Mendapat kabar akan kematian kekasihnya membuat Lucy Hart hancur. Dunianya mendadak gelap, dia jatuh ke dasar yang paling dalam namun seseorang, menariknya dari tempat gelap itu. Jared Levin, adalah sahabat baik kekasih Lucy. Dia telah bersumpah pada Daniel untuk menjaga dan mencintai Lucy. Dia selalu ada untuk Lucy bahkan ketika Lucy mengalami kecelakaan yang membuatnya mengalami kelumpuhan, Jared selalu ada untuknya. Dapatkah Lucy melihat ketulusan Jared dan melupakan kekasihnya yang telah pergi dan ketika Jared memutuskan kembali ke Amerika, apakah Lucy akan mencegahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Jahat
Dering ponsel yang berbunyi membangunkan Lucy dari tidurnya. Lucy merasa seseorang berada di sisinya. Namun, kedua matanya terasa berat untuk dibuka.
Tangan yang menyentuh dahinya terasa sejuk. Lucy kembali tertidur tanpa memperdulikan dering ponselnya.
Jared mematikan benda itu supaya tidak mengganggu Lucy. Dia tidak peduli dari siapa, yang dia khawatirkan hanyalah keadaan Lucy.
Yang menghubungi Lucy adalah pelatihnya. Hari ini Lucy tidak datang jadi dia mencoba mencari tahu apa yang membuat Lucy tidak melakukan latihannya. Waktu yang dia miliki tentu saja sudah tidak banyak dan dia tidak mau Lucy melakukan sebuah kesalahan ketika pertunjukan terjadi.
Dia kembali menghubungi Lucy karena dia harus tahu apa yang terjadi dengannya tapi seorang laki-laki yang menjawab panggilan itu.
“Lucy sedang demam!” Jared langsung memberitahu tanpa basa-basi.
“Oh, katakan padanya untuk datang melakukan latihan jika dia sudah sembuh.”
“Akan aku sampaikan!” Jared memandangi Lucy dan kembali menyentuh dahinya.
Sang pelatih melangkah pergi sambil mengucapkan sesuatu. Hal itu didengar oleh Ana dan kelompoknya. Lucy sedang sakit? Ekspresi wajah Ana terlihat sedikit berubah. Kenapa wanita itu tidak juga mati?
“Padahal Lucy sudah tidak begitu serius tapi kenapa dia masih dipertahankan?” Mereka mulai membicarakan Lucy. Bagi mereka Ana lebih pantas menjadi pemeran utamanya.
“Hei, jangan berbicara seperti itu!”
“Percayalah, Ana. Kau yang paling cocok sedangkan Lucy seharusnya menjadi pemeran pengganti tapi pelatih justru lebih memilih dirinya. Pasti Lucy menyogoknya dengan uang oleh karena itulah pelatih bersikeras menjadikan Lucy sebagai pemeran utamanya.”
“Benar. Kita semua tahu, kau lebih cantik daripada dirinya dan kau lebih berbakat. Jika bukan karena disogok, aku berani bertaruh, Lucy tidak mungkin mendapatkan peran itu!”
Hasutan itu membuat hati Ana panas. Jangan-jangan yang dikatakan oleh mereka adalah benar. Seharusnya orang-orang waktu itu sudah menyingkirkan Lucy tapi kenapa sampai saat ini dia tidak mendapatkan kabar sama sekali dari mereka?
Aneh. Dia telah membayar mereka dengan mahal untuk mematahkan kaki Lucy tapi sampai sekarang kedua preman itu tidak terlihat sama sekali.
Karena penasaran, Ana menghampiri sang pelatih yang sedang bersiap-siap sebelum memulai latihan mereka. Dia ingin tahu, Lucy sakit apa. Bisa saja kedua preman itu sudah berhasil mematahkan kaki Lucy.
“Mam, aku dengar Lucy sedang sakit. Apa itu benar?” Tanyanya basa-basi.
“Ya, seseorang berkata demikian. Kenapa?”
“Aku hanya ingin tahu saja, Lucy sakit apa?” semoga saja kedua kaki Lucy benar-benar telah dipatahkan. Dia sangat mengharapkan hal itu.
“Hanya demam biasa saja dan dia akan kembali berlatih setelah sembuh. Sekarang kembalilah ke kelompokmu dan berlatihlah dengan keras. Meski kalian hanya pendamping tapi kalian tidak boleh membuat kesalahan!”
“Mam, kenapa tidak Ana saja yang menjadi pemeran utamanya,” para Ballerina yang mendukung Ana menghampiri. Mereka juga tidak begitu menyukai Lucy.
“Kita sudah membahas masalah ini dan aku selalu berkata, Ana belum bisa menjadi pemeran utama. Keputusanku untuk menjadikan Lucy sudah bulat. Tunjukkan kemampuan kalian dan kemungkinan tahun depan, Ana memiliki kesempatan,” yang diucapkan tentu saja tidak salah tapi perkataan sang pelatih justru menyinggung perasaan Ana.
Dia dianggap tidak lebih baik daripada Lucy. Padahal dia memiliki cita-cita untuk bersinar di panggung dan ini adalah kesempatannya. Akan tetapi, semua itu direbut oleh Lucy.
Sepertinya dia harus membuat rencana lain untuk menghancurkan karier Lucy untuk selamanya. Jika kedua preman itu memang sudah gagal, maka dia harus merencanakan rencana yang jauh lebih baik lagi.
***
Lucy kembali terbangun ketika Jared menyeka dahinya. Dia merasa sedikit lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lucy hendak bangun. Akan tetapi, Jared mencegahnya.
“Tidurlah lagi.”
“Jam berapa sekarang?” Lucy mencoba meraba ponsel yang ada di atas meja.
“Jam 7, kenapa?”
“Oh, tidak. Aku harus pergi melakukan latihan,” Lucy kembali mengangkat tubuhnya tapi dia kembali berbaring karena tak memiliki tenaga.
“Aku sudah mengatakan jika kau sakit.”
“Apa?” Lucy memandangi Jared dengan tatapan sayu.
“Seseorang menghubungi dan aku sudah mengatakan jika kau sedang sakit.”
“Apa itu dari pelatihku?”
“Sepertinya, aku tidak terlalu memperhatikan.”
“Baiklah. Apa kau berada di sini seharian?”
“Bagaimana menurutmu, Lucy. Apakah aku akan pergi melihat keadaanmu seperti ini?”
“Aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau pikirkan, Jared!” Lucy memandangi langit ruangan. Pria aneh itu benar-benar sulit dimengerti.
“Tidak perlu banyak berpikir. Jalani saja apa yang ada. Aku telah membuatkan bubur untukmu jadi makanlah selagi hangat.”
Lucy tersenyum getir. Membuatkan bubur? Pria aneh itu sampai rela melakukan hal seperti itu.
“Kau benar-benar pria yang aneh!” Lucy menutupi matanya dengan lengan.
“Tidak perlu memuji. Makan buburnya sekarang!” Jared membantu Lucy untuk duduk dan setelah itu dia mengambil buburnya.
Lucy hanya memandangi, dia tidak menolak ketika Jared menyuapinya makan tapi bubur itu segera dia muntahkan padahal baru masuk ke dalam mulutnya.
“Kau gila. Berapa banyak garam yang kau masukkan?” Lucy menyeka mulutnya dengan terburu-buru. Rasa asinnya begitu luar biasa.
“Kenapa?” Jared mencicipi bubur pertama yang dia buat dan dia juga memuntahkannya. Sial. Ternyata terlalu banyak garam.
“Singkirkan itu, aku tidak mau!” Lucy segera meneguk air yang diberikan oleh Jared.
“Ck, aku akan meminta seseorang membelikan makanan untukmu!” Jared membawa bubur itu dan meninggalkan dirinya.
Lucy kembali berbaring, apakah ada orang setulus itu? Dia tahu tidak seharusnya dia merepotkan Jared. Dia jadi tidak sabar pertunjukannya cepat diadakan agar dia tidak merepotkan Jared lagi tapi di hari itu pula sebuah rencana telah dibuat untuk menyingkirkan dirinya
baru kali ini nama klan mafia agakkk lainn dan gimana gitu...
ternyata cuma sekedar kagum saja.
Jared kan sudah membantu dirimu yg ingin mati, makanya dia melempar dirimu.
ternyata diganti toh pemerannya 😂😂😂