NovelToon NovelToon
Pelarian Cinta Termanis

Pelarian Cinta Termanis

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Anandhita

Terjebak dalam badai cinta yang penuh intrik dan pengkhianatan, Rasmi dan Daud harus menghadapi ujian tak terduga ketika jarak dan pandemi memisahkan mereka.

Selang dua minggu pernikahan, Rasmi dan Daud terpaksa tinggal terpisah karena pekerjaan. Setelah dua tahun mengadu nasib di negeri seberang, Daud pun pulang ke Indonesia. Namun, sayangnya Daud kembali di tengah wabah Covid-19. Daud dan Rasmi pun tak dapat langsung bertemu karena Daud terpaksa harus menjalani karantina. Satu minggu berlalu, kondisi Daud pun dinyatakan positif covid. Rasmi harus kembali berjuang melawan rindu serta rahasia gelap di balik kepulangan sang suami.

Dalam konflik antara cinta, kesetiaan, dan pengkhianatan, apakah Rasmi dan Daud mampu menyatukan hati mereka yang terluka dan memperbaiki ikatan yang hampir terputus? Ataukah sebaliknya?

Temukan kisah mendebarkan tentang perjuangan cinta dalam novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Anandhita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Hanif

(Bab ini khusus part Hanif. Selamat membaca!)

......................

Hanif Ashari adalah laki-laki matang berusia 32 tahun, ia lahir dan besar di Kota Bandung. Sejak kecil, Hanif dikenal sebagai pribadi yang pendiam namun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Begitu mengenyam pendidikan, ia sudah gemar membaca buku dan majalah. Minatnya pada dunia jurnalistik muncul saat ia aktif sebagai editor majalah sekolah.

Hanif menyelesaikan pendidikan sarjananya di Jurusan Ilmu Komunimasi, Universitas Padjajaran, Bandung. Ia memilih jurusan tersebut karena bertekad mengasah kemampuannya dan mendalami dunia media. Selama kuliah, ia pun aktif di organisasi mahasiswa dan menjadi reporter di media kampus.

Tak ayal, Hanif pun menjadi salah satu mahasiswa paling populer dengan berbagai macam prestasi yang diraihnya. Banyak para mahasiswi yang terang-terangan mendekati, tetapi tak ada satu pun yang berhasil mencuri perhatian seorang Hanif.

Pernah suatu waktu ada seorang wanita cantik dari fakultas seni, bertubuh mungil, tetapi memiliki lekuk tubuh yang aduhai, mengajaknya berkenalan. Hanif mengiyakan. Namun, ketika wanita mungil itu tiba-tiba menyatakan perasaannya. Ia berkata, "Maaf, kamu terlalu sempurna buat aku," tolak Hanif saat itu.

Tentu itu hanya alasan Hanif semata, sebab tak lama setelah itu, ia langsung hilang tanpa jejak.

Adapula seorang dosen muda berstatus janda, wanita dewasa dan berpengalaman itu cukup cerdik mendekati Hanif. Ia tak langsung menyatakan perasaannya, tetapi secara perlahan melalui metode bimbingan langsung.

Mulanya, Hanif tak curiga, ia fokus belajar dan mengikuti arahan pembimbingnya itu. Meski pertemuan mereka sudah terbilang tak wajar karena tak jarang sang janda kembang meminta Hanif untuk datang ke sebuah kamar hotel.

Saat itu, Hanif menduga bahwa sang dosen memang tengah ada urusan di sana. Suda hal lumrah para pegawai mengadakan meeting di area perhotelan. Jadi, Hanif biasa-biasa saja.

Akan tetapi, pria itu mulai curiga, setelah pertemuannya yang ke sekian kali, sang dosen menyambut kedatangannya dengan tubuh berbalut lingerie seksi. Bukannya tertarik, Hanif justru lari tunggang langgang.

"Saya sudah paham dengan semua materi Ibu. Maaf, saya permisi!"

Entahlah, laki-laki itu terlalu fokus meng-upgrade dan memupuk kualitas diri hingga setelah lulus ia pun berhasil bekerja sebagai reporter magang di salah satu media online lokal di Bandung. Hanif kemudian mendapat kesempatan untuk menjadi reporter tetap di media pertelevisian nasional yang berbasis di Jakarta.

Jenjang karir Hanif yang terbilang sukses di usia muda itu berbanding terbalik dengan kisah asmaranya. Di beberapa kesempatan ia berremu dengan rekan kerjanya yang berprofesi sebagai editor berita, ialah Indurasmi. Wanita berparas cantik, pemilik lesung pipi yang menambah daya tarik, serta mudah berbaur dengan teman seprofesi. Hanif jatuh cinta pada pandangan pertama.

Ketika itu, Rasmi cukup sulit didekati. Namun, Hanif tak menyerah. Ia dekati kedua orangtuanya hingga restu dikantonginya.

Seiring berjalannya waktu, perjodohan dan pertemuan keluarga pun terlaksana. Namun, lagi-lagi Hanif gagal.

Ketika itu, Rasmi cukup sulit didekati. Ia seumpama burung merpati yang terbang tinggi di langit, jauh dari jangkauan. Bulunya yang putih bersih melambangkan hati yang tertutup, dan matanya yang tajam memancarkan aura dingin dan tak tertembus. Ia seolah-olah terbungkus dalam cangkang pelindung, tak ingin berbagi cerita atau membuka diri kepada pria mana pun.

Namun, di balik cangkang kerasnya, tersembunyi hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Seperti burung merpati yang setia pada pasangannya, Rasmi pun menyimpan cinta dan kesetiaan yang mendalam bagi orang-orang yang ia sayangi.

Hanif terlambat. Rasmi lebih dulu menjatuhkan hatinya pada pria lain. Kegagalan asmaranya itu membuat Hanif hancur dan terpuruk. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengundurkan dari kantor yang membesarkan namanya, pekerjaan yang ia perjuangkan dan tekuni.

Untungnya, selama Hanif melewati masa suramnya. Masih ada para sahabat yang setia memberinya dukungan. Salah satunya adalah Hendri.

Melihat potensi Hanif yang mumpuni di bidang jurnalistik, Hendri akhirnya merekomendasikan Hanif kepada perusahaan tempatnya bekerja. Salah satu media pertelevisian berpengaruh di tanah air.

Perlahan, Hanif bangkit, dan mulai melupakan bayang-bayang Rasmi. Meski tak sepenuhnya perasaan yang terlanjur mendalam itu sirna, tetapi Hanif bertekad menjadi lebih kuat dan sukses. Setelah itu, ia akan kembali memperjuangkan cintanya. Sekalipun bukan Rasmi orangnya, setidaknya Hanif sudah berusaha.

Atas kesabaran dan usahanya yang selama ini memantau Rasmi dari kejauhan, tepatnya Tomi sebagai jembatan informasi yang akurat. Hanif pun berhasil menemui wanita itu kembali. Namun begitu, tak ada sedikit pun niat buruk di hati Hanif. Hal itu dilakukannya karena ia ingin memastikan keadaan sang pujaan hati.

"Kupikir dia sudah bahagia, karena itu adalah masa depan yang dipilihnya sendiri. Tapi, aku melihat dengan mataku sendiri, mendengar langsung kalimat-kalimat menyakitkan yang si brengsek itu lontarkan padanya. Dia gak baik-baik aja, Hen. Dia ...." Hanif tak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya. Tenggorokannya lebih dulu tercekat. Ia menahan air yang menggenang di pelupuk mata.

Sementara Hendri hanya bisa terdiam, menyimak curhatan hati sang sahabat. Lebih tepatnya, ia bingung bagaimana menghadapi laki-laki yang sedang galau setengah mati seperti ini.

Pekerjaan mereka untungnya sudah selesai, Hendri pun lega karena Hanif tetap menjalankan tugasnya dengan profesional.

Angin sepoy-sepoy mendukung suasana sendu yang tercipta, berpadu dengan langit jingga yang menggantung di langit sana. Sementara dua gelas kopi hitam turut menemani obrolan mendalam keduanya. Hendri sengaja membawa Hanif ke sebuah warung kecil di pinggir danau, ingin menghibur.

Akan tetapi, justru langkahnya malah mendukung pergalauan ini.

Salah, nih, gue bawa ini anak kemari. Hendri bermonolog sambil sesekali membuang napas dan tangannya menepuk-nepuk pelan bahu Hanif.

"Sabar, Nif, sabar! Lo sama dia kayaknya emang gak jodoh." Hendri berdecak, lalu kembali membuang napas berat.

"Perasaan yang galau itu aku, Hen. Kenapa kelihatan kamu lebih tertekan?" celetuk Hanif. Dahinya mengernyit heran setelah berulang kali mendengar tarikan napas Hendri yang cukup mengganggu telinganya.

"He-he-he!" Hendri menggaruk kepalanya. "Namanya juga kebawa suasana, Nif. Jadi ... hati gue, tuh, kayaaaak ... eng ...."

"Kayak apa?" Hanif menaikan satu alisnya.

"Kayaaaak ...."

"Apa, sih, Hen?" Hanif mengubah posisinya menghadap Hendri.

"Kayak dinding hati yang teriris sembilu, patah bagai ranting yang kering, pecah seperti kaca yang retak. Oh, Hanif ... kau ibarat sang pengembar—"

Plak!

Hanif menggeplak kepala belakang sahabat karibnya itu.

"Punya sahabat gini amat, ya. Orang lagi galau bukannya kasih solusi malah dijadiin inspirasi bikin puisi! Pikasebeleun pisan!" gerutu Hanif.

"Oyyy, Nif! Tunggu! Ngapa pala gue digeplak, dah!" Hendri buru-buru bangkit dan mengejar Hanif. Namun, ia lebih dicegah Ibu Warung karena belum membayar dua gelas kopinya.

"Enak aja kagak mau bayar! Galau, sih, galau. Tapi jangan ngorbanin usaha gue doooong!" kata si pemilik warung.

1
Sunaryati
Suka, ini tak kasih bintang 5 , tolong up rutin
Sunaryati
Ceritanya bagus buat deg- degan bacanya, ikut merasakan sakit hati dan marahnya Rasmi. Lancarkan proses perceraian Daud dan Rasmi, Rasmi bisa mengamankan rumahnya dan jika perlu penjarakan Daud karena membawa uang dan perhiasan Rasmi serta menikah lagi tanpa izin istri pertama
Sunaryati
Segera terbongkar pengkhianatan Daud, shg ada alasan Rasmi menggugat cerai
Yuli
nyesek bgt thor 😩 tapi aku suka
Yuli
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!