NovelToon NovelToon
Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Kembali Di Hari Sebelum Bencana AKHIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Fantasi Wanita
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Roditya

Vivian, kelinci percobaan dari sebuah lembaga penelitian, kembali pada satu bulan sebelum terjadinya bencana akhir zaman.

selama 8 tahun berada di akhir zaman.

Vivian sudah puas melihat kebusukan sifat manusia yang terkadang lebih buas dari binatang buas itu sendiri.

setidaknya, binatang buas tidak akan memakan anak-anak mereka sendiri.
.
.

bagaimana kisah Vivian memulai perjalanan akhir zaman sambil membalaskan dendamnya?
.

jika suka yuk ikuti terus kisah ini.

terimakasih... 🙏🙏☺️😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

"Kris bolehkah mama meminta tolong sekali lagi padamu?."

"Memang mama ingin minta tolong apa?."

"Bisakah... Kamu mencari adikmu? kalian kan ada di kota yang sama. Mau bagaimana pun, mama tidak tega membiarkannya menderita sendirian di luar."

Meskipun merasa bersalah pada Kris, mama Kris masih berusaha untuk membiarkan anak-anak nya berdamai.

"Mama ingin aku mencari pemb*nuh itu?. Ma, perempuan gila itu bukan saudara kandungku. Itulah sebabnya dia berusaha membunuh kita untuk sebuah harta. Memangnya mama mau wanita gila itu menyakiti kita lagi?. Dari pada mencari dia, Kris lebih baik mencari kembaran Kris yang sebenarnya."

"Tapi,,, mama sudah membesarkannya selama 24 tahun sayang. Bagaimana mama bisa begitu saja melupakan kasih sayang itu?."

"Tapi perempuan itu bisa!. Mama jangan lupa, menurut penyelidikan, hilangnya saudara kandungku ada hubungannya dengan orang tua gadis itu ma." Kris mengingatkan mamanya agar tidak terlalu tertekan karena anak angkatnya itu.

Keluarga Kris telah lama mengetahui bahwa Salsha bukanlah saudara kandung Kris. Menurut penyelidikan, dia adalah anak seorang pembantu yang bekerja di kediaman mereka.

Tapi sayangnya, pembantu itu hanya menukar keduanya dan kemudian menjual adik kandung Kris kepada pedagang manusia.

15 tahun sudah keluarga Kris mencari keberadaan adiknya itu. Tapi, sampai sekarang masih belum juga menemui titik terang. Sayangnya hal itu di ketahui oleh Salsha, sehingga dia merancang sebuah pembunuhan agar seluruh harta orang tua Kris dapat jatuh ke tangannya.

"Kris ada keperluan lain, jadi, akan menutup telepon terlebih dahulu. Mama dan papa berhati-hatilah, Kris akan segera menyusul ke tempat kalian. Satu lagi, mungkin ini adalah panggilan yang dapat dilakukan untuk terakhir kalinya sebelum pemadaman listrik. Kris berharap kalian tidak terlalu cemas. Dah, ma."

Kris lalu mengakhiri panggilan mereka dan berbalik untuk masuk ke dalam apartemen.

"Orang tuamu?" Ucap Vivian yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan pintu balkon.

"Ya."

"Maaf, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian barusan. Jadi, apakah Salsha, adikmu itu benar-benar bukan saudara kandungmu?."

Vivian bertanya karena selama ini tidak ada pemberitaan yang memberitakan bahwa Salsha bukan saudara kandung Kris. Apalagi keluarga mereka cukup menjadi sorotan media karena Salsha merupakan seorang publik figur.

"Jangan membicarakan dia lagi. Lebih baik kita istirahat. Bukankah besok kita masih harus mencari perahu cepat?."

Kris lalu masuk dan langsung menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban Vivian. Saat ini, suasana hati pemuda itu sedang tidak baik.

.

.

"Kenapa berisik sekali di luar?"

Kris yang baru saja keluar dari kamarnya mendengar suara berisik yang berasal dari luar apartemen.

Vivian menoleh ke arah Kris. "Banjir sudah mulai merendam lantai 3."

"Begitu cepat?." kaget Kris.

"Ya. BTW aku sudah memasak sarapan di atas meja, Kamu cepat sarapan, aku akan menunggumu di ruang tamu. Semakin cepat kita keluar, maka masih akan mudah untuk mengumpulkan perbekalan."

"Baiklah, tunggu sebentar."

15 menit kemudian Kris dan Vivian sudah berada di tangga yang menuju lantai 3.

"Bagaimana cara kita menuju tempat kita menyembunyikan jetski?." Kris bingung melihat air yang semakin tinggi.

"Kamu tunggu di sini sebentar. Tadi pagi, aku sempat membeli perahu karet dari penghuni apartemen lainnya."

Setelah mengatakan hal tersebut, Vivian lalu naik ke lantai atas. Ketika ia memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang melihat, Vivian mengeluarkan perahu karet dan pompa angin dari ruang angkasa.

.

"Apakah kamu lama menunggu?." Vivian menyerahkan perahu karet kepada Kris.

Kris segera memompa perahu karet tersebut.

"Tidak juga. Ngomong-ngomong apakah kita masih akan menggunakan jetski?. Tapi aku tidak tahu apakah benda itu masih bisa di selamatkan atau tidak."

"Kita akan coba cek dulu, jika memang sudah tidak bisa di gunakan lagi, kita akan membongkar mesin jetski, barangkali bisa di gunakan di perahu karet ini." Vivian memberikan sebuah saran.

Karena jetski berada di dalam ruang milik Vivian, maka tentu saja kendaraan air tersebut tidak akan pernah mengalami kerusakan.

Tapi sayangnya Vivian bahkan tidak berani mengeluarkannya kendaraan tersebut secara terang-terangan di hadapan Kris.

"Sepertinya jetski kita di curi oleh orang lain." Kris kesal melihat tempat penyembunyian jetski nya telah kosong.

"Tidak apa, lagipula jika masih di biarkan berada di sini, benda itu akan rusak."

Tampak tempat yang sebelumnya di gunakan Kris dan Vivian untuk menyimpan kendaraan air mereka kini telah terendam air hingga hanya menyisakan celah sekitar 30 cm saja dari atap bangunan tersebut.

"Kalau begitu ayo kita segera pergi mencari perahu cepat. Dengan kondisi kendaraan kita yang sekarang, setidaknya di butuhkan waktu hingga tengah hari untuk mencapai tempat yang kita inginkan." Kris menganalisa waktu perjalanan mereka.

Kris dan Vivian mendayung perahu mengarungi banjir yang terus semakin tinggi. Sesekali, mereka akan melihat bangkai binatang dan jenazah manusia yang mengambang di permukaan air.

Mereka juga harus sangat berhati-hati agar tidak masuk ke dalam pusaran air seperti orang yang ada di depan mereka.

"Perhatikan pusaran airnya juga."

Kris ngeri melihat manusia hidup yang tiba-tiba menghilang tepat di depan matannya karena pusaran air.

Vivian juga mengangguk menyetujui perkataan Kris.

Kemarin, saat menggunakan jetski, mereka tidak perlu khawatir dengan pusaran air karena dapat menghindarinya dengan cepat.

Tapi sekarang situasinya sudah berbeda.

Mereka harus extra hati-hati untuk menghindari pusaran air yang terkadang muncul secara tiba-tiba.

"Bagaimana jika kita juga sambil mengumpulkan perbekalan. Mengingat perjalanan kita masih sangat jauh. Apalagi dengan kondisi yang kita saja masih belum terlalu yakin ke mana arah jalannya."

"Ide yang bagus. Kalau begitu kita akan berhenti di gedung yang ada di depan sana." Kris menunjuk sebuah gedung yang sebelumnya terkenal karena menjadi tempat perusahaan investasi.

.

"Pecahkan kaca jendelanya." Vivian mengeluarkan batangan besi setebal lengan bayi dengan panjang 50 cm dari ruang tanpa di ketahui oleh Kris.

"Dari mana kamu mendapatkan benda ini?."

"Sudah, gunakan saja jangan banyak bertanya."

PRANK...

Kaca jendela yang berada di lantai lima itu pecah dengan sekali hantaman dari besi yang di ayunkan oleh Kris.

"Sepertinya sekarang kekuatanku semakin besar saja. Kaca dengan ketebalan ini sebenarnya mampu aku pecahkan dengan sekali pukulan." Ucap Kris yang merasa bangga dengan kekuatannya sendiri.

"Jika memang kekuatanmu bertambah besar, kenapa tidak kamu lelehkan saja kaca itu, malah membuat keributan yang begitu besar."

TAP

Vivian dengan gesit masuk ke dalam gedung.

"Jangan mengejekku. Aku tahu bahwa aku malas berlatih di waktu senggang. Tapi bukankah aku termasuk manusia yang paling awal dalam membangkitkan kemampuan? Ingat?."

Kris menyusul Vivian masuk ke dalam gedung.

Namun sebelum itu, Kris meraih perahu karet dan mengempiskannya kembali agar mudah di bawa berkeliling.

"Aku akan mencari dari lantai 25 ke atas."

Setelah meninggalkan kata-kata itu, Vivian langsung beranjak pergi tanpa menoleh kembali ke arah Kris.

"Tunggu!."

Kris yang masih sibuk dengan perahu karetnya merasa menyesal tidak bisa mengumpulkan persediaan bersama dengan Vivian.

"Sudahlah, lagipula kita masih berada di gedung yang sama."

Kris juga segera menjelajahi setiap lantai yang menjadi bagiannya untuk mengumpulkan perbekalan.

1
RJ 💜🐑
suka sama ceritanya
Roditya: Terimakasih 🥰
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Tri Yuliyandari
semangat thor...yg penting konsisten upnya
SugaWife
next
pineeuid_
ditunggu update selanjutnya thor!
pineeuid_
gimana mau bantuin orang, bantu diri sendiri aja masih susah
pineeuid_
kuatkan dirimu kris. harus siap membunuh kalau tidak mau dibunuh duluan. nyawa manusia tidak begitu berarti di akhir dunia./Frown/
pineeuid_
heleh. pas anaknya bunuh orang, diem aja. giliran anaknya yg dibunuh, sok²an bawa² hukum/NosePick/
SugaWife
next
pineeuid_
bagus banget!!!/Heart/
pineeuid_
kris ini harus bener² bisa mengeraskan hatinya perlahan. dan ini adalah pelajarannya. supaya dia tau, orang² seperti itu tidak layak dipertahankan. hanya akan menambah masalah.
pineeuid_
apakah Peter bakalan jd MLnya? /Applaud/
pineeuid_
huhuhu kasian sih tapi ya dah nasib/Sweat/
pineeuid_
ayah bayinya kah?
pineeuid_
jangan bilang kris dan vivian saudara?!/Scare/
deria
bantai aja manusia tak tau diri padahal masih sehat bisa cari perbekalan malah ngejarah emang dasarnya penjahat semua tuh orang2 gak mau rugi malah rugiin orang lain😤
SugaWife
next
Ddyat37 Del*
💪💪💪💪💪😘😘🥰🥰🥰
RJ 💜🐑
semangat buat karyanya thor, ceritanya sangat bagus ❤🤗🤗👍🏻
Dhian Jamaluddin
lanjutkan tro 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!