterin kamu sekalian Daddy ada meeting dekat kampus kamu."
Leta mengangguk dan mengacungkan jempolnya,,
Melisa hanya menggeleng dengan tingkah putrinya "Minum dulu susunya."
"Eum,,"
Leta mengangguk dan meneguknya hingga tandas.
Di Usianya yang terbilang menginjak dewasa, namun Leta tetap bersikap manja apalagi kedua orangtuanya juga Jonathan yang sangat menyayanginya.
Semua yang Leta butuhkan, semua yang Leta mau sudah pasti akan mereka wujudkan.
Setelah selesai sarapan, Leta berangkat bersama Doni banyak obrolan saat di dalam mobil, namun pastinya Leta lah yang terus bercerita soal kegiatan di kampus juga semua hal yang dia lalui.
Hingga tanpa terasa mobil sampai di depan kampus, Leta menoleh dan tersenyum.
"Makasih Daddy."
"Ingat pesan Daddy, jangan capek juga banyak minum oke."
"Siap"
"Papay Dad, Love you"
"Love you too Honey."
Doni terus menatap Leta yang berjalan masuk, baginya Leta tetap putri kecilnya yang begitu manja.
Kamu tetap putri kecil Daddy, sampai kapanpun tetap akan menjadi putri kecil Daddy walaupun suatu saat kamu menikah.
Doni baru saja akan melajukan mobilnya, namun matanya menatap sosok laki-laki yang dia kenal.
"Itu bukannya Langit, teman Leta." gumam Doni lantas membuka mobilnya.
Sementara Langit baru saja berbicara dengan supir bus yang akan membawa rombongan ke Ciracas.
Kampus mereka memang menyediakan bus untuk kegiatan-kegiatan seperti ini.
"Langit." Panggil Doni.
Langit mengernyit saat melihat Doni berjalan menghampiri.
"Om,,"
Doni tersenyum dan menatap dua bus di sana.
"Jadi kegiatan nanti pakai Bus?"
Langit menoleh menatap dua bus yang terparkir di depan kampus. "Iya Om"
"Oya Om boleh minta tolong sama kamu?"
"Soal apa Om?"
"Om titip Aleta, dia belum baru saja sembuh karena kejadian kemarin dan sebenarnya Om melarangnya ikut tapi Leta memaksa ikut, Om minta tolong jaga Aleta selama di sana ya, dia juga tidak bisa terlalu lama kenapa panas pasti nanti mimisan jika terus berada di luar.Tolong kamu ingatkan Aleta untuk terus minum ya Langit."
Langit mengangguk. "Baik Om,,"
"Terimakasih sebelumnya, Maaf kalau malah merepotkan kamu."
"Gapapa Om."
"Ya sudah Om pamit dulu, Terimakasih sekali lagi."
Langit mengangguk dan menatap Doni yang masuk ke dalam mobilnya.
Arga melihat Langit berbicara dengan seseorang lantas mendekat. "Lo ngobrol sama siapa Lang?"
"Bokap nya Aleta."
Arga menautkan kedua alisnya, "Lo kenapa bokap nya Leta.?"
Langit mengangguk dan berjalan masuk meninggalkan Arga yang masih syok.
Wait-
Langit kenal sama Bokap nya Aleta? Mereka juga tadi keliatan akrab.
"Astaga Langit- Kesal Arga saat melihat Langit pergi begitu saja meninggalkan dirinya.
Di Lapangan Kampus sudah terlihat semua Maba di sana, mereka tampak sudah bersiap untuk kegiatan hari ini.
"Langit Lo dari mana saja gue cariin dari tadi."
Luna langsung menghampiri Langit "Oya nih, Lo pasti belum sarapan kan?"
Langit menatapnya tanpa berniat menerimanya.
"Eit gue juga belum sarapan, thanks Lun" Ucap Arga yang langsung mengambil kotak makan Luna.
"Arga.!" Kesal Luna.
Leta yang sudah bersama Alis tampak berada dalam gerombolan Maba, namun saat Leta menoleh Tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan Langit yang juga tengah melihat ke arahnya.
Bruk.!!
"Aduh- Rintih Leta saat Bahunya di tabrak dari belakang.
"Sorry Sorry Leta gue gak liat." Ucap salah seorang Mahasiswa lian.
Leta mengangguk namun tangannya mengusap bahunya yang- sedikit sakit.
Langit menghela napasnya dan menoleh saat Arga memanggilnya.
"Kita berangkat sekarang Lang, lagian juga udah siang."
Langit menatap jam di tangannya, dia hanya mengangguk membuat Arga segera mempersiapkan semuanya.
Dua bus kampus telah siap jalan dan semua Maba di bagi menjadi dua kelompok.
Aleta dan Alis mendapatkan Bus Nomor 2 dan mereka langsung masuk ke dalam bus.
"Masuk sesuai dengan kelompok masing-masing" Teriak Gala.
Langit hanya menyilangkan kedua tangannya, dia menatap semua. Sebagai ketua BEM juga sebagai ketua dalam kegiatan ini, Langit harus bertanggung jawab dengan semuanya termasuk keselamatan juga kelancaran acara.
"Lo ikut Bus mana Lang?" Ucap Gala menghampiri.
"Dua."
Gala mengangguk dan dia mencari Boni, karena sudah pasti langit akan bersama Arga di Bus 2 sementara dirinya di Bus 1 bersama Boni.
Semua sudah duduk di kursi dalam Bus, hingga Langit dan Arga masuk membuat beberapa Mahasiswi bersorak karena mereka satu Bus dengan idola mereka.
"Untung banget kita satu bus dengan Kak Langit."
"Aaa gue bisa satu bus dengan Idola gue."
"Mimpi apa gue semalam bisa barengan kak Langit "
Arga hanya menggeleng dengan bisikan-bisikan tentang Langit. Seakan sudah biasa mendengar ucapan mereka yang terpesona dengan ketampanan sahabatnya itu.Sedangkan Langit sendiri tampak cuek saja.
"Oke teman-teman sebelum kita berangkat lebih baik kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa di mulai." Ucap Arga membuat semua berdoa termasuk Aleta yang tampak menunduk.
"Selesai.. Bismillah ayo Pak Jalan."
"Siap Mas Arga."
Langit sempat menatap Leta sebelum dirinya duduk bersama Arga.