naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan bunda clara
Pukul lima nara selesai bekerja, dia membereskan peralatan di atas mejanya dan merapikannya. Nara melirik singkat jam di tangannya, pukul lima lebih dua belas menit. Segera dia mengambil tasnya untuk pulang.
“Nara, bareng sama gue baliknya” ucap merlin. Mereka sering pulang bersama karena satu arah.
Nara menggeleng pelan, sebenarnya dia sangat mau tetapi kini mereka sudah berbeda arah. “Lo lupa? Gue udah gak tinggal di rumah lagi” jawab nara.
Merlin tersenyum kecil, lalu menggaruk pipinya yang tak gatal. “Iya juga. Sorry lupa gue” kata merlin.
Nara mengibaskan tangannya keatas seolah berkata tidak papa. Dia segera berjalan menuju halte bus, belum sempat sampai tiba tiba sebuah mobil hampir menyerempet nya. Nara terkejut sampai melompat, kaget dia mengelus dadanya.
Mobil itu berhenti di depannya, nara bersiap siap untuk memarahinya. “Mas, kalo nyetir hati hati dong! Kalau nabrak saya gimana? Mas mau tanggung jawab?” omel nara mengetuk ngetuk kaca mobil itu.
Saat pintu mobil terbuka hingga menampilkan siapa yang mengemudi, seketika kemarahan nara naik satu level. Itu naresh, cowok itu sepertinya sengaja ingin membunuhnya.
“Lo gila? Lo mau bunuh gue hah?” nara memelotot marah.
Naresh yang berada di seberang mencondongkan badannya lalu menarik gadis itu untuk masuk. Membuat nara semakin marah.
“Apa apaan sih lo? Gue mau turun. Ogah pulang sama lo” nara memberontak melepaskan tangan naresh dari tangannya.
“Duduk nara!”
“Nggak! Gue bisa pulang sendiri!” nara kekeh dengan keinginannya.
Naresh harus bersabar menghadapi tingkah istrinya yang begitu kekanak kanakan. “Duduk nara! Di apartemen ada bunda, kita harus cepat” ucap naresh.
Nara membulatkan matanya, “bunda?” beonya pelan.
Naresh mengangguk. “Makanya, lo kalo di bilangin jangan kayak anak kecil” tegur nya.
Nara yang di bilang begitu mendelik tajam, akhirnya dia duduk dengan anteng. Naresh segera melajukan mobilnya menuju apartemen, bunda clara sudah lama menunggu mereka.
“Aduh, gimana kalau bunda lihat kita pisah kamar?” tanya nara bimbang.
“Kamar gue dikunci” ujar naresh.
“Sama gue juga” sahut nara. Dalam hati mereka bernafas lega, setidaknya sang bunda tidak bisa melihat kamar.
Lima belas menit sampai di apartemen, keduanya buru buru masuk ke dalam apartemen. Benar saja, sang bunda tengah duduk di depan tv seraya menonton. Jangan tanya kenapa bunda clara bisa masuk, karena dia menghubungi mama yesi.
“Bunda, kenapa gak ngabarin nara kalau mau kesini?” nara segera menghampiri sang bunda yang tengah menonton. Di ikuti naresh yang menyalami tangan sang mertua.
Bunda clara mematikan tv, lalu menatap anak bungsu dan menantunya. Senyum menggoda dia tahan “sengaja. Mau liat pengantin baru” ujar nya menggoda.
Nara melirik naresh yang duduk di sampingnya. Naresh hanya diam, wajahnya datar tak berekspresi. “Kita baik baik aja kok bun” jawab nara.
Bunda clara menatap keduanya selidik, ada gelagat aneh yang mereka sembunyikan. “Kalian tidak berniat bulan madu? Sibuk soal pekerjaan? Padahal kalian pengantin baru”
Kali ini nara tak bisa menjawab, dia menggigit bibir bawahnya lalu melirik pada naresh yang terdiam. Dengan sengaja dia mencubit pria itu sampai naresh menoleh lalu dia memberikan kode supaya naresh menjawab pertanyaan bundanya.
“Kalau aku tidak keberatan menunda pekerjaan, gak tahu dengan nara” ucap naresh sengaja.
Nara mendelik tajam pria itu yang menyeringai, lalu menginjak kakinya dengan sengaja. “Aku ada kerjaan bunda, sibuk. Mungkin lain kali” jawab nara melirik tajam pada naresh.
“Sayang sekali. Padahal bunda udah siapin tempat buat kalian bulan madu” ucap bunda clara.
Nara menggigit bibir bawahnya, bagaimana lagi dia harus menjawab. “Kalau nara sudah nggak sibuk, mungkin kita bulan madu”
“Hm, semoga secepatnya” gumam nara.
“Um, bunda mau menginap disini?” tanya nara pada akhirnya.
Bunda clara berpikir sebentar sebelum mengangguk. “Boleh. Bunda pengen lihat gimana kehidupan kalian sebagai pengantin baru”
Nara dan naresh sontak memelotot, mereka saling menatap sebentar seolah berkata ‘kalau ketahuan gak sekamar gimana?”
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor