kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pasrah
Matahari mulai terbenam, falinda pulang dengan langkah gontai, bagiamana Tidak hasil tes yang ia bawa membuat dirinya kecewa, kecewa akan sakit yang Tidak pernah ia hiraukan,
"Ya Allah apa salahnya ku sehingga engkau memberi cobaan yang begitu berat kepadaku, apakah belum habis cobaan yang engkau berikan,," racau falinda yang duduk di sebuah danau untuk menuntaskan kecewa yang ia rasakan..
Belum genap ia menikah dengan Tama sang pujaan hati, belum juga ia bisa membuat hati Tama untuk dirinya apakah ia akan menyerah berjuang mendapatkan cinta kembali suaminya, dan ia takut di saat ia berjuang dan membuat kan hasil, ia akan mematahkan lagi,,
"Apa aku mulai dari sekarang saja ya berusaha menjauh dari kak Tama, aku jga tidak ingin merepotkan mereka dengan penyakit ini..." dengan bimbang falinda merenung, dan ia pun kembali pulang saat matahari sudah mulai terbenam..
Dengan langkah gontai falinda berjalan mencari taxi atau ojek online yang bisa mengantarkan ia pulang, ia juga tak ingin nanti suaminya pulang sebelum ia ada di rumah dan membuat huru-hara??
Sampai di apartemen falinda langsung masuk dan membersikan dirinya, ia juga menyimpan tapi amplop rumah sakit itu. Ia bertekad toska akan memberi tahu suami karena ia takut menjadi beban lelaki itu, apalagi selama ini ia sudah banyak ucapan yang di lontarkan suaminya akan dirinya yang hanya numpang hidup..
Ceklek
Tama pulang kerja pun mengernyit saat rumah tampak sepi itu, ia juga heran biasanya ia pulang falinda sudah berada di dapur menyiapkan makan malam, dan malam inis sedikit aneh menurutnya.
"Falinda..." teriak Tama saat memanggil falinda.
Ceklek
Falinda keluar saat mendengar suara menggelegar suaminya memanggilnya..
"Ada apa kak, maaf belum bikin makan malam, falin baru saja mandi.." ucap falinda yang keluar dengan handuk yang masih berada di atas kepalanya.
"Emb.. gak papa siapkan aku air hangat aku ingin segera mandi." ucap Tama yang duduk di ruang tamu dengan melonggarkan dasinya..
Falinda pun langsung pergi ke kamar Tama ia juga sudah terbiasa keluar masuk kamar Tama satu bulan ini, karena ia ingin berbakti kepada suaminya dan juga kewajiban sebagai istri yaitu melayani.
falinda pun cekatan menyiapkan air hangat untuk suaminya, setelah selesai ia menghampiri suaminya.
"Kak airnya sudah siap.." falinda yang berkata, dan Tama langsung pergi ke kamarnya.
3 bulan berlalu kini hubungan falinda dan juga ta sudah berjalan setengah tahun, falinda masih rutin ke rumah sakit Tampa di ketahui oleh suami, ia melakukan pengobatan dengan cara mengonsumsi obat aja ia belum bisa untuk menjalani kemoterapi karena ia bingung dengan alasannya.
Tama juga sudah bisa menerima falinda dengan baik walaupun sampai saat ini Tama sedikit cuek dan juga dingin kepadanya, ia selalu berusaha untuk membangun percakapan dengan suaminya, tapi tak membuat falinda menyerah, bahkan ia juga sudah tinggal satu kamar walaupun falinda tahu jika mereka sudah melakukan kewajibannya tama selalu bangkit dan jarang mereka tidur saling berpelukan, dan memunggungi!!
"Bagiamana dok hasilnya..." tanya falinda yang duduk di hadapan sang dokter yang menanganinya.
"Huh... begini falinda, penyakit kamu sekarang sudah di stadium 3, padahal kamu mengkonsumsi obat-obatan dan juga hanya dengan satu cara jika penyakit kamu itu sembuh. Dan hilang tapi kita tidak bisa menjaminnya." dokter yang menangani falinda mendesah.
"Apa selama ini falinda minum obat tidak bisa menyembuhkan penyakit falin dok.."
"Obat hanya mengurangi rasa sakit tapi tidak bisa memusnahkan penyakit kamu, jadi kamu harus melakukan kemoterapi, dan mulai bulan depan apa kamu tidak ingin sembuh falin.."
falinda bingung, apa ia harus pasrah saja, dengan keadaan yang mungkin bisa merenggutnya kapan saja,
"Apakah aku harus pasrah, dan meninggalkan kenangan bersama kak Tama, tapi aku akan berusaha untuk meninggalkan jejak agar sakit hati di hati Tama sedikit berkurang nantinya." batin falinda uang yang berkecamuk.
Di lubuk hati yang paling dalam ia ingin sehat dan juga bahagia, ia juga ingin seperti pasangan pada umumnya, memiliki pasangan dan juga anak, ia juga ingin hidup hingga tua nanti tapi apa daya, umur tidak ada yang tahu.
"Apa dengan cara kemoterapi akan bisa sembuh dok.."
"insyaallah bisa asalkan rutin hingga kanker gitu hilang, apa kamu ingin pengobatan seperti itu.." tanya sang dokter.
falinda mendesah kasar ia juga ingin melakukan pengobatan itu tapi ia takut jika keuangan yang di berikan oleh suaminya ia gunakan untuk pengobatan, dan jika ia nanti di tanya ia akan jawab apa.
"Saya masih mau memikirkan duku dokter, terimakasih sudah mau menangani sakit saya." falinda yang ingin segera pulang.
"Jangan lupa jika sudah di pikirkan tawaran itu, karena kami sebagai dokter ingin yang terbaik untuk pasien, jangan pantang menyerah semangat.." ucap sang dokter muda itu.
"Makasih dok kalau begitu saya permisi.." falinda pun keluar dari ruangan sang dokter. setelah dokter mengangguk dan tersenyum.
di perjalan ia selalu memikirkan apa yang di jelaskan oleh sang dokter. membuat beban di pundak nya semakin berat, ia ingin berbagi beban dengan suaminya tapi ia sadar ia jarang berkomunikasi dengan Tama, hanya seperlunya saja.
sampai di rumah falinda sangat lemah ia bahkan malas untuk sekedar membuat makan malam, tubuh yang selama ini berisi menjadi sedikit kurus karena. Penyakitnya. Bahkan untuk makan banyak ia sudah tak berselera hingga terkadang jika di paksakan ia akan muntah.
Ceklek
falinda tahu pintu terbuka menandakan ada yang masuk mungkin suaminya sudah pulang, ia ingin menyambutnya, dengan semangat ia keluar walaupun badannya sedikit lemah..
"Kak sudah pulang.."
"Hemb... "
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.