NovelToon NovelToon
Di Penjara Janji : Perawan untuk Perjaka

Di Penjara Janji : Perawan untuk Perjaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Fantasi Wanita / Tukar Pasangan
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sadar T'mora

Dewi Amalina telah menunggu lamaran kekasihnya hampir selama 4 tahun, namun saat keluarga Arman, sang kekasih, datang melamar, calon mertuanya malah memilih adik kandungnya, Dita Amalia, untuk dijadikan menantu.

Dita, ternyata diam-diam telah lama menyukai calon kakak iparnya, sehingga dengan senang hati menerima pinangan tanpa memperdulikan perasaan Dewi, kakak yang telah bekerja keras mengusahakan kehidupan yang layak untuknya.

Seorang pemuda yang telah dianggap saudara oleh kedua kakak beradik itu, merasa prihatin akan nasib Dewi, berniat untuk menikahi Kakak yang telah dikhianati oleh kekasih serta adiknya itu.

Apakah Dewi akan menerima Maulana, atau yang akrab dipanggil Alan menjadi suaminya?

***

Kisah hanyalah khayalan othor semata tidak ada kena mengena dengan kisah nyata. Selamat mengikuti,..like dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐, yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sadar T'mora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Masalah perempuan ngidam

Seyogianya ada restoran yang telah lama beroperasi di lantai 7 yang lebih dekat dengan kamar tunggu mereka, namun Dita ingin makan malam di restoran lantai satu yang baru akan lounching besok.

Untuk menunjukkan kasih sayangnya, Arman menuruti kehendak Dita. Lagipula mereka penguasa, siapa pun tidak ada yang boleh meremehkan.

Menu untuk acara besok bahkan disiapkan di restoran lantai 7 serta lantai 13, tapi koki dipaksa menyiapkan hidangan di lantai satu. Bukankah ini namanya cari gara-gara, mana mintanya menu sea food kepiting lobster besar pula itu. Minyak dan saos akan mengotori alas meja makan baru, tapi siapa yang peduli. Itu adalah derita mereka sebagai karyawan untuk membersihkannya, agar bisa dipakai lagi besok dalam keadaan bersih. Nona kedua dan Tuan Arman adalah pemilik hotel, cari masalah namanya kalau ada yang berani membantah.

Dewi dan Alan yang akan keluar melalui lobby tentu saja akan melewati restoran lantai satu. Bukan tidak bisa langsung ke parkiran khusus mobilnya, tapi dia sekalian mau inspeksi sudah sejauh mana persiapan untuk acara besok.

"Apa yang mereka lakukan di dalam sana?" Dewi terkejut saat melihat dari kaca transparan kehebohan yang terjadi di salah satu meja makan utama.

Alan tentu saja sudah melihatnya, "Bukankah mereka sedang makan?"

Kalau itu aku juga tau tapi kenapa para koki mengijinkan. Apakah mereka tidak punya mulut untuk menjawab, bahwa belum ada yang dibolehkan menggunakan fasilitas restoran lantai satu. "Aku akan menegur mereka," kata Dewi geram.

Diikuti Alan, Dewi masuk ke dalam restoran. "Apa kalian tidak tau peraturan?"

"Ah, Kak! Ayo makan, ini enak sekali." Dita sepertinya tidak mendengar teguran Dewi. Dia asik makan dengan lancar karena Arman dengan baik hati mengopek cangkang kepiting lobster untuknya. Bagitu juga calon mertuanya sangat memanjakan Dita, semua keinginannya dipenuhi terlebih dahulu.

Melihat tegurannya tidak diindahkan, "Arman! Sebagai eksekutif apa kamu lupa pada aturan. Restoran ini belum boleh digunakan sebelum acara lounching, besok." Dewi menegur Arman masih menjaga intonasinya. Si Dita, si kurang akal ini mana lemah jantung lagi. Bisa pingsan jika dia langsung membentak.

Fokus Arman bukan pada Dewi tapi Alan yang berdiri sangat dekat di samping wanitanya. Arman merasa ingin melempar piring kepiting lobster yang berisi cangkang kosong ke wajah pria itu tapi dia terpaksa menahan diri. Bisa kegeeran si Dewi kalau dia tau betapa Arman masih sangat mencintainya. "Memangnya apa yang terjadi kalau makan disini sebelum lounching?" tanya Arman. Ekspresinya masam seolah direndam air cuka.

"Arman, peraturan adalah peraturan! Apa kata karyawan kalau kita sebagai pimpinan justru yang melanggar!"

"........" Arman belum membuka mulutnya.

Prang!

Nyonya Bagio meletakkan tang pembuka cangkang seafood ke piring di depannya sehingga menimbulkan bunyi yang keras. "Si Dita yang kepingin. Apa kamu tidak tau kalau ibu hamil harus dituruti maunya, agar tidak ileran serta keterbelakangan mental setelah anaknya lahir." Nyonya Bagio menjawab dengan suara keras. Bahkan jantungnya ikut meledak-ledak menahan amarah.

Suaranya terdengar sampai ke dapur. Para koki dan pelayan yang berdiri agak jauh pun terkejut, apalagi Dita yang duduk tepat di sampingnya. Arman mendekatkan kursinya ke arah Dita agar dia bisa memeluk gadis lemah itu.

"Bu, sabar!" tegur Tuan Bagio menepuk-nepuk punggung istrinya.

Dewi terperangah, anaknya belum resmi jadi Direktur Utama kenapa ibunya sudah berlagak di depannya. Pakai alasan kehamilan Dita, apakah dia masih tidak bertoleransi? Mana suaranya kencang, lagi. Apakah urat malunya sudah putus. Tidak mikir apa kalau karyawan semua punya telinga yang bisa mendengar dan punya mulut yang bisa bergosip. Si Dita hamil sebelum menikah, Astagfirullah, ucap dalam hati Dewi. "......" Dia kehilangan berkata-kata.

"Peraturan dibuat untuk karyawan, tapi Dita pemilik saham dan masih saudara. Dia memang tidak pernah menganggap kita sebagai keluarganya." Nyonya Bagio mengusap wajahnya yang berkeringat karena keseruan makan. Kepiting lobster yang sangat lezat tapi kerena teguran Dewi, dia jadi hilang selera. Kalau dilihat dari jauh sepertinya dia menangis, Nyonya Bagio mengusap hidungnya yang keluar ingus karena kepedasan, seolah dia terisak.

Tidak bisa dihindari bahwa drama ini akan dilihat oleh Koki dan karyawan, seolah Dewi telah menindas orang yang sedang makan. Setahunya orang ngidam ingin makan sesuatu memang wajar tapi tidak ada yang ngidam harus makan di suatu tempat. Dan harus di tempat itu tidak bisa dirubah ke tempat lain. Aneh bin ajaib, hamil apa dia? Anak siluman, kah!

Tapi Dewi tidak mungkin memperbesar masalah ini, dia masih punya urat malu. Dewi melihat sekeliling, ada 5 karyawan serta 2 koki.

Berita mengenai Dita yang ingin makan lobster kemungkinan telah tersebar ke karyawan restoran lantai 7 dan 13, namun apa yang terjadi tidak boleh sampai bocor. "Jika ada pembicaraan di ruangan ini yang tersebar ke luar apalagi ke pihak media. Maka kalian semua akan diberhentikan secara tidak hormat!" tegas Dewi.

Karyawan berbaris di depan Dewi, tidak ada yang berani bersuara. Seorang koki yang menjadi kepala bagian dapur maju bicara. "Ibu Dewi, jangan khawatir. Kita masih butuh pekerjaan ini untuk menghidupi keluarga. Mereka semua adalah orang yang saya asuh, kesetiaan mereka sudah terjamin."

"Apalagi kita digaji lebih mahal daripada di tempat lain. Meski begitu, bagi kita reputasi lebih penting dari pada uang. Kita tidak akan mengkhianati Bos di tempat kita mencari makan," sambung koki kedua memberi jaminan.

"Baik, saya pegang janji kalian." Tanpa permisi pada Arman dan keluarganya, Dewi mengajak Alan pergi. Kalau masalahnya pada perempuan hamil yang lagi ngidam, Dewi menyerah.

*

"Are you, okey?" Arman bertanya pada Dita dengan suara lembut.

Hm, Dita mengangguk. Dia dan Arman sama-sama tau kalau Dita tidak hamil. Tapi alasan ini sangat ampuh menundukkan keotoriteran si Dewi, sebelah ujung bibir Dita terangkat samar.

"Masih mau makan lagi?" tanya Arman.

"Ibu?" tanya Dita pada Nyonya Bagio. "Apakah masih selera?"

Nyonya Bagio tersentuh dengan perhatian Dita. "Tidak sia-sia kita memilih kamu, nak. Lembut dan baik hati. Lihat itu Arman! Ibu beruntung kamu jadi anak yang penurut. Ayo makan lagi! Jangan biarkan ada yang tersisa walaupun itu cuma secuil daun bawang. Jilat semua sampai bersih," katanya.

Dita tersenyum senang, Ibu mertua satu server dengannya. Akan mudah mendapatkan hati Arman kedepannya, karena Dita tau Arman belum bisa move on dari Dewi.

Memang benar pikiran si Dita, Arman tidak perduli istri lembut dan baik hati. Yang penting baginya, istri yang bisa membuatnya puas dalam urusan seks. Dewi telah menunjukkan kemampuannya, ditambah Arman masih tidak bisa melupakannya. Hah, dia mendesah dalam hati.

Dita lemah ditambah ada masalah dengan jantungnya, bisa-bisa sekali genjot langsung pingsan. Apa dia tega menggaulinya?

____________

1
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
next thor, ditunggu kelanjutannya 🤗
Almora
Hai, sudah up ya. Mari tunggu notifikasi dari NT. Thanks
Almora
Sudah up ya, mari kita tunggu notifikasi NT thanks.
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
aaa.. gak terima Alan punya anak dr wanita lain 🙄
May Keisya
syukurin...org jahat pasti dapetnya apes
May Keisya
Dita kayanya pura2 sakit
May Keisya
jgn2 si Dita bkn adiknya
Almora
udah up ya, udah lolos juga tapi kok belum ada konfirmasi dari NT nya, please.
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
iya tu wi, Alan pelakunya 🤣🤣🤣
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
noh.. bodyguardnya yg menggenggam tangan Dewi 😂
Ruzita Ismail
Luar biasa
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
aku rasa Alan mungkin tau wi kalo kamu sdh gak V lagi
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
jangan kasih kendor buat Dita sama Arman 🙄
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya seperti namaku Devi adekku Dewi 😆
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ahh masa sih Alan Va 🙄
Widi Widurai
salah asuhan brt wkkwkwk pengasuh e meracuni hati dan pikiran dita
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ditunggu kelanjutannya thor 🤗
Almora: Oke, terima kasih. Sudah up ya, tunggu notifikasi dari NT thanks
total 1 replies
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
mksdnya apa nie 🙄
Widi Widurai
hrsnya siii skalian aja buat kejutan sampe dita mati saking shock nya
Widi Widurai
dia aja ga nyadar kl otoriter wkkw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!